Pandemi Covid-19 Menjadi Momentum Menumbuhkan Solidaritas
Pandemi Covid-19 menjadi momentum untuk memperkuat solidaritas sesama umat manusia. Hal itu sekaligus menjadi pengingat bagi manusia agar tidak serakah dalam menjalani kehidupan di bumi.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Wabah Covid-19 diharapkan menghadirkan hikmah bagi seluruh umat manusia untuk meningkatkan rasa solidaritas antarsesama. Di sisi lain, pandemi yang menghambat kehidupan seharusnya menjadi bahan introspeksi bagi setiap insan untuk menjalankan amanah sebagai khalifah di muka bumi.
Hal itu menjadi intisari pesan yang mengemuka dalam ”Doa Bersama untuk Kemanusiaan” yang dilaksanakan Majelis Ulama Indonesia (MUI), di Jakarta, Kamis (14/5/2020). Ketua Dewan Pertimbangan MUI Din Syamsuddin menuturkan, wabah Covid-19 menjadi salah satu manifestasi akumulasi kerusakan global seiring sifat abai dan serakah manusia.
”Melalui pandemi ini, kita menghadapi masalah kemanusiaan yang sejatinya merupakan persoalan moral. Maka, doa bersama salah satu jalan untuk memohon ampun kepada Yang Mahakuasa agar wabah ini segera berakhir,” ujar Din, dalam doa bersama yang dilakukan secara virtual.
Melalui pandemi ini, kita menghadapi masalah kemanusiaan yang sejatinya merupakan persoalan moral.
Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar menambahkan, setiap musibah yang hadir di muka bumi memiliki misi tertentu untuk mengingatkan umat manusia. Menurut dia, momen pagebluk menjadi masa yang tepat bagi setiap individu untuk introspeksi diri.
”Mungkin selama ini kita tidak benar menjadi khalifah di muka bumi sehingga Allah memberikan teguran kepada kita agar kembali menjalankan kekhalifahan dengan benar,” ucap mantan Wakil Menteri Agama itu.
Selain MUI, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta juga melaksanakan doa bersama dengan melibatkan tokoh akademisi, tokoh lintas agama di Tanah Air, serta para pemuka agama Islam internasional.
Menurut Sekretaris Jenderal Komite Solidaritas Kemanusiaan Internasional, yang berbasis di Kairo, Mesir, Abdul Salam, pandemi Covid-19 telah menjadi tonggak bersejarah bagi umat manusia di dunia.
Tanpa memandang perbedaan kelas sosial hingga keyakinan guna saling melindungi dan menyayangi melawan pandemi. Hal itu tecermin dari gerakan sosial masyarakat yang masif untuk mendukung tenaga medis dan penderita Covid-19.
Ketua Umum Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia Jimly Asshiddiqie menekankan, masalah sosial yang hadir akibat wabah harus dihadapi bersama-sama. Pemimpin dunia dan para tokoh agama harus mengambil peran utama untuk menghadirkan kedamaian di tengah masa sulit ini.
”Mari kita bersatu dalam damai untuk jadikan Covid-19 sebagai pelajaran yang sangat berharga agar kita bisa hidup adil dan seimbang dengan alam. Terpenting, kita harus utamakan keselamatan hidup bersama tanpa mengenal perbedaan suku, agama, ras, dan antargolongan,” tutur Jimly.
Sementara itu, KS Arsana, tokoh agama Hindu, berharap doa bersama yang dilaksanakan pada bulan suci ini mampu membangun kesadaran fitrah manusia yang memiliki jiwa suci sehingga dapat membangun persaudaraan rohani yang penuh welas asih untuk saling peduli dan menghormati antarmanusia, semua makhluk hidup, dan alam semesta.