Antivirus Mempercepat Penyembuhan 43 Warga Sumsel dari Covid-19
Sebanyak 43 warga Sumatera Selatan dinyatakan sembuh dari Covid-19 per Senin (4/5/2020). Pemberian obat antivirus oseltamivir dinilai mampu memperlambat pertumbuhan virus dan meningkatkan imunitas tubuh.
Oleh
RHAMA PURNA JATI
·3 menit baca
PALEMBANG, KOMPAS — Tujuh warga Sumatera Selatan dinyatakan sembuh dari Covid-19 per Senin (4/5/2020). Dengan demikian, secara keseluruhan ada 43 warga Sumsel yang sembuh sejak pandemi ini merebak. Pemberian obat antivirus dinilai mampu memperlambat pertumbuhan virus dan meningkatkan imunitas tubuh.
Hal itu disampaikan Kepala Seksi Surveilans dan Imunisasi Dinas Kesehatan Sumsel Yusri, Senin, di Palembang. Ia mengatakan, tujuh orang yang sembuh itu berasal dari Prabumulih (3 orang), Ogan Komering Ulu (2 orang), Banyuasin (1 orang), dan Muara Enim (1 orang). ”Untuk di Muara Enim, pasien yang sembuh adalah seorang bayi berusia 4 bulan,” ujarnya.
Dalam proses pengobatan, ungkap Yusri, tim dokter menggunakan obat antivirus oseltamivir yang dinilai mampu meredam pertumbuhan virus dan juga meningkatkan daya tahan (imunitas) tubuh pasien. ”Sampai sekarang, kami belum menggunakan plasma darah untuk menyembuhkan pasien,” ucap Yusri.
Di Muara Eim, pasien yang sembuh adalah seorang bayi berusia 4 bulan.
Menurut Yusri, virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 adalah penyakit yang bisa sembuh sendiri (selflimitingdisease). Biasanya, dibutuhkan waktu sekitar tiga minggu, hingga virus ini benar-benar menghilang dari tubuh. Namun, dengan antivirus itu, proses penyembuhan akan lebih cepat lagi. Kepastian apakah pasien tersebut telah sembuh hanya dapat diketahui melalui uji usap.
Pasien yang telah dinyatakan sembuh tetap wajib mengisolasi diri di rumah selama 14 hari. Tujuannya, untuk memastikan daya tahan tubuh mereka sudah benar-benar pulih dan tidak rentan tertular kembali.
Oleh karena penyakit ini adalah penyakit yang bisa sembuh sendiri, lanjut Yusri, orang tanpa gejala (OTG) yang terkonfirmasi positif Covid-19 diimbau untuk mengisolasi diri di rumah dengan mengonsumsi makanan bergizi. Isolasi ini penting untuk mencegah mereka menularkan virus ke orang lain dan mereka lebih fokus untuk memulihkan diri.
Selain tujuh orang yang dinyatakan sembuh, ada satu orang warga Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur yang meninggal. Pasien meninggal sebelum dilaporkan telah terkonfirmasi Covid-19. ”Pasien ini sebenarnya sudah meninggal sekitar satu minggu lalu, tapi baru terkonfirmasi positif Covid-19, hari ini,” ucap Yusri.
Secara keseluruhan, ada 14 pasien dalam pengawasan (PDP) yang meninggal dan sampai saat ini masih diperiksa sampelnya oleh Balai Besar Laboratorium Kesehatan (BBLK) Palembang. ”Walau masih berstatus PDP, proses pemakaman menggunakan standar Covid-19,” ujar Yusri.
Ikuti protokol kesehatan
Dalam setiap pemaparannya, Yusri selalu mengingatkan warga untuk mengikuti protokol kesehatan yang telah dibuat pemerintah, yakni mencuci tangan, menjaga jarak, dan mengenakan masker saat keluar rumah. Hanya saja, masih ada warga, terutama saat berada di pasar, yang tidak mengenakan masker dan mengabaikan protokol kesehatan.
Hal ini sangat berbahaya karena risiko penularan Covid-19 sangat tinggi. Apalagi, tidak diketahui apakah orang yang ada di pasar tersebut sudah terjangkit atau belum.
Sekretaris Daerah Kota Palembang Ratu Dewa menuturkan, pihaknya sudah menginstruksikan semua pemangku kepentingan yang ada di pasar untuk benar-benar tegas dalam melakukan penertiban pada warga yang masih membandel. ”Ketegasan itu diperlukan untuk mengurangi potensi penularan,” katanya.
Untuk itulah, sejumlah peraturan diterbitkan, temasuk mengusulkan pembatasan sosial berskala besar, di Palembang agar ada payung hukum untuk menerapkan protokol kesehatan yang sudah ditetapkan.
Di sisi lain, warga diminta untuk lebih peka terhadap tetangganya serta turut berkontribusi aktif dalam proses pemulihan jika ada tetangganya ada yang dinyatakan positif Covid-19.