Uji PCR Sendiri, Kasus Positif Covid-19 di NTT Naik 5 Kali Lipat
Sejak adanya tes PCR di RSUD Prof Yohannes Kupang, 7 Mei 2020, jumlah pasien positif Covid-19 di NTT naik lima kali lipat.
Oleh
KORNELIS KEWA AMA
·4 menit baca
KUPANG, KOMPAS — Sejak adanya uji polymerase chain reaction atau PCR di RSUD Prof Yohannes Kupang pada 7 Mei 2020, jumlah pasien positif Covid-19 di NTT meningkat lebih dari lima kali lipat dalam seminggu. Sebelum beroperasinya alat PCR di Kupang, jumlah pasien positif Covid-19 hanya sembilan orang. Setelah uji PCR dilakukan di Kupang, jumlah itu meningkat menjadi 47 kasus.
Kepala Dinas Kesehatan Nusa Tenggara Timur (NTT) drg Dominikus Minggus Mere, di Kupang, Jumat (15/5/2020), mengatakan, jumlah pasien positif Covid-19 terus mengalami kenaikan setelah sampel spesimen Covid-19 diperiksa di Laboratorium Biologi Molekuler yang ada di Kupang per 7 Mei.
”Dalam kurun satu pekan setelah PCR beroperasi, sudah ditemukan 47 kasus positif Covid-19, termasuk tambahan delapan kasus hari ini. PCR ini membantu mempercepat proses pemeriksaan dan melambungkan hasil,” kata Domi Mere.
Sementara sejak ditemukan satu pasien positif Covid-19 di NTT hingga saat PCR mulai beroperasi atau sejak 11 April hingga 7 Mei (27 hari), hanya sembilan pasien positif Covid-19 yang ditemukan. Dengan demikian, ada peningkatan 38 kasus dalam sepekan terakhir.
Jumlah 47 kasus positif Covid-19 itu tersebar di sembilan kabupaten dari 22 kabupaten/kota di NTT, yakni Kabupaten Sikka yang menyumbang 12 kasus. Kasus didominasi kluster KM Lambelu. Selain itu, Kota Kupang dengan 14 kasus dari kluster Sukabumi dan transmisi lokal, Manggarai Barat 12 kasus dari kluster Gowa.
Adapun Kabupaten Timor Tengah Selatan, Rote Ndao, dan Sumba Timur masing-masing dua kasus, Kabupaten Nagekeo, Ende, dan Flores Timur masing-masing menyumbang satu kasus positif Covid-19.
Domi Mere mengatakan, peluang kenaikan kasus masih terjadi. Saat ini, masih ada 188 spesimen Covid-19 yang sedang antre untuk diperiksa di RSUD Yohannes Kupang. Jumlah kasus diperkirakan bakal terus melejit, apalagi masyarakat tidak menjalankan protap pencegahan Covid-19 dengan tepat.
Jumlah kasus diperkirakan bakal terus melejit, apalagi masyarakat tidak menjalankan protap pencegahan Covid-19 dengan tepat.
Upaya-upaya pencegahan penularan telah dilakukan dari tingkat provinsi sampai ke RT/RW, yakni koordinasi dan kerja sama sesegera mungkin untuk menelusuri kontak pasien positif Covid-19. Dengan demikian, tidak ada orang terpapar Covid-19 yang terlewatkan.
”Ini pekerjaan tidak mudah, tetapi harus dilakukan sedemikian rupa sehingga kasus ini ditangani secara menyeluruh dan komprehensif. Peran ketua RT/RW sangat penting membantu para tenaga medis di lapangan,” kata Domi Mere.
Sebagai provinsi kepulauan, lonjakan kasus Covid-19 itu juga mendorong pemaksimalan sumber daya lainnya, seperti transportasi, terutama pesawat, dan distribusi alat-alat kesehatan dari satu pulau ke pulau lainnya. Selain itu juga diperlukan pergeseran tenaga spesialis dokter paru dari Kupang ke kabupaten yang saat ini masih kesulitan tenaga dokter ahli paru.
Tes di daerah
Dalam waktu dekat, lanjut Domi Mere, akan didatangkan cartridge untuk tes cepat molekuler (TCM) TB Paru. Alat ini akan digunakan untuk mendeteksi Covid-19 di sejumlah rumah sakit umum daerah di NTT, seperti TC Hillers di Maumere dan RSUD Komodo di Labuan Bajo. Dengan demikian, spesimen Covid-19 dari daerah itu tidak perlu dikirim ke Kupang.
”Pemprov sudah koordinasi dengan Kemenkes soal pengadaan cartridge ini. Diharapkan alat-alat itu segera didatangkan ke NTT. Jika pemeriksaan spesimen dilakukan juga di beberapa kabupaten, itu akan membantu pekerjaan petugas medis di Laboratorium Molekuler Kupang,” tuturnya.
Akan tetapi, langkah itu juga membutuhkan tambahan tenaga untuk mengoperasikan TCM TB Paru di kabupaten. Pemprov NTT saat ini tengah mempertimbangkan melakukan pelatihan bagi tenaga yang mengoperasikan alat itu. Kegiatan itu bisa dilakukan melalui telekonferensi video untuk pembelajaran jarak jauh.
Juru Bicara Gugus Tugas Pencegahan dan Penanggulangan Covid-19 NTT Marius Jelamu mengatakan, jumlah orang tanpa gejala (OTG) saat ini mencapai 536 orang, turun dari angka sebelumnya sebanyak 627 orang. Sebanyak 91 orang telah selesai terpantau.
OTG itu berpeluang menyebarkan Covid-19 kepada orang lain. Sesuai pengalaman selama ini, pasien Covid-19 yang tertular dari OTG mencapai 90 persen.
Sementara itu, orang dalam pengawasan (ODP) sebanyak 241 orang terdiri dari 220 orang melakukan karantina mandiri, 15 orang menjalani karantina terpusat, dan 6 ODP sedang dirawat di rumah sakit. Jumlah ODP meninggal dunia sebanyak 3 orang dan PDP meninggal dunia 10 orang.