Rangkaian Tri Hari Suci secara Daring Tekankan Penguatan Solidaritas
Peringatan kisah sengsara Yesus, yang merupakan rangkaian misa Tri Hari Suci, tahun ini diikuti umat Katolik dari rumah masing-masing secara dalam jaringan.
Oleh
AGNES SWETTA PANDIA
·3 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Peringatan kisah sengsara Yesus yang tahun ini diikui oleh umat Katolik melalui live streaming atau dalam jaringan lebih menekankan pada penguatan solidaritas. Di Kota Surabaya, sejak Minggu Palma hingga perayaan Paskah pada Minggu (12/4/2020), misa digelar secara dalam jaringan, termasuk Keuskupan Surabaya.
Seluruh rangkaian misa diselengarakan secara daring untuk menghindari penyebaran virus korona yang menyebabkan Covid-19. Mengikuti misa secara daring pun umat menyiapkan meja lalu dipasang patung Yesus dan patung Bunda Maria serta diapit dua lilin menyala.
Setiap paroki atau gereja yang menggelar misa secara daring dengan petugas maksimal lima orang. Seperti di Gereja Roh Kudus Surabaya, sejak misa Minggu Palma, Minggu (5/4), petugas setiap misa hanya lima orang dan personelnya diganti setiap misa berlangsung.
Khusus proses Jalan Salib, Gereja Hati Kudus Yesus di Jalan Polisi Istimewa menyelenggarakan secara daring pada Jumat (10/4) pukul 08.00 WIB. Untuk menghindari penyebaran virus korona, semua ibadat atau misa hanya diikuti petugas dan imam serta beberapa panita dan petugas yang mengurus misa secara daring.
Di balik semua penderitaan-Nya, Ia memandang kita yang masih ziarah di dunia ini dan mengingatkan, di balik salib kita masing-masing, seperti kematian serta kegagalan dan tidak sukses dalam rencana, masih ada keselamatan.
Dengan semakin merebaknya virus korona, hampir seluruh gereja melakukan penggalangan bantuan berupa dana, sembako, dan nasi bungkus. Bantuan akan dibagikan kepada warga yang kehilangan pekerjaan akibat penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB), seperti pedagang di pasar, pedagang keliling, pekerja kontrak, pengemudi angkutan umum dan daring.
Pada homili misa Jumat Agung di Gereja Roh Kudus Surabaya, Dominikus Beda Udjan SVD kembali menegaskan, Jumat agung kali ini berlangsung dalam situasi mencegah diri dari penyebaran virus korona.
Hari ini, kata Pastor Kepala Paroki Roh Kudus ini, seluruh dunia berkabung, mengenangkan sengsara dan penderitaan hingga wafat Yesus di kayu salib. Wafat Yesus di Golgota dengan cara tragis, setelah melalui drama kisah sengsaranya.
Selama hidup di dunia, Yesus selalu menentang ketidakadilan dan menegakkan kebenaran serta sangat peduli kepada manusia dan dunia. ”Di balik semua penderitaan-Nya, Ia memandang kita yang masih ziarah di dunia ini dan mengingatkan, di balik salib kita masing-masing, seperti kematian, kegagalan dan tidak sukses dalam rencana, masih ada keselamatan,” kata Dominicus.
Pengorbanan
Esensi terdalam dalam Jumat Agung adalah pengorbanan, Tuhan Yesus merelakan dirinya dihina dan direndahkan, bahkan disalibkan demi keselamatan manusia. Untuk itu, dalam memaknai diri, pengikut Kristus dalam situasi lain di tahun 2020 ketika penyebaran virus korona menjungkirbalikkan tata liturgis gereja, ibadah di gereja kini berada di rumah. Pola liturgis boleh berubah dan berbeda karena pindah ke rumah, tetapi makna Jumat Agung tetap sama, yakni pengorbanan.
Dalam konteks menyebarnya virus korona, pengorbanan umat benar-benar diuji. Artinya, setiap umat harus bisa menunjukkan pengorbanan dalam konteks korona, dengan melakukan pengorbanan kecil bisa membuat kita dan orang lain tetap hidup melalui kepedulian.
Sebenarnya hampir satu bulan terakhir semuanya berkorban karena segala aktivitas yang selama ini dilakukan di luar rumah kini dilakukan di dalam rumah. Bahkan, dengan penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) oleh pemerintah, sekarang benar-benar dituntut melakukan perubahan.
Perubahan itu menyangkut kebersihan diri, antara lain sering mencuci tangan pakai sabun, menggunakan masker setiap kali keluar dari rumah, serta menjaga jarak. Virus korona benar-benar mengubah kebiasaan selama ini untuk menurunkan kepongahan dengan melakukan pengorbanan kecil untuk mempertahankan kehidupan.