Produksi beras di Jawa Timur diperkirakan masih cukup untuk memenuhi kebutuhan saat pandemi Covid-19. Produksi beras masih surplus sehingga mampu mengantisipasi kenaikan permintaan untuk bantuan sosial
Oleh
AGNES SWETTA PANDIA/IQBAL BASYARI
·3 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Produksi beras di Jawa Timur diperkirakan cukup untuk memenuhi kebutuhan saat pandemi Covid-19. Produksi beras masih surplus sehingga mampu mengantisipasi kenaikan permintaan untuk bantuan sosial.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur Hadi Sulistyo di Surabaya, Rabu (29/4/2020), mengatakan, produksi beras di Jatim pada Januari hingga Juni 2020 diperkirakan 3,5 juta ton. Adapun kebutuhan selama periode tersebut sebanyak 2,1 juta ton. Dengan demikian, diperkirakan masih ada surplus 1,4 juta ton.
”Pada Maret produksi beras diperkirakan 1,5 juta ton sehingga masyarakat tidak perlu khawatir dengan ketersediaan di pasar saat pandemi Covid-19,” ujarnya.
Menurut Hadi, stok yang mencukupi sangat penting untuk mencegah kepanikan warga membeli beras. Dengan demikian, warga tetap mudah membeli beras dengan harga yang wajar tanpa ada kenaikan pada saat ekonomi sebagian warga cenderung menurun.
Pada Maret produksi beras diperkirakan 1,5 juta ton sehingga masyarakat tidak perlu khawatir dengan ketersediaan di pasar saat pandemi Covid-19.
Kelebihan stok itu juga bisa dimanfaatkan warga yang ingin memberikan sumbangan berupa beras kepada masyarakat yang membutuhkan. Tak terkecuali bagi daerah-daerah yang akan memberikan bantuan pangan kepada warga terdampak Covid-19, ada stok beras kualitas baik yang mencukupi.
Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Mojokerto Teguh Gunarko mengatakan, hingga April produksi beras telah mencapai 203.000 ton. Produksi ini sangat cukup untuk memenuhi kebutuhan selama empat bulan pertama 2020 sebanyak 125.000 ton.
”Mojokerto masih surplus 68.000 ton dan ada yang belum panen sehingga cukup untuk memenuhi kebutuhan hingga enam bulan mendatang,” katanya.
Di pasar besar Bendul Merisi, Surabaya, misalnya, harga beras berkisar Rp 9.300 hingga Rp 13.500 per kilogram. Adapun harga rata-rata di Jatim menurut laman Sistem Informasi Ketersediaan dan Perkembangan Bahan Pokok di Jatim adalah Rp 9.826 per kg. Harga beras rata-rata tertinggi ada di Kota Batu yang mencapai Rp 10.700 per kg.
Pedagang beras di Pasar Bendul Merisi, Sudarno, mengatakan, setiap hari paling tidak 2 ton beras terjual. Beras umumnya dibeli, lalu dikemas dengan berat 3 kilogram atau 5 kilogram untuk dibagikan kepada masyarakat yang paling terdampak sejak virus korona mendera.
Beras yang dibagikan rata-rata berkualitas menengah dengan kisaran harga Rp 11.000-Rp 12.000 per kg. ”Harga beras kemungkinan tidak mengalami kenaikan karena saat ini sedang panen di beberapa daerah di Jatim. Bahkan, panen raya berlangsung awal Juni mendatang,” ujarnya.
Jualan dalam jaringan
Memasuki hari kedua pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di Surabaya, pengelola Pusat Grosir Surabaya dan Surabaya Town Square menutup pusat grosir dan pusat kuliner itu. Namun, sampai hari ini masih banyak pusat perbelanjaan di Surabaya yang buka dengan jam operasional lebih singkat, yakni pukul 11.00 WIB hingga 20.00 WIB.
Adapun pasar tradisional umumnya masih beroperasi walau pedagang dan pembeli cenderung berkurang. Pedagang pun rata-rata memilih lebih cepat meninggalkan kompleks pasar karena pembeli pun tak lagi berlama-lama di pasar. Konsumen cenderung mengubah pola belanja yang selama ini ke pasar atau tukang sayur keliling kini berbelanja secara daring.
Apalagi sejak mewabahnya virus korona yang membuat seluruh kegiatan dilakukan di rumah, pelaku usaha yang menjual makanan secara daring bermunculan. Segala kebutuhan rumah tangga, termasuk makanan dan minuman siap saji, tersedia dan siap antar.