Temuan Pasien Postif Covid-19 Pertama, Pemprov Maluku Tetapkan Tanggap Darurat
Seorang pasien yang dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah dr Haulussy Ambon dinyatakan positif terinfeksi virus corona baru. Inilah temuan covid-19 pertama di Maluku, maka diberlakukan tanggap darurat.
Oleh
FRANSISKUS PATI HERIN
·3 menit baca
AMBON, KOMPAS - Seorang pasien yang dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah dr Haulussy Ambon dinyatakan positif terinfeksi virus corona baru. Inilah temuan covid-19 pertama di Maluku. Untuk menanggulangi penyebaran virus, Pemerintah Provinsi Maluku menyatakan dimulainya masa tanggap darurat selama 14 hari ke depan dan berpotensi diperpanjang lagi. Warga diminta tidak panik.
Penetapan masa tanggap darurat itu disampaikan oleh Sekretaris Daerah Provinsi Maluku Kasrul Selang dalam keterangan pers kepada awak media di Ambon, Minggu (22/3/2020). Kasrul antara lain didampingi oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Meikyal Pontoh dan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Maluku Djalaludin Salampessy.
Kasrul mengatakan, pasien yang positif mengidap covid-19 itu kini dalam perawatan. Hasil tes baru disampaikan pihak Laboratorium Kementerian Kesehatan pada Minggu pagi. Sebelumnya, status pasien sempat diturunkan dari pasien dalam pengawasan menjadi orang dalam pemantauan. "Kondisinya saat ini sangat baik. Sangat baik," ujar Kasrul meyakinkan awak media.
Setelah penanganan nanti, akan dilakukan pemeriksaan kembali untuk memastikan ada tidak virus corona dalam tubuhnya. Pasien tersebut merupakan warga Bekasi, Jawa Barat. Ia datang ke Ambon pada 14 Maret lalu. Lantaran mengalami pilek dan batuk, ia berinisiatif untuk memeriksa diri ke rumah sakit. Setelah mempelajari riwayat perjalanannya, dokter memutuskan untuk mengisolasi pasien itu.
Kondisinya saat ini sangat baik. Sangat baik (Kasrul Selang)
Setelah dinyatakan positif, tim bergerak cepat melakukan pelacakan terhadap orang-orang yang pernah terhubung dengan pasien itu. Hingga Minggu malam, tercatat jumlah orang dalam pemantauan terkait covid-19 di Maluku sebanyak 53 orang dan pasien dalam pengawasan sebanyak satu orang. Pelacakan akan terus dilakukan.
Dengan ada warga di Maluku yang positif covid-19, Pemerintah Provinsi Maluku langsung menetapkan masa tanggap darurat bencana selama 14 hari ke depan dan berpeluang diperpanjang lagi. Semua unsur di daerah seperti TNI, Polri, dan Basarnas akan terlibat dalam penanggulangan penyebaran virus ini. Pada Minggu malam, di Kantor Gubernur digelar rapat terkait tanggap darurat itu.
Sepanjang masa tanggap darurat, kegiatan belajar mengajar di sekolah dihentikan. Aktivitas di kantor pemerintahan juga dibatasi. Hanya pejabat struktural yang berkantor. Kasrul mengimbau agar masyarakat tinggal di rumah. Kegiatan yang melibatkan banyak orang sudah dihentikan. Satuan Polisi Pamong Praja, Polri, dan TNI akan melakukan patroli gabungan untuk mengawasi lokasi yang berpotensi terjadi keramaian.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Meikyal Pontoh berharap agar dengan adanya temuan kasus positif covid-19 di Maluku, itu dapat mempercepat pengadaan fasilitas untuk pemeriksaan sampling pasien. Pihaknya sudah mengajukan kepada pemerintah pusat namun belum ada jawaban. Ia sendiri tidak tahu kendalanya. "Di Papua kan sudah ada laboratorium untuk tes," ujarnya.
Sampling dari Ambon harus dikirim ke Jakarta. Dalam kasus positif covid-19 dimaksud, sampling dikirim enam hari lalu. Pontoh berharap agar Maluku diberi alat tes cepat yang baru saja dibeli pemerintah pusat dari luar negeri. Pihaknya sedang berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan.
Langkah konkrit
Ketua Komnas HAM Provinsi Maluku Benediktus Sarkol menilai belum ada langkah konkrit dari pemerintah daerah untuk melakukan penapisan. Di Bandar Udara Pattimura misalnya, penumpang dari luar daerah masih dibiarkan masuk tanpa melalui pemeriksaan yang ketat. Alat pendeteksi suhu tubuh yang yang terpasang di sana dianggap hanya formalitas.
Di jalanan Kota Ambon misalnya, warga masih lalu lalang dengan kendaraan bermotor maupun berjalan kaki. Benediktus mendorong pemerintah untuk menertibkan warga yang masih berkumpul di sejumlah rumah kopi dan cafe. "Ambon ini kota kecil dan padat sehingga bakal dengan mudah bagi virus untuk menyebar. Ketegasan dan keseriusan pemerintah sangat dibutuhkan," ujarnya.