Kontak Erat dengan Pasien Positif Covid-19, 40 ABK dari Parepare Dikarantina di Balikpapan
Sebanyak 40 anak buah kapal dikarantina di atas kapal yang ditumpangi di Pelabuhan Semayang, Balikpapan, Kalimantan Timur, karena salah satu anak buah kapal dinyatakan positif Covid-19 dari hasil tes usap.
Oleh
SUCIPTO
·3 menit baca
BALIKPAPAN, KOMPAS — Sebanyak 40 anak buah kapal menjalani karantina di atas kapal yang ditumpangi di Pelabuhan Semayang, Balikpapan, Kalimantan Timur. Berdasarkan tes cepat, salah satu anak buah kapal hasilnya reaktif dan setelah dites usap menunjukkan positif Covid-19.
Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Balikpapan M Zainul Mukhorobin mengatakan, Kapal Motor MN itu membawa bahan pokok dari Parepare, Sulawesi Selatan, menuju Balikpapan. Kapal bermuatan 40 anak buah kapal (ABK) itu tiba di Pelabuhan Semayang pada Jumat (5/6/2020) dini hari.
”Hasil tes cepat dari 40 ABK itu, salah satunya reaktif. Dia kami rujuk ke RSUD Kanujoso Djatiwibowo. Hasil tes usapnya juga positif Covid-19. Sebanyak 39 ABK yang hasil tes cepatnya nonreaktif tidak boleh turun dan diawasi kesehatannya oleh tim KKP Balikpapan,” kata Zainul, Jumat (5/6/2020).
Kapal Motor MN tak hanya berisi ABK, tetapi juga 43 penumpang dan 45 sopir truk yang membawa berbagai kebutuhan pokok. Dinas Kesehatan Kota Balikpapan memasukkan 43 penumpang dan para sopir truk itu sebagai orang dalam pemantauan karena tak memiliki kontak erat dengan ABK.
Hasil tes cepat dari 40 ABK itu, salah satunya reaktif. Dia kami rujuk ke RSUD Kanujoso Djatiwibowo. Hasil tes usapnya juga positif Covid-19. Sebanyak 39 ABK yang hasil tes cepatnya nonreaktif tidak boleh turun dan diawasi kesehatannya oleh tim KKP Balikpapan. (Zainul Mukhorobin)
”Mulai hari ini, 39 ABK itu akan dites usap karena memiliki kontak erat dengan ABK yang positif Covid-19. Semoga besok hasilnya sudah bisa dilihat,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Balikpapan Andi Sri Juliarty.
Sesuai Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan, Kapal Motor MN kemudian disemprotkan disinfektan di seluruh titik. Sementara barang pokok yang diangkut kapal boleh diturunkan dan didistribusikan.
Adapun para ABK akan menjalani karantina di atas kapal selama 14 hari dan dipantau kesehatannya setiap hari oleh Tim KKP Balikpapan. Selama kapal dan ABK dikarantina, tidak boleh ada yang naik dan turun ke kapal itu kecuali petugas kesehatan.
Belum baik
Peristiwa ini menunjukkan pemeriksaan orang-orang di setiap pelabuhan belum berjalan baik. Para ABK itu tidak mengantongi surat sehat dan belum menjalani tes kesehatan di pelabuhan sebelumnya.
Pemerintah Kota Balikpapan akan memperketat pengawasan di pelabuhan dan bandar udara untuk mengantisipasi lolosnya orang yang terjangkit Covid-19. Sebab, mulai 6 Juni 2020, Pemkot Balikpapan mulai melakukan pelonggaran di restoran dan pusat perbelanjaan.
Sebelumnya, restoran tidak diperkenankan menerima konsumen yang makan di tempat. Pusat perbelanjaan juga tutup sejak Covid-19 mewabah di Balikpapan pada Maret 2020. Andi mengatakan, dengan adanya pelonggaran ini, pengawasan di pintu masuk dan keluar akan semakin diperketat.
”Risiko penularan di dalam kota berkurang selama dua minggu ini. Angka basic reproduction number (R0) kita masih 1. Kalau ada kasus Covid-19 dari orang yang datang, itu tidak memengaruhi R0, maka kita perketat di pintu masuk,” kata Andi.
Wali Kota Balikpapan Rizal Effendi mengatakan, pelonggaran fase awal ini bertujuan mengembalikan geliat ekonomi meskipun dengan berbagai protokol kesehatan. Masyarakat diharapkan mengunjungi restoran dan pusat perbelanjaan untuk memenuhi kebutuhan pokoknya serta berdisiplin.
Sebanyak 105 personel TNI dan 200 personel kepolisian disiagakan mengawasi pelonggaran fase pertama ini. ”Pada fase pertama relaksasi ini, restoran, rumah makan, dan pusat perbelanjaan harus menjalani protokol kesehatan yang ketat. Jumlah pengunjung juga dibatasi, hanya 50 persen dari kapasitas maksimal,” kata Rizal.
Meski demikian, ada beberapa restoran yang belum berencana beroperasi kembali. Mereka merasa perlu menyiapkan berbagai fasilitas, seperti tempat cuci tangan, alat pengukur suhu tubuh, dan memastikan para karyawan bebas dari Covid-19.