Pandemi Covid-19, Platform Kesehatan Digital Jadi Pilihan Konsultasi
Aplikasi konsultasi dokter secara daring mencatat kenaikan permintaan 3-4 kali selama pandemi Covid-19 dibandingkan saat sebelumnya. Layanan konsultasi daring ini diperkirakan menjawab sebagian kebutuhan warga.
Oleh
INSAN ALFAJRI
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Di tengah pandemi Covid-19, banyak warga menggunakan platform kesehatan digital untuk konsultasi kesehatan. Salah satu penyedia layanan, Klikdoter, mencatat terjadi lonjakan konsultasi hingga empat kali lipat dari hari biasa.
Chief Executive Officer Klikdokter Dino Bramanto, dalam diskusi bertajuk ”Bagaimana Berkonsultasi dengan Dokter secara Online?” bersama harian Kompas, Kamis (14/5/2020), menjelaskan, pandemi Covid-19 turut membuat warga semakin antusias melakukan konsultasi kesehatan secara daring. Klikdokter mencatat, sedikitnya ada 10.000 konsultasi per hari selama pandemi atau naik tiga hingga empat kali lipat dari hari normal.
Selain menyediakan konsultasi kesehatan umum, platfrom yang berdiri tahun 2008 ini juga memiliki 30 spesialisasi, antara lain penyakit dalam, saraf, gigi, dan paru. Pengguna dapat memilih layanan reguler ataupun premium.
Dino menjelaskan, hingga tahun lalu, semua layanan masih gratis. Kemudian, manajemen menyediakan layanan berbayar untuk menjaga kesinambungan dan kualitas pelayanan.
Untuk layanan reguler atau gratis, pengguna berkonsultasi dengan dokter selama 15 menit. Kebanyakan dokter yang tersedia adalah dokter umum. ”Tetapi di hari-hari tertentu, ada juga spesialis di reguler,” ujarnya melanjutkan.
Sementara layanan premium membuat pengguna bisa berkonsultasi selama 30 menit. Mereka pun bisa mengakses dokter spesialis. Biaya konsultasi ditentukan sendiri oleh dokter.
Pandemi Covid-19 turut membuat warga semakin antusias menggunakan konsultasi kesehatan secara daring. Klikdokter mencatat, sedikitnya ada 10.000 konsultasi per hari selama pandemi atau naik tiga hingga empat kali lipat dari hari normal.
Selain untuk konsultasi, dokter juga bisa memberikan resep obat kepada pasien. Layanan ini berangkat dari kebutuhan pengguna yang menginginkan rekomendasi obat-obat tertentu dari dokter.
Dalam merekomendasikan obat, Klikdokter bekerja sama dengan Badan Pengawasan Obat dan Makanan. ”Jangan sampai rekomendasi dokter kami menyalahi aturan saat merekomendasikan obat tertentu kepada pasien. Ini juga kembali ke diskresi masing-masing dokter,” tuturnya.
Dari analisis Klikdokter, sebanyak 55 persen pengguna awalnya berpikir untuk bertemu dokter secara langsung. Namun, setelah berkonsultasi secara daring, mereka mendapat kejelasan mengenai keluhan yang diderita. Bagi pengguna yang harus mengonsumsi obat, Klikdokter mengorder obat tersebut di apotek rekanan dan obatnya bisa dikirim langsung ke rumah pasien.
Ketimpangan dokter
Dia melanjutkan, platfrom kesehatan digital bertolak dari ketimpangan akses terhadap layanan kesehatan. Di Jabodetabek, rasio dokter 6:10.000, sedangkan di luar Jabodetabek rasio dokter 1:10.000. Belum lagi lamanya antrean di rumah sakit untuk bertemu langsung dengan dokter.
Kendati demikian, dia menyadari bahwa konsultasi daring tidak bisa menggantikan 100 persen layanan dokter di fasilitas kesehatan. Ini hanya memberikan layanan awal terhadap keluhan pasien.
Berhubung konsultasi terjadi di ruang maya, kerahasiaan dan keamanan data juga menjadi fokus Klikdoter. Materi konsultasi hanya diketahui oleh pasien dan dokter. ”Kami punya komitmen karena salah satu kunci dari keberlangsungan platfrom ini adalah kepercayaan. Kami ingin menjaga itu sebaik-baiknya dengan segala upaya,” lanjutnya.
Dihubungi terpisah, pengguna Klikdokter, Sapta (35), merasakan aplikasi ini bermanfaat di tengah pandemi. Konsultasi dengan dokter bisa dilakukan dengan tetap menjaga jarak fisik dan sosial. ”Kita bebas konsultasi dengan dokter pilihan kita, sama seperti belanja online,” katanya.
Ia mulai menggunakan aplikasi ini sejak dua minggu lalu atas saran dari seorang teman. Awalnya, ia berpikir bahwa aplikasi ini hanya untuk konsultasi. Dia semakin tertarik karena dokter di aplikasi tersebut juga bisa merekomendasikan obat.
Beberapa waktu lalu, tetangga Sapta sakit gigi. Ia pun menggunakan aplikasi tersebut. ”Tetanggaku itu sudah minum obat, tetapi tidak sembuh. Aku konsultasi ke Klikdokter sekalian minta resep obat. Sekarang sudah sembuh,” ujarnya.