Penanganan Pandemi Covid-19 Tak Lagi Terpusat di DKI Jakarta
Intervensi dari pemerintah dalam mengatasi Covid-19 tidak lagi terpusat di DKI Jakarta yang menjadi episentrum penularan. Sebab, penambahan kasus secara signifikan juga terjadi di sejumlah daerah.
Oleh
Deonisia Arlinta
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Penambahan kasus positif Covid-19 secara signifikan masih terjadi di sejumlah wilayah. Intervensi dari pemerintah pun tidak lagi terpusat di DKI Jakarta yang menjadi episentrum penularan. Penanganan secara sistemik disiapkan, terutama pada enam provinsi dengan penambahan kasus yang tinggi.
Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, di Jakarta, Kamis (28/5/2020), mengatakan, penularan Covid-19 yang terjadi di wilayah DKI Jakarta mulai terkendali. Untuk itu, pemerintah pun akan mengalihkan fokus penanganan ke wilayah lain yang masih mengalami penambahan kasus.
”Kondisi saat ini seperti banjir bandang. Itu akan mulai dari hulu, yang bisa kita anggap dari Jakarta. Kini, banjir itu sudah mulai terjadi di hilir, di sejumlah wilayah di Indonesia. Ini terjadi karena pergerakan orang dari Jakarta ke semua titik di Indonesia sangat tinggi,” ujarnya.
Muhadjir mengakui, pertimbangan pemerintah memilih pembatasan sosial berskala besar daripada kekarantinaan wilayah (lockdown)memberikan konsekuensi pada penularan yang cukup masif di beberapa daerah. Pemerintah juga telah memperkirakan, seluruh Pulau Jawa akan menjadi wilayah penularan baru dari Jakarta.
Kondisi ini diperparah dengan tambahan kasus dari pusat penularan di Gowa, Sulawesi Selatan. Dari kasus ini, penularan secara masif terjadi di seluruh wilayah Indonesia. Presiden pun telah menginstruksikan semua kementerian dan lembaga untuk memfokuskan upaya penanganan di luar DKI Jakarta, terlebih di enam provinsi. Keenam provinsi itu adalah Jawa Timur, Sumatera Selatan, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Papua, dan Nusa Tenggara Barat.
Kondisi saat ini seperti banjir bandang. Itu akan mulai dari hulu, yang bisa kita anggap dari Jakarta. Kini, banjir itu sudah mulai terjadi di hilir, di sejumlah wilayah di Indonesia.
”Kasusnya sekarang sudah pada level hilir. Jadi, kita berupaya untuk menangani persoalan di daerah ini secara sistemik sesuai dengan kemampuan yang kita miliki. Misalnya, gugus tugas memusatkan perhatiannya sekitar 25 persen ke Jawa Timur. Kita juga tidak akan anggap remeh wilayah-wilayah lain yang jumlah kasusnya belum serius,” kata Muhadjir.
Penambahan kasus
Menurut juru bicara pemerintah untuk penanganan Covid-19, Achmad Yurianto, jumlah penambahan kasus positif baru masih tinggi secara nasional. Pada 28 Mei 2020, jumlah kasus baru yang dilaporkan mencapai 687 kasus. Penambahan kasus tertinggi terjadi di Jawa Timur (171 kasus), Kalimantan Selatan (116 kasus), dan DKI Jakarta (105 kasus).
Penambahan jumlah kasus ini seiring penambahan spesimen yang diperiksa terkait Covid-19. Jumlah spesimen yang diperiksa per hari mencapai 11.495 spesimen. Pemeriksaan ini dilakukan di 304 laboratorium, baik laboratorium berbasis real time polymerase chain reaction (PCR) aktif, laboratorium berbasis tes cepat molekuler aktif, maupun laboratorium jejaring lainnya.
Selain itu, jumlah penambahan kasus sembuh yang dilaporkan sebanyak 183 kasus sehingga total menjadi 6.240 kasus. Sementara kasus kematian bertambah sebanyak 23 kasus sehingga total menjadi 1.496 kasus kematian. Seluruh data terkait Covid-19 ini dilaporkan dari 34 provinsi dengan 412 kabupaten/ kota yang terdampak.
Yurianto menuturkan, pemerintah telah menyiapkan sejumlah skenario agar masyarakat bisa kembali menjalankan kegiatan yang produktif. Kegiatan ini tidak hanya di bidang ekonomi, tetapi juga proses belajar-mengajar di sekolah dan aktivitas ibadah di tempat ibadah.
”Kita harus menjaga produktivitas kita sekaligus tetap memastikan aman dari penularan Covid-19. Karena itu, kita butuh tatanan kebiasaan dan perilaku baru atau kenormalan baru. Kondisi ini sangat bergantung pada kondisi epidemiologi di setiap wilayah sehingga setiap daerah harus menyiapkan kajian yang komprehensif terkait ini,” tuturnya.