Dukungan Mengalir untuk Atasi Covid-19
Kolaborasi semua pihak amat penting untuk menghentikan pandemi Covid-19. Usulan karantina berbasis pulau mengemuka di tengah meluasnya penyebaran penyakit itu.
Kolaborasi semua pihak amat penting untuk menghentikan pandemi Covid-19. Usulan karantina berbasis pulau mengemuka di tengah meluasnya penyebaran penyakit itu.
JAKARTA, KOMPAS — Dukungan dalam berbagai bentuk dari masyarakat sampai perusahaan terus mengalir dalam upaya memenangi pertempuran melawan Covid-19 yang semakin meluas di Indonesia. Namun, di tengah inisiatif itu, pemerintah juga didorong untuk menyediakan informasi memadai mengenai kebutuhan dan lokasi yang bisa dibantu masyarakat.
Laporan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 menunjukkan, hingga Sabtu (28/3/2020), wabah sudah menyebar di 29 provinsi di Indonesia dengan 1.155 orang terinfeksi, 59 sembuh, dan 102 meninggal. Angka ini bertambah signifikan dibandingkan dengan sehari sebelumnya, yakni 1.046 kasus positif, 46 orang sembuh, dan 87 meninggal.
Dalam kondisi seperti ini, di sejumlah daerah muncul inisiatif warga menjaga komunitas dari paparan virus korona baru penyebab Covid-19. Di Surabaya dan Tulungagung, Jawa Timur, warga bergotong royong membuat disinfektan dan cairan pembersih tangan. Ada pula warga yang membuat bilik penyemprot disinfektan di depan kompleks perumahan.
Beberapa desa di Kabupaten Malang membentuk satuan tugas pencegahan penyebaran Covid-19 dengan melibatkan perangkat desa, RT, dan RW. Desa-desa di Kabupaten Karo, Sumatera Utara, menunda upacara adat dan kegiatan yang melibatkan pengumpulan massa. Beberapa kampung di Sleman, DI Yogyakarta, membuat karantina kampung untuk mengawasi masuk-keluarnya warga, terutama dari luar daerah yang dikhawatirkan membawa virus korona.
Individu dan perusahaan juga menyumbangkan dana dan alat pelindung diri untuk petugas medis.
Kemarin, sejumlah jaringan hotel di Indonesia bekerja sama dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menyiapkan akomodasi sementara bagi tim medis dan Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19. Saat ini disiapkan hotel untuk menampung 1.100 tenaga medis. Pemerintah membayar sewa hotel, tetapi dengan tarif lebih murah dari tarif normal.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio menuturkan, hotel yang dipilih bisa mengikuti prosedur sesuai dengan rekomendasi Kementerian Kesehatan. Prosedur itu antara lain penyemprotan disinfektan rutin, sanitasi memadai, dan pembatasan fisik di semua ruang.
Kolaborasi komunitas
Ketua Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Doni Monardo mengatakan, dukungan setiap pihak untuk menangani Covid-19 terus mengalir. ”Jadi, tidak hanya di tingkat pusat, tetapi juga di tingkat provinsi, kabupaten, kota, kecamatan, kelurahan, desa, bahkan RT dan RW. Kita harus yakin ini bisa diatasi manakala kita disiplin dan berbagi, menolong, serta membantu,” kata Doni.
Menurut Juri Ardiantoro, Pelaksana Tugas Deputi IV Bidang Komunikasi Politik dan Diseminasi Informasi Kantor Staf Presiden, pencegahan dilakukan antara lain dengan saling mengingatkan jaga jarak, menyumbangkan alat kesehatan ataupun tenaga, dan membantu warga yang kesulitan memenuhi kebutuhan hidup akibat pandemi.
Pengajar Sekolah Tinggi Hukum Indonesia Jentera, Bivitri Susanti, menilai, peran masyarakat sipil dalam penanganan Covid-19 sudah berjalan. Kelompok masyarakat sipil, baik berbasis keagamaan, pendidikan, maupun individu, melakukannya secara swadaya atau gotong royong.
Mereka, menurut dia, memerlukan informasi yang cukup, tidak hanya mengenai Covid-19, tetapi juga mengenai kebutuhan yang dapat dibantu. ”Pemerintah semestinya membuat semacam pusat informasi, misalnya jumlah kekurangan alat pelindung diri di rumah sakit. Saat ini, yang punya informasi pemerintah. Masyarakat sipil saat ini lebih mengandalkan kenalan saja,” kata Bivitri.
Karantina pulau
Kemarin, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memperpanjang masa tanggap darurat Covid-19, dari 5 April menjadi 19 April 2020. Kegiatan bekerja dari rumah untuk aparatur sipil negara berlanjut, begitu pula dengan kegiatan belajar-mengajar. Penutupan tempat wisata juga diperpanjang.
DKI Jakarta memiliki jumlah kasus positif Covid-19 terbanyak di Indonesia, yakni 427 kasus, diikuti Jawa Barat 119 kasus, dan Banten 103 kasus.
Di tengah semakin luasnya penyebaran Covid-19 ke sejumlah provinsi, ahli epidemiologi Universitas Indonesia, Pandu Riono, menilai, Indonesia sudah terlambat untuk menjalankan karantina wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi. ”Virus sudah ke daerah-daerah di Pulau Jawa seiring pergerakan orang. Anjuran membatasi pergerakan orang gagal karena orang sudah mudik,” tuturnya.
Menurut Pandu, pilihan yang bisa dilakukan adalah melakukan karantina wilayah per pulau. Tidak hanya orang dari Jabodetabek, masyarakat dari wilayah lain di Jawa juga harus dibatasi bepergian ke pulau lain atau sebaliknya.
Ia mengingatkan, pembatasan pergerakan orang merupakan kunci mencegah penularan Covid-19 lebih luas. Tanpa pembatasan fisik, daya dukung kesehatan Indonesia tidak akan sanggup lagi melayani pasien.
Menanggapi usulan karantina wilayah, Juri Ardiantoro mengatakan, keputusan karantina wilayah perlu menunggu peraturan pemerintah yang saat ini tengah disusun sebagai turunan dari UU No 6/2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan.
Sementara itu, terkait pembatasan fisik, Kepala Badan Pemelihara Keamanan Polri Komisaris Jenderal Agus Andrianto mengatakan, Polri terus menyosialisasikan agar warga menghindari kerumunan massa. Selain itu, masyarakat juga diimbau tidak melakukan perjalanan atau pergi keluar rumah jika keadaan tidak mendesak.
Di Jakarta kemarin para pemuka agama mengimbau umat menjalankan pembatasan sosial dengan beribadah di rumah. Para pemuka agama ini meliputi perwakilan dari Majelis Ulama Indonesia, Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia, Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia, Konferensi Waligereja Indonesia, dan Parisada Hindu Dharma Indonesia.
Sekretaris Komisi Fatwa MUI Asrorun Ni’am Sholeh menuturkan, pembatasan sosial bukan berarti pelarangan ibadah di masjid. Justru di tengah wabah Covid-19, umat Islam diminta meningkatkan ibadah dalam bentuk ikhtiar batin di rumah. ”Tidak berkerumun dan menjaga jarak adalah kontribusi kita untuk menyelamatkan jiwa. Silakan beribadah di rumah,” ucapnya.(IDO/TAN/ICH/BOW/NAD/AIK/BRO/ETA/WSI/NCA/DIA)