RS Mardi Rahayu Aktif Penapisan dan Tes, 13 Karyawan Positif
Tes cepat dilakukan pada 1.400 karyawan RS Mardi Rahayu Kudus, termasuk ”outsourcing” dan juru parkir. Hasilnya, 15,8 persen reaktif. Pada tahap tes usap, untuk sementara 13 tenaga kesehatan dinyatakan positif.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·3 menit baca
SEMARANG, KOMPAS — Rumah Sakit Mardi Rahayu, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, secara aktif melakukan penapisan rapid test dan swab pada seluruh karyawannya. Hasilnya, untuk sementara ada 13 tenaga kesehatan rumah sakit itu yang terkonfirmasi positif Covid-19.
Direktur Utama RS Mardi Rahayu Pujianto, saat dihubungi dari Semarang, Senin (4/5/2020), mengatakan telah melakukan penapisan dengan tes cepat kepada 1.400 karyawannya, termasuk outsourcing dan juru parkir. Hasilnya, 15,8 persen reaktif.
Setelah itu, swab (usap tenggorokan) dilakukan kepada sejumlah karyawan yang dinyatakan reaktif tes cepat. Berdasarkan hasil pemeriksaan reaksi rantai polimerase (PCR) yang keluar Jumat (1/5/2020) dan Sabtu (2/5/2020), total 13 orang positif Covid-19 dan 37 orang negatif.
Proses masih berjalan. Yang jelas, kami melakukan screening ini untuk keamanan. Kondisi mereka sehat semua, tanpa gejala. Begitu hasil rapid test reaktif, mereka langsung kami isolasi sambil menunggu swab. Jadi, sudah 10 hari kami isolasi.
Dari 13 orang yang dinyatakan positif, 3 di antaranya dokter spesialis, 1 apoteker, 1 tenaga teknis kefarmasian, dan sisanya perawat. Seluruhnya sehat dan tanpa gejala, serta kini tengah diisolasi di RS Mardi Rahayu.
Pujianto menekankan, jumlah tersebut baru sekitar seperempat dari mereka yang dinyatakan reaktif rapid test sehingga belum bisa disimpulkan terkait jumlah ataupun persentase. Adapun sisanya masih menunggu antrean swab ataupun menunggu hasil swab.
”Proses masih berjalan. Yang jelas, kami melakukan screening ini untuk keamanan. Kondisi mereka sehat semua, tanpa gejala. Begitu hasil rapid test reaktif, mereka langsung kami isolasi sambil menunggu swab. Jadi, sudah 10 hari kami isolasi,” kata Pujianto.
Bukan soal APD
Ia mengatakan, dari hasil tes cepat pada 50 karyawan di instalasi gawat darurat (IGD) atau garda terdepan, empat orang reaktif. Namun, setelah dilakukan swab, keempatnya negatif. Karena itu, ia meyakini penularan Covid-19 tidak terkait dengan penggunaan alat pelindung diri (APD) selama bertugas.
Ada kemungkinan, mereka yang positif Covid-19 tak disiplin dalam pembatasan sosial. ”Entah tertular di RS, di rumah, atau di perjalanan, kita tidak tahu. Namun, yang jelas kami langsung isolasi sebagai langkah kewaspadaan,” ujar Pujianto.
Pujianto mengatakan, pelayanan di RS Mardi Rahayu tetap berjalan seperti biasa. Ia pun meminta masyarakat tidak perlu khawatir karena penapisan selalu dilakukan di pintu masuk. Pihaknya pun membedakan klinik Covid-19 dan non-Covid-19.
Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Kudus, Andini Aridewi, saat menyampaikan keterangan pers, di Kudus, Senin, mengatakan, tenaga kesehatan yang terkonfirmasi positif Covid-19 sudah melakukan pelayanan sesuai protokol dan prosedur operasi standar (SOP).
Terkait sumber penularan, pelacakan masih akan terus dilakukan. ”Kami lakukan tracing dari yang berkontak erat dengan setiap penderita tersebut. Sebab, mereka juga beraktivitas di luar RS atau fasilitas kesehatan,” kata Andini.
Berdasarkan laman corona.kuduskab.go.id, hingga Senin (4/5/2020) pukul 14.00, tercatat ada 37 kasus positif Covid-19 kumulatif, dengan rincian 27 dirawat, 5 sembuh, dan 5 meninggal. Sementara pasien dalam pengawasan 32 orang dan orang dalam pemantauan dipantau 173 orang.