Industri Otomotif Bersiap Respons Permintaan Ventilator dari Pemerintah
Sejumlah pemain besar industri otomotif bersiap merespons permintaan pemerintah untuk memproduksi ventilator dan respirator dalam jumlah besar dan dalam waktu cepat guna menolong korban Covid-19.
Oleh
Dahono Fitrianto
·5 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Sejumlah pemain besar industri otomotif bersiap merespons permintaan pemerintah untuk memproduksi ventilator dan respirator dalam jumlah besar dan dalam waktu cepat guna mengantisipasi kebutuhan besar dua peralatan tersebut buat merawat penderita Covid-19. Mereka saat ini mulai melihat berbagai kemungkinan pengalihan proses produksi dan pasokan komponen walau memang ada sejumlah kendala yang belum terjawab.
Yulian Karvili, Public Relations Manager PT Honda Prospect Motor (HPM), selalu agen pemegang merek mobil Honda di Tanah Air, mengakui, ada permintaan produksi peralatan, seperti ventilator, dari Kementerian Keuangan. Meski demikian, belum ada petunjuk teknis detail terkait permintaan tersebut. ”Yang saya pahami permintaan justru datang dari Kemenkeu, tetapi juknisnya belum ada,” tutur Yulian di Jakarta, Minggu (5/4/2020).
Meski demikian, internal PT HPM saat ini tengah mempelajari apa saja yang mungkin dilakukan untuk memenuhi permintaan tersebut. ”Kalau ada arahan pemerintah, kami pasti support. Hanya bentuknya seperti apa, nanti akan kita bicarakan lebih lanjut,” imbuhnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, HPM berencana menutup sementara fasilitas produksinya di Indonesia terkait dampak Covid-19. Pabrik produksi Honda di Karawang, Jawa Barat, akan ditutup dua minggu mulai 13 April 2020 mendatang. ”Yang ditutup hanya proses produksinya, kegiatan yang lain masih jalan,” ungkap Yulian.
Hal senada juga disampaikan Ahmad Muhibbuddin, General Manager Corporate Communication PT Astra Honda Motor, selaku agen pemegang merek sepeda motor Honda di Indonesia. Menurut Muhib, pihaknya juga tengah melakukan riset terkait kemungkinan mengubah lini produksi untuk memproduksi ventilator dalam jumlah besar.
”Setahu saya itu atas inisiatif (kami) sendiri (bukan atas permintaan pemerintah). AHM saat ini masih riset. Besok saya update, saya tanyakan dulu ke tim yang terlibat,” ujar Muhib melalui layanan pesan Whatsapp di Jakarta, Minggu.
Produsen komponen
Sementara pihak Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) juga mengakui tengah dalam proses riset mendalam tentang teknologi ventilator dan respirator sebagai persiapan jika harus ikut memproduksinya.
”Memang ada permintaan dan konsultasi dari beberapa individu di pemerintahan agar kami terlibat (dalam proses produksi ventilator dan respirator). Kami sedang melihat kemungkinan-kemungkinannya,” ungkap Direktur Administrasi, Korporasi, dan Hubungan Eksternal PT TMMIN Bob Azam saat dihubungi di Jakarta, Minggu.
Walau demikian, TMMIN telah melangkah lebih jauh dengan menyiapkan salah satu pemasok komponennya untuk memproduksi peralatan kesehatan ini. ”Yang paling mungkin ini diproduksi di tingkat produsen komponen mengingat ukuran ventilator ini seukuran satu komponen mobil. Kalau pabrik mobil (yang kami miliki), kan, urusan assembling, merakit komponen-komponen menjadi mobil,” kata Bob.
Pihak TMMIN juga sudah mengantongi nama salah satu pemasok komponen yang kemungkinan akan diminta memproduksi peralatan ini. ”Jadi yang produksi bukan Toyota karena ini domainnya (produsen) komponen. Kami akan dorong supplier itu nanti yang produksi. Selama ini mereka menjadi salah satu supply chain kita untuk memproduksi berbagai tools produksi dan ke-engineering-an kami,” papar Bob.
Seperti diberitakan sebelumnya oleh Kompas.com, pemerintah dalam hal ini Kementerian Perindustrian menyatakan telah ada sambutan baik dari para pelaku industri otomotif untuk memenuhi permintaan pemerintah dalam memproduksi ventilator.
”Telah ada perusahaan industri otomotif yang menindaklanjuti bekerja bersama dengan industri supplier otomotif untuk melakukan reverse engineering pengembangan prototipe ventilator,” kata Direktur Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan (IMATAP) Kemenperin Putu Juli Ardika saat dihubungi Kompas.com, Jakarta, Kamis (2/4/2020).
Walau demikian, Bob mengakui ada beberapa kendala yang belum ditemukan solusinya, misalnya dalam pasokan beberapa komponen krusial ventilator dan respirator, seperti selang oksigen. ”Itu, kan, tidak bisa pakai selang sembarangan, harus yang presisi dan steril. Nah, selama ini produksi komponen yang high tech seperti itu masih terpusat di Malaysia, Singapura, atau Thailand. Belum ada di Indonesia,” katanya.
Empat tahap
Selain itu, juga belum jelas bagaimana alat itu, jika sudah bisa dibuat purwarupanya, akan diujicobakan kepada manusia. Demikian juga proses kendali mutu (quality control/QC) yang harus dilakukan oleh perusahaan kesehatan. ”Siapa yang akan menjadi QC-nya? Siapa yang mau mencoba? Kan, tahapan produksi itu ada empat. Pertama-tama, setelah reverse engineering, kita identifikasi dulu sourcing-nya, bisa gak disuplai? Kemudian setelah itu, tahapan trial atau uji coba. Setelah itu ada sistem QC, dan setelah itu semua dilewati, baru tahapan fabrikasi,” paparnya.
Berkaca pada upaya serupa di Amerika Serikat, proses produksi ventilator oleh dua raksasa otomotif di negara itu, General Motors (GM) dan Ford, tidak bisa seketika dimulai walau sudah ada kesepakatan dan keputusan untuk memproduksi. Dilansir The Washington Post, 4 April 2020, produksi massal ventilator di fasilitas produksi GM dan Ford kemungkinan besar baru bisa dimulai akhir April hingga pertengahan Mei 2020. Ada kekhawatiran, pada waktu itu terjadi puncak kasus penularan Covid-19 di AS telah terlewati.
Padahal, kedua raksasa otomotif tersebut telah memutuskan proses alih produksi ini sejak akhir Maret 2020 dan telah menggandeng mitra masing-masing dari bidang industri alat kesehatan. Ford, misalnya, telah memulai proses produksi ventilator ini pada 20 Maret 2020, sehari setelah menutup pabrik-pabrik mobilnya karena penyebaran Covid-19.
Ford pun menggandeng GE Healthcare dan kemudian Airon untuk mempelajari dan memproduksi ventilator rancangan dua perusahaan mitra ini. Sementara GM menggandeng Ventec Life Systems.
Di negara lain, perlombaan untuk memproduksi ventilator demi merawat penderita Covid-19 juga terjadi. Di Italia, raksasa Fiat Chrysler Automobiles dilibatkan dalam proses itu. Sementara di Inggris, Rolls-Royce dan McLaren telah bergabung dalam konsorsium Ventilator Challenge, konsorsium perusahaan-perusahaan besar Inggris untuk memproduksi massal alat bantu pernapasan yang vital bagi pasien Covid-19 tersebut.