logo Kompas.id
Pagebluk
Iklan

Pagebluk

Petang itu hujan terus turun sampai malam. Sedikit reda, menderas lagi. Begitu beberapa kali. Hingga esok paginya, tanah-tanah menjadi gembur, pohon-pohon beraroma basah, dan setiap benda di bawah atap jadi berembun.

Oleh
Mashdar Zainal
· 6 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/tqdTLOLBilagPyAbVtROdnxSrDA=/1024x1448/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F04%2F13%2F015766d2-7548-4877-a2eb-6d6ce87c354c_jpg.jpg

Ibu menerakan hujan pada Jumat petang itu sebagai sebuah firasat. Setelah hampir sebulan hujan tidak turun, sore itu alam seperti menumpahkan dendam. Jumat yang hening. Seakan tidak ada pergerakan apapun di muka bumi ini. Sejak pagi matahari seperti sedang bermain petak umpet. Sedikit cahaya muncul, lalu redup lagi. Terang lagi, redup lagi. Sekitar pukul lima petang, langit rata menjadi gelap. Seolah langit kematian listrik. Tanpa diawali gemuruh, air dari langit luruh begitu gegas. Seperti bongkahan kerikil yang dilemparkan pakai ketapel. Suara di atap bergemeletap.

Ibu berdiri dari balik jendela, dan berkata pada dirinya sendiri, ”Hujan hari ini tidak seperti biasanya.”

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000