Menjaga Asupan Makanan Tetap Sehat di Rumah Selama PSBB
Selama masa pembatasan sosial berskala besar (PSBB), mobilitas warga dibatasi. Kebutuhan memenuhi asupan makanan pun kadang terbatas. Namun, tetap penting menjaga asupan makanan sehat di rumah selama masa PSBB.
Oleh
sekar gandhawangi
·3 menit baca
Pandemi Covid-19 mengubah gaya hidup masyarakat dalam waktu yang relatif instan. Kesadaran mengonsumsi makanan sehat kian tinggi, begitu pula dengan kesadaran untuk tetap berada di rumah. Warga yang terbiasa jajan pun harus beradaptasi dengan perubahan ini dan memastikan asupan gizinya.
Menurut Covid-19 Community MobilityReport dari Google yang rilis pada 11 April 2020, pergerakan masyarakat Indonesia ke tempat ritel dan rekreasi turun 43 persen dibandingkan dengan rata-rata pergerakan pada 3 Januari-6 Februari 2020. Tempat yang dimaksud di antaranya restoran, kafe, dan pusat perbelanjaan.
Pergerakan orang ke toko bahan pangan dan kesehatan turun 24 persen. Adapun pergerakan ke tempat kerja turun 30 persen dan pergerakan di area permukiman naik 15 persen.
Lorenzo (25), warga Bekasi, juga harus mengubah pola pergerakannya untuk mengantisipasi penyebaran virus korona baru. Ia berada di indekosnya di Jakarta sepanjang hari dan hanya pergi keluar jika ada kebutuhan mendesak. Untuk memenuhi kebutuhan makan sehari-hari, ia mengandalkan jasa pesan antar ojek daring.
”Aku pesan makanan lewat ojek daring dua kali dalam sehari. Pengeluaran untuk makanan jadi lebih besar, tapi lebih baik seperti itu daripada harus pergi keluar. Makan ke warteg di dekat indekos saja aku tidak berani,” katanya saat dihubungi, Kamis (16/4/2020).
Opsi lain yang ia lakukan adalah membeli makanan sendiri dengan layanan drive thru. Pembayaran pun dilakukan dengan memindai kode QR di dompet digital. Lorenzo mengatakan, ini adalah cara terbaik untuk meminimalkan kontak fisik dengan orang lain.
Perusahaan teknologi Youtap Indonesia mencatat, transaksi nontunai meningkat sejak minggu pertama setelah Covid-19 masuk ke Indonesia pada awal Maret 2020. Kenaikan ini terjadi di layanan drive thru McDonald’s Indonesia. Kenaikan transaksi nontunai mencapai empat kali lipat dengan rata-rata kenaikan nilai transaksi harian 170 persen.
Kesadaran mengonsumsi makanan sehat kian tinggi, begitu pula dengan kesadaran untuk tetap berada di rumah. Warga yang terbiasa jajan pun harus beradaptasi dengan perubahan ini dan memastikan asupan gizinya.
CEO Youtap Indonesia Herman Suharto mengatakan, kenaikan transaksi non-tunai 129 persen juga terjadi di mitra-mitra usaha (merchant) lain di seluruh Indonesia. Ini dipengaruhi oleh perubahan perilaku konsumen selama pandemi Covid-19.
”Saat ini kami terus mengedukasi merchant kami untuk program Bersih, Sehat, dan Aman, yaitu menjaga kebersihan, pembatasan sosial, dan bertransaksi secara nontunai. Kami juga mengedukasi agar UMKM memberikan layanan pesan-antar dengan transaksi nontunai,” kata Herman.
Adaptasi makanan sehat
Lorenzo mengaku sering membeli makanan cepat saji dengan layanan ojek daring. Namun, wabah Covid-19 membuatnya kepikiran. Ia pun mulai menyelingi konsumsi makanan cepat saji dengan sayur dan buah.
Kesadaran ini tidak hanya dialami Lorenzo. Menurut laporan Impact of Covid-19 on Consumer Behavior in Indonesia oleh Surveysensum, kesadaran masyarakat untuk mengonsumsi buah dan sayur naik 47 persen. Kesadaran mengonsumsi vitamin naik 46 persen, konsumsi air naik 55 persen, mencuci tangan naik 85 persen, dan aktivitas fisik masyarakat naik 18 persen.
”Konsumen Indonesia tentu cemas dengan situasi akhir-akhir ini. Sekitar 90 persen konsumen merasa kehidupan sehari-harinya terganggu sejak merebaknya Covid-19. Namun, 45 persen di antaranya yakin bahwa situasi ini akan segera membaik dan kondisi kembali normal dalam dua bulan. Artinya, konsumen berharap situasinya sudah terkendali pada akhir Mei 2020,” kataCEO Surveysensum Rajiv Lamba.
Sembari menunggu kondisi kembali normal, sejumlah warga berupaya menjaga imunitas tubuh, salah satunya dengan konsumsi makanan sehat. Karyawan swasta, Ivanka (24), mengatakan, ia menjaga kesehatan tubuh dengan membuat jadwal makanan harian. Ia memastikan asupan buah, sayur, daging, dan karbohidrat ada di menu makanannya setiap hari.
Dari jadwal makanan itu, Ivanka dapat memutuskan bahan pangan yang perlu dibeli untuk stok selama seminggu. Selain lebih terencana, cara itu juga membuat penyimpanan bahan makanan di tempat yang terbatas jadi efektif.
”Aku jadi bisa melihat rekaman makanan yang kukonsumsi selama ini. Tanpa sadar, aku malah jadi sekalian menjaga nutrisi harian,” katanya.
Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Ari Fahrial Syam mengatakan, daya tahan tubuh yang baik dapat diperoleh dengan gizi yang seimbang, yakni yang mengandung kalori, protein, lemak, sayur, dan buah. Ia juga merekomendasikan konsumsi multivitamin dan pentingnya menjaga diri agar tidak stres. Ini penting untuk melawan potensi infeksi Covid-19.