Pontianak Tanpa Festival Meriam Karbit dan Shalat Berjemaah di Alun Kapuas
Perayaan Lebaran di Tanah Air tahun ini berbeda pada saat pandemi Covid-19, termasuk di Pontianak, Kalimantan Barat, di malam takbiran acara rutin ditiadakan termasuk tanpa shalat Idul Fitri berjemaah di sejumlah lokasi.
Oleh
EMANUEL EDI SAPUTRA
·4 menit baca
PONTIANAK, KOMPAS — Perayaan Idul Fitri di Tanah Air tahun ini berbeda di tengah pandemi Covid-19. Demikian juga di Pontianak, Kalimantan Barat, di malam takbiran acara rutin ditiadakan termasuk tanpa shalat Idul Fitri berjemaah di sejumlah lokasi. Kalaupun di lokasi tertentu ada yang shalat berjemaah, tetapi dengan protokol kesehatan.
Pada malam Takbiran di Kota Pontianak, Kalimantan Barat, tahun-tahun sebelumnya terdapat acara rutin, yakni Festival Meriam Karbit di tepian Sungai Kapuas. Biasanya, puluhan meriam karbit dipasang berjejer di setiap sisi Kapuas.
Meriam karbit biasanya dicat berbagai warna dan hiasan untuk menambah semarak malam Takbiran. Setelah itu, saat festival berlangsung akan terdengar dentuman meriam bersahutan dari tepian Kapuas.
Namun, malam Takbiran tahun ini berbeda. Pada Sabtu (23/5/2020) malam, tidak ada Festival Meriam Karbit di tepian Kapuas. Kesemarakan menyambut Hari Kemenangan itu, tahun ini di tepian Kapuas tidak tampak.
Saya Shalat Idul Fitri di rumah (Sutarmidji)
Shalat Idul Fitri berjemaah di sejumlah lokasi di Pontianak pada Minggu (24/5) juga ditiadakan karena pandemi Covid-19. Hal itu untuk menghindari rantai penularan Covid-19 di Pontianak.
Di Alun Kapuas, biasanya setiap tahun ribuan umat Islam menghadiri shalat Idul Fitri di situ. Tahun ini, di Alun Kapuas tidak ada shalat Idul Fitri berjemaah. Bahkan, lokasi itu lengang pada Minggu pagi.
Demikian juga di Masjid Mujahidin Pontianak. Pada Shalat Idul Fitri tahun-tahun sebelumnya, biasanya ramai umat Islam shalat di situ. Bahkan, biasanya jemaah memenuhi halaman masjid. Namun, tahun ini tidak ada shalat berjemaah di situ.
Warga cukup banyak yang shalat Idul Fitri di rumah. Bahkan, tokoh masyarakat pun merayakan shalat Idul Fitri di rumah. Gubernur Kalimantan Barat Sutarmidji, misalnya, merayakan shalat Idul Fitri di kediamannya di Pontianak. ”Saya Shalat Idul Fitri di rumah,” ujar Sutarmidji.
Meskipun demikian, di sejumlah lokasi lainnya di Pontianak, ada juga yang melaksanakan shalat Idul Fitri berjemaah. Antusiasme masyarakat untuk shalat berjemaah cukup tinggi. Bahkan, di beberapa lokasi terlihat jemaah sampai meluber ke jalanan.
Di masjid-masjid yang menyelenggarakan shalat Idul Fitri disiapkan tempat mencuci tangan. Kemudian, masyarakat yang melaksanakan shalat Idul Fitri berjemaah juga menggunakan masker. Protokol kesehatan diperhatikan dalam pelaksanaan shalat berjemaah.
Kasus sembuh
Sementara itu, pada Senin sore, ada warga Kalbar yang sembuh dari Covid-19. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalbar Harisson, menuturkan, pada Senin, pihaknya menerima hasil pemeriksaan dari Laboratorium Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Penyakit di Jakarta, ada lima orang dinyatakan sembuh.
”Empat orang adalah dokter yang ada di Pontianak, yakni dua dokter umum dan dua dokter spesialis. Kemudian, satu orang pasien yang pernah dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Soedarso, Pontianak,” kata Harisson.
Selain ada yang sembuh, juga ada tambahan tujuh kasus baru konfirmasi Covid-19 di Kalbar. Tujuh orang ini terdiri dari tiga orang di Kabupaten Sekadau. Kemudian, tiga orang di Kabupaten Ketapang dan satu orang di Kota Singkawang. ”Yang di Singkawang ini warga dari Kapulauan Riau yang berobat di RSUD Abdul Aziz Singkawang,” ungkapnya.
Jalan Gajah Mada Pontianak, Kalimantan Barat, lengang pada hari Lebaran pertama, Minggu (24/5/2020).Dengan demikian, kata Harisson, hingga Senin (25/5), di Kalbar terdapat 175 orang terkonfirmasi Covid-19. Dari jumlah itu, 43 orang sembuh dan empat orang meninggal. Untuk kasus konfirmasi warga Kepulauan Riau di Singkawang itu, tadi sudah dilaporkan kepada public health emergency operation centre di Jakarta bahwa satu kasus itu murni warga Kepulauan Riau.
”Jadi nanti mungkin pasien itu akan dimasukkan sebagai pasien Kepulauan Riau, sehingga kalau sudah dipulangkan kasus konfirmasi Kalbar 174 orang,” ujarnya.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sekadau Hendry Alpius, menuturkan, tiga orang kasus konfirmasi tersebut merupakan kasus pertama di Sekadau. Mereka merupakan klaster Tablig Kuala Lumpur.
Berdasarkan pengamatan Kompas, Kabupaten Sekadau dan Melawi beberapa bulan terakhir sempat tidak ada kasus konfirmasi Covid-19. Namun, kedua kabupaten tersebut kini ada kasus konfirmasi Covid-19. Dengan demikian, semua kabupaten/kota di Kalbar kini terdapat kasus konfirmasi Covid-19.
Selain itu, semakin sulit mendeteksi penularannya dari kluster mana. Sebab, sudah terjadi transmisi lokal di Kalbar. Pontianak, Ketapang dan Singkawang merupakan wilayah transmisi lokal di Kalbar.