Semangat Belajar Tidak Boleh Pudar karena Covid-19
Untuk mencegah penyebaran virus korona baru, aktivitas sekolah di Banda Aceh, Provinsi Aceh, diliburkan. Namun, siswa tetap belajar di rumah dan kegiatan belajar-mengajar dialihkan melalui daring.
Oleh
ZULKARNAINI
·4 menit baca
Untuk mencegah penyebaran virus korona baru, aktivitas sekolah di Banda Aceh, Provinsi Aceh, diliburkan. Namun, siswa tetap belajar di rumah dan kegiatan belajar-mengajar dialihkan melalui daring. Bagi siswa dan tenaga pendidik, sistem belajar daring adalah hal baru. Mereka pun menjalani dengan bahagia.
Kayyisah Khazimah (10), siswa kelas IV Madrasah Ibtidayah Negeri 5 Banda Aceh, Provinsi Aceh, terlihat serius mengamati layar laptop di rumahnya di Desa Doi, Kecamatan Ulee Kareng, Banda Aceh. Rabu (18/3/2020) pagi itu Kayyisah belajar menulis dan membaca bahasa Arab.
Hari-hari sebelumnya Kayyisah belajar di sekolah, tetapi sejak Selasa dia belajar di rumah. Sekolah diliburkan selama dua minggu karena wabah Covid-19. Guru wali kelasnya, Sejahtera Ali, setiap pagi mengirimkan video penjelasan materi pelajaran.
”Lebih suka belajar di sekolah, banyak teman, tapi seru juga belajar online di rumah,” kata Kayyisah.
Hari itu, Kayyisah didampingi ayahnya, Jamaluddin (40). Mereka mulai belajar pukul 10.30 setelah Jamaluddin merampungkan pekerjaan membuat kue basah. Jamaluddin menyempatkan diri mendampingi anaknya belajar karena video materi ajar dikirimkan ke grup Whatsapp beranggota orangtua siswa kelas IV.
”Coba Kakak baca ini, bisa enggak? Tulisan Arab Kakak, kok, jelek,” kata Jamaluddin mencandai anak sulungnya itu.
Setelah menyalin tulisan Arab ke buku catatan, Jamaluddin memfoto lembaran itu lalu mengirimkan ke grup wali murid. Para orangtua siswa yang lain juga mengirimkan gambar dan video anaknya sedang belajar.
Kini, selama aktivitas sekolah diliburkan, Jamaluddin punya rutinitas baru, yaitu mendampingi Kayyisah belajar, hal yang selama ini jarang dia lakukan. ”Paling tidak saya sekarang lebih akrab dengan anak,” kata Jamaluddin.
Penguatan guru
Di sebuah ruangan sanggar kegiatan belajar Banda Aceh, sebanyak 20 guru terlihat serius mengikuti penguatan sistem belajar daring. Mereka adalah perwakilan sekolah dasar di Banda Aceh. Setelah mengikuti pelatihan, guru-guru itu akan mengajarkan guru lain di sekolah masing-masing cara mengajar daring.
Para guru diajarkan cara menggunakan situs web www.ebelajar.banda.aceh.web.id sebagai ruang kelas daring. Situs ini dibangun oleh dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh, Ismul Huda.
”Mengajar menggunakan sistem daring sebenarnya sama dengan belajar di kelas. Kita hanya memindahkan ruang kelas ke situs ini,” kata Ismul.
Setiap guru diberikan akun untuk mengakses ke situs itu. Mereka membuat kelas-kelas di situs. Materi ajar, baik berupa teks, audio, maupun video, diunggah ke situs sesuai dengan kelas dan mata pelajaran. Nantinya siswa dapat mengunduh materi ajar tersebut untuk dipelajari di rumah.
Mengajar menggunakan sistem daring sebenarnya sama dengan belajar di kelas. Kita hanya memindahkan ruang kelas ke situs ini.
Guru dapat memantau siapa saja siswanya yang telah mengunduh materi ajar sehingga jika ada siswa belum mengunduh akan dihubungi melalui telepon. Komunikasi guru dengan orangtua siswa perlu dibangun.
Firli Rahmi, guru SDN 1 Banda Aceh, mengatakan sistem belajar daring merupakan hal baru bagi dirinya. Sehari sebelumnya, sebelum dilatih menggunakan situs, dia mengirimkan video materi ajar melalui Whatsapp wali murid. ”Awal-awal mungkin tidak mudah menggunakan situs ini, tetapi lama-lama terbiasa,” ujar Firli.
Di Banda Aceh, ada juga sekolah yang sudah menerapkan sistem belajar daring jauh sebelum libur sekolah karena Covid-19. Salah satunya SD 67 Percontohan. Sekolah ini memiliki situs learningsd67bna.mediadidik.com tempat siswa belajar di luar jam sekolah. Ketika pemerintah meliburkan sekolah selama dua pekan, SD 67 Percontohan dapat langsung menerapkan belajar daring.
Kepala Dinas Pendidikan Banda Aceh Saminan menyampaikan, saat sekolah diliburkan, pemerintah harus memastikan hak pendidikan siswa tetap terpenuhi. Oleh karena itu, belajar melalui daring menjadi jalan keluar agar siswa tetap bisa belajar.
”Ada beberapa guru yang panik karena belum terbiasa. Namun, secara umum guru-guru di Banda Aceh tidak mengalami kesulitan,” kata Saminan.
Para guru dilatih untuk mengajar lewat situs e-belajar. Saminan mengatakan, Covid19 jangan sampai menyerang semangat belajar siswa. Dalam keadaan seperti ini praktisi pendidikan harus berpikir kreatif dan inovatif agar pendidikan tidak ikut mati oleh ganasnya wabah korona.
Menurut Saminan, sistem belajar daring adalah sistem belajar masa depan. ”Mungkin ke depan pertemuan tatap muka di kelas akan dikurangi, diganti dengan belajar daring,” ujarnya.
Saminan meminta orangtua siswa terlibat aktif mendampingi anak untuk belajar di rumah selama sekolah diliburkan. Sebab, tanpa dukungan orangtua siswa, sistem belajar di rumah tidak akan berbuah hasil.
Di Aceh, belum ada warga yang terpapar virus korona baru. Namun, sebanyak 18 orang menjadi pasien dalam pengawasan dan 2 orang dalam pemantauan.