Generasi milenial diminta mengambil bagian dalam pencegahan penyebaran wabah Covid-19 dengan mengganti ruang komunikasi fisik dengan ruang maya.
Oleh
DIONISIUS REYNALDO TRIWIBOWO
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Generasi milenial diminta mengambil bagian dalam pencegahan penyebaran wabah Covid-19 dengan cara mengganti ruang komunikasi fisik dengan ruang maya. Meski memiliki daya tahan tubuh lebih kuat dibanding kelompok usia lanjut, generasi milenilal bisa jadi pembawa virus korona baru yang bisa menularkan penyakit itu ke orang lain.
Staf Khusus Milenial Presiden, Adamas Belva Syah Devara, mengungkapkan dalam pembatasan sosial ruang gerak generasi milenial di luar rumah menjadi terbatas. Karena terbiasa bergerak, generasi milenial menjadi rentan terhadap problem mental seperti depresi, merasa kesepian, dan masalah lainnya.
“Meski menjaga jarak secara fisik, kita masih bisa dan wajib melakukan tindakan sosial dengan memanfaatkan teknologi yang ada, seperti konferensi telepon untuk saling memeriksa teman-teman,” kata Belva, pada konferensi pers di Jakarta, Senin (23/3/2020).
Pendiri aplikasi Ruang Guru itu melihat generasi milenial bisa menghabiskan waktu berjam-jam bersama teman-teman bermain game sambil ngobrol di dunia maya. "Kita harus bisa menahan diri untuk keluar rumah jika tidak mendesak, karena generasi milenial menjadi kelompok umur paling besar tertular (Covid-19) meski tidak memiliki gejala," tegas Belva.
Belva mengambil contoh di Korea Selatan, ratusan ribu orang yang melakukan tes dan hasilnya terdapat 25.000-300.000 orang positif korona. Hasil tes tersebut menunjukkan 30 persen kasus positif pada orang dengan usia 20-29 tahun.
“Ini tiga kali lebih besar daripada grup selanjutnya atau age group selanjutnya, 30-39 (tahun) dan dua kali lebih besar daripada kelompok usia 40-49 (tahun). Jadi mayoritas itu sebenarnya yang sakit itu anak muda,” kata Adamas.
Kita harus bisa menahan diri untuk keluar rumah jika tidak mendesak, karena generasi milenial menjadi kelompok umur paling besar tertular (Covid-19) meski tidak memiliki gejala.
Meski tidak memiliki gejala, kelompok usia muda masih tetap bisa menginfeksi ke orang-orang rentan seperti kelompok lanjut usia atau mereka yang memiliki penyakit penyerta.
Hal itu juga dipertegas juru bicara pemerintah untuk penanganan Covid-19, Achmad Yurianto. Ia menjelaskan, dari data global menunjukkan bahwa kelompok usia muda memiliki daya tahan lebih baik dibandingkan mereka yang berusia lanjut.
Meskipun daya tahan tubuh lebih baik, lanjut Yurianto, bukan berarti kelompok yang usia muda ini tidak bisa terpapar. Bahkan, generasi milenial ini bisa terpapar tanpa gejala dan menjadi salah satu faktor cepatnya penyebaran ke orang lain karena tidak melakukan isolasi diri.
“Jadi pembatasan sosial itu untuk semua orang tidak melihat muda dan tua, semua harus ambil bagian bersama pemerintah menghentikan penyebaran wabah ini,” kata Yurianto.
Pendidikan di rumah
Dengan adanya pembatasan sosial, maka orangtua diminta untuk membangun aktivitas bersama, khususnya aktivitas pendidikan. Apalagi selama sekolah diliburkan banyak orangtua khawatir dengan pencapaian pendidikan anaknya.
Psikolog dari Universitas Indonesia, Rose Mini Agoes Salim, mengungkapkan, berada di rumah bukan berarti libur. Orangtua harus memastikan rutinitas sehari-hari harus tetap dijalankan dan dijadwalkan hanya saja diganti dengan kegiatan di dalam rumah.
“Kalau biasa bangun pagi sekolah maka setiap pagi harus bangun, jadi yang diubah hanya soal proses belajar mengajarnya saja, orangtua bisa berkonsultasi dengan guru via telepon sehingga anak bisa tetap belajar, apalagi sekarang bisa menggunakan aplikasi,” katanya.
Rose menjelaskan, khusus untuk anak dengan umur di bawah lima tahun atau tiga tahun, orangtua harus bisa menjelaskan kepada mereka alasan tetap berada di dalam rumah. Adapun anak dengan umur sekolah dasar dan seterusnya harus diajak berdiskusi.
“Kalau dengan anak kecil bisa menggunakan boneka misalnya untuk memberikan pejelasan. Sementara kalau untuk yang umur sekolah dasar hingga seterusnya bisa ditanya dulu pemahaman mereka soal korona, jadi ada diskusi,” kata Rose.