Kualitas udara di Kota Surabaya, Jawa Timur, selama pandemi Covid-19 membaik seiring berkurangnya mobilitas kendaraan bermotor di jalan raya. Indeks standar pencemar udara yang biasanya berada di angka 57 kini 48.
Oleh
AGNES SWETTA PANDIA/IQBAL BASYARI
·3 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Kualitas udara di Kota Surabaya, Jawa Timur, selama pandemi Covid-19 membaik seiring berkurangnya mobilitas kendaraan bermotor di jalan raya. Indeks standar pencemar udara yang biasanya berada di angka 57 turun menjadi 48.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Surabaya Agus Eko Supiadi di Surabaya, Jumat (17/4/2020), mengatakan, sejak sebulan terakhir indeks standar pencemar udara (ISPU) Kota Surabaya rata-rata berada di bawah 50. ”Biasanya ada di kisaran 57, tetapi sejak satu bulan terakhir ada di bawah 50, rata-rata di angka 48,” katanya.
ISPU dibagi menjadi lima kategori, yakni 0-50 kategori baik, 51-100 kategori sedang, dan 101-199 kategori tidak sehat. Kemudian nilai 200-299 kategori sangat tidak sehat dan lebih dari 300 termasuk dalam kategori berbahaya.
Biasanya ada di kisaran 57, tetapi sejak satu bulan terakhir ada di bawah 50, rata-rata di angka 48.
Kategori baik (0-50) memiliki tingkat kualitas udara yang tidak memberikan efek buruk bagi kesehatan manusia atau hewan dan tidak berpengaruh pada tumbuhan, bangunan, atau nilai estetika. Sementara kategori sedang (51-100) memiliki kualitas udara yang tidak berpengaruh pada kesehatan manusia ataupun hewan, tetapi berdampak pada tumbuhan yang sensitif dan nilai estetika.
Agus mengatakan, kualitas udara di Surabaya yang membaik dipengaruhi oleh berkurangnya lalu lintas kendaraan selama masa pandemi Covid-19. Banyak warga yang mengikuti imbauan untuk tidak keluar rumah, termasuk sebagian pekerja kantoran yang bekerja dari rumah. Polusi udara pun akhirnya berkurang karena lalu lintas kendaraan menurun.
Pantauan Kompas di sejumlah jalan protokol, seperti Jalan Ahmad Yani, Jalan Raya Darmo, dan Jalan Pemuda, arus lalu lintas lengang. Sebagian pengendara bahkan memacu kendaraannya 60-80 kilometer per jam. Tidak ada lagi kemacetan yang biasanya terjadi pada pagi dan petang.
Berkurang
Kepala Dinas Perhubungan Kota Surabaya Irvan Wahyudrajad mengatakan, salah satu penyumbang membaiknya udara Kota Surabaya saat ini karena volume kendaraan yang mengalami penurunan hingga 35 persen dari biasanya.
Semakin longgarnya hampir seluruh jalan di Surabaya sejak diberlakukannya protokol penanganan Covid-19, antara lain di rumas saja, jaga jarak, sering cuci tangan pakai sabun dan jaga kebersihan, warga yang keluar rumah terus berkurang.
Segala aktivitas pun umumnya sekarang berlangsung di rumah sehingga juga berdampak pada berkurangnya penumpang angkutan umum. Apalagi, jumlah penumpang angkutan umum, seperti bus, juga dikurangi karena menerapkan jaga jarak. Kegiatan yang menimbulkan keramaian, antara lain hari bebas kendaraan di setiap hari Minggu, pun ditiadakan hingga waktu tak terbatas.
Adapun terkait sampah, menurut Kepala Bidang Sarana dan Prasarana Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau Surabaya Arif Sugiarto, volume yang diangkut ke Tempat Pembuangan Akhir Benowo 1.300-1.400 ton per hari. Volume sampah ini masih sama seperti hari-hari biasa sebelum pandemi Covid-19.
Menurut dia, stagnannya volume sampah yang diangkut karena semakin banyak warga yang memasak di rumah, tetapi di sisi lain sampah yang ditimbulkan pelaju berkurang. Pekerja dari luar kota jumlahnya menurun karena mereka bekerja dari rumah.
”Volume sampah basah malah agak ada peningkatan sekitar 10 persen dari hari normal, barangkali dampak dari berpindahnya semua kegiatan ke rumah sehingga ibu rumah tangga memilih memasak dan berulang-ulang,” kata Adi (57), tenaga kebersihan di Gunung Anyar Tambak.
Pengunjung taman di Surabaya pun kian tergerus. Penerapan pembatasan sosial selama mewabahnya virus korona, seperti jaga jarak, menjadi salah satu alasan berkurangnya jumlah warga yang biasa rutin berolahraga di taman atau joging di jalur pedesterian atau trotoar.
Padahal, selama ini hampir semua taman rata-rata ramai sepanjang hari. Luas ruang terbuka hijau di surabaya kini mencapai 7.321 hektar, atau 21,89 persen dari luas wilayah Kota Surabaya 350,5 kilometer persegi atau 35.505 hektar. Dari luas tersebut, paling tidak terdapat 400 lebih taman dengan tema masing-masing dan dilengkapi tempat bermain, olahraga, serta Wi-Fi gratis.