Cegah Penyebaran Covid-19, Pemkot Surabaya Sterilkan Semua Kendaraan di Perbatasan
Upaya Pemerintah Kota Surabaya untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19 semakin gencar. Kali ini, dengan membuka 19 posko di wilayah perbatasan untuk melakukan sterilisasi terhadap seluruh kendaraan dan orang.
Oleh
AGNES SWETTA PANDIA
·4 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Upaya Pemerintah Kota Surabaya untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19 semakin gencar. Kali ini, antisipasi dilakukan dengan membuka 19 posko di sejumlah lokasi di wilayah perbatasan untuk melakukan sterilisasi terhadap seluruh kendaraan dan orang yang hendak masuk ke kota berpenduduk 3,3 juta jiwa ini.
Posko di 19 lokasi itu melibatkan sejumlah instansi, dengan tugas utama melakukan sterilisasi terhadap orang dan juga kendaraan dengan menyemprotkan disinfektan sebelum masuk ke wilayah Kota Surabaya. Dengan demikian, seluruh kendaraan yang masuk ke arah kota sudah steril dari virus korona.
Kepala Dinas Perhubungan Kota Surabaya Irvan Wahyudrajat menjelaskan, pembukaan posko di 19 lokasi itu atas arahan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini. Posko akan melibatkan dinas perhubungan, BPB Linmas, dinas kesehatan, perpustakaan, kecamatan dan kelurahan, serta kepolisian.
”Tugasnya, melakukan penyemprotan ke semua kendaraan yang akan masuk ke arah kota. Sementara penyemprotan saat melintas. Tetapi, ke depan, pengemudi dan penumpang harus masuk ke bilik sterilisasi yang disediakan di posko-posko tersebut,” tutur Irvan saat mempersiapkan jajarannya untuk melakukan penyemprotan, Sabtu (28/3/2020).
Untuk itu, setiap posko akan dilengkapi dengan tenda, bilik sterilisasi, profil tank, dan wastafel portabel serta hand sanitizer (cairan pembersih tangan). Hingga saat ini, fasilitas tersebut masih dibangun dan segera beroperasi. Sepekan ini semua fasilitas itu terus dibangun di 19 posko tersebut.
Begitu siap beroperasi, selama 24 jam posko akan dijaga petugas gabungan dan dibagi dalam 3-4 shift. Petugas akan berjaga dan melakukan penyemprotan selama 24 jam nonstop. Sementara ini belum dilakukan 24 jam penuh karena seluruh fasilitas masih dibangun. Bagi fasilitas yang sudah lengkap, langsung diterapkan siaga 24 jam.
Tugasnya, melakukan penyemprotan ke semua kendaraan yang akan masuk ke arah kota. Sementara penyemprotan saat melintas. Tetapi, ke depan, pengemudi dan penumpang harus masuk ke bilik sterilisasi yang disediakan di posko.
Ke-19 posko di wilayah perbatasan itu adalah Stadion Gelora Bung Tomo (Pakal), Terminal Tambak Oso Wilangun (Benowo), Dupak Rukun (Asemrowo), Kodikal (Pabean), Mayjen Sungkono di rumah pompa (Dukuh Pakis), Gunungsari (Jambangan), Kelurahan Kedurus (Karang Pilang), Masjid Agung (Gayungan), Jeruk (Lakarsantri), dan Driyorejo.
Selanjutnya, di Terminal Benowo (Pakal), Tol Simo (Sukomanunggal), samping Cito (Dishub), Jalan MERR (Gunung Anyar), Suramadu (Kenjeran), Rungkut Menanggal, Wiguna Gunung Anyar Tambak, Margomulya (Tandes), dan Pondok Chandra.
Irvan memastikan bahwa langkah antisipasi ini untuk penapisan (screening) awal pencegahan virus Covid-19 yang mungkin berasal dari luar wilayah lain. Terutama yang sumbernya dari pengendara luar daerah. ”Tujuannya memang untuk memastikan bahwa pengendara yang masuk ke arah kota sudah dalam kondisi steril,” ujarnya.
Sebenarnya, penapisan atau penyemprotan itu sudah dimulai sejak Jumat (27/3/2020). Namun, masih di dua lokasi, yaitu kawasan frontage road atau Bundaran Waru dan Exit Tol Bundaran Waru. ”Mulai hari ini kita coba serentak,” ucapnya.
Irvan menambahkan, pada saat dilakukan penyemprotan, tim gabungan juga memberikan sosialisasi kepada pengendara, termasuk imbauan kebijakan jaga jarak dan imbauan untuk selalu rutin cuci tangan serta menjaga kebersihan.
”Kami selalu ajak semuanya untuk bersama-sama menjaga kebersihan dan bersama-sama melawan Covid-19 ini,” ujarnya.
Jaga kebersihan
Sementara itu, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini terus mengajak seluruh warga untuk bersama-sama melawan penyebaran virus korona. Salah satunya, dengan upaya preventif menjaga kebersihan dan kesehatan. Karena itu, Pemerintah Kota Surabaya menyediakan berbagai fasilitas publik untuk masyarakat sebagai langkah pencegahan tersebut.
Hingga saat ini sudah 634 wastafel portabel dari target 1.000 yang dilengkapi sabun dan tisu telah terpasang di sejumlah lokasi di Kota Surabaya. Selain itu, lebih dari 60 bilik sterilisasi disinfektan juga terpasang di kantor-kantor pelayanan publik dan fasilitas umum. Karena itu, ia mengajak seluruh masyarakat turut serta menjaga fasilitas tersebut.
Terhadap semua fasilitas itu, Risma meminta kepada warga Surabaya, yang berjumlah sekitar 3,3 juta jiwa, agar ikut memanfaatkan sekaligus merawat. ”Jika ada wastafel, sabun, cairan, atau airnya habis, silakan laporkan ke 112 agar segera dilengkapi,” ujarnya.
Risma memastikan layanan command center 112 gratis atau tidak dipungut biaya sepeser pun. Untuk itu, masyarakat tidak perlu khawatir dan takut untuk menggunakan layanan 112 tersebut. Meski begitu, pihaknya juga menyampaikan permohonan maaf karena jumlah petugas di lapangan saat ini diminimalkan untuk mencegah penyebaran Covid-19.
”Petugas kami sebagian besar harus dikurangi untuk menjaga jarak. Karena itu, saya mengajak semuanya agar turut serta saling menjaga jarak lebih dari 1 meter. Dengan pertimbangan bahwa lebih dari 1 meter, kuman atau virus akan mati sehingga tidak mudah saling menulari,” tuturnya.
Wali kota perempuan pertama di Surabaya ini pun kembali mengajak seluruh warga ”Kota Pahlawan” agar turut serta membantu pemerintah dalam upaya preventif melawan penyebaran Covid-19. Masyarakat bisa membantu Pemkot Surabaya dengan cara melaporkan ke 112 jika menemukan wastafel portabel atau bilik disinfektan yang tidak berfungsi.