Amankah berolahraga di luar ruangan sambil mengenakan masker untuk mencegah penularan Covid-19? Jawabnya: aman. Namun, perlu dipilih jenis masker yang tepat, bentuk olahraga yang sesuai, serta aktivitas gerakannya.
Oleh
DEONISIA ARLINTA
·3 menit baca
Baru-baru ini beredar santer di media sosial, seseorang dikabarkan meninggal saat berolahraga sepeda di Jakarta sambil mengenakan masker. Kabar ini diikuti isu lebih jauh, pakai masker saat berolahraga bisa berbahaya bagi kesehatan karena orang kesulitan bernafas. Secara medis, amankah menggunakan masker saat olahraga?
Dalam kondisi pandemi Covid-19, warga yang beraktivotas di luar rumah disarankan untuk menggunakan masker, termasuk ketika berolahraga. Hanya saja, pemilhan masker harus tepat. Begitu pula jenis olahragnya perlu disesuaikan. Dengan begitu, seseorang bisa bergerak secara nyaman sekaligus bisa mencegah penularan visur korona bau yang menyebabkan penyakit Covid-19.
Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah dari Rumah Sakit Siloam, Vito A Damay saat dihubungi di Jakarta, Rabu (3/6/2020), mengatakan, ketika berolahraga sebaiknya menggunakan masker kain saja. Seseorang juga bisa memilih masker yang khusus didesain khusus untuk berolahraga. Namun, masker khusus ini biasanya diperuntukan bagi atlet.
“Sebenarnya ketika olahraga kalau di sekitar kita sepi dan tidak ada orang lain dalam radius dua meter setidaknya maka boleh saja dilepas sementara. Namun itu berisiko sehingga lebih baik tetap menggunakan masker yang aman agar terlindungi dari penularan Covid-19,” tuturnya.
Secara terpisah, Direktur Slim and Health Sports Center Jakarta yang juga spesialis kedokteran olahraga, Michael Triangto menambahkan, penggunaan masker kain dianjurkan bagi masyarakat yang akan melakukan olahraga di luar rumah. Jenis masker ini dinilai lebih nyaman digunakan sehingga tidak menyebabkan sesak dalam bernapas ketika berolahraga.
Selain untuk mencegah penularan Covid-19 secara langsung, Michael menambahkan, penggunaan masker juga bermanfaat untuk membiasakan tubuh menerima oksigen dengan jumlah terbatas. Hal ini mirip dengan kondisi masyarakat yang berada di wilayah dataran tinggi.
Menurut dia, kondisi fatal yang terjadi ketika berolahraga dengan menggunakan masker disebabkan oleh pengunaan masker yang tidak tepat. Kondisi sesak napas bisa terjadi jika seseorang berolahraga dengan menggunakan masker jenis N95. Selain itu, kondisi fatal ini juga terjadi jika seseorang melakukan olahraga berat dengan menggunakan masker.
Vito menyampaikan, ketika seseorang berolahraga, jantung akan berdetak lebih kencang. Kondisi ini menandakan tubuh lebih membutuhkan oksigen yang lebih banyak dibanding saat beraktivitas normal. Di saat bersamaan, penggunaan masker ketika berolahraga dapat berpotensi membuat oksigen yang dihirup semakin sedikit. Karena itu, pemilihan masker yang tepat perlu diperhatikan.
Masker kain berpori lebih lebar sehingga oksigen lebih mudah terhirup. Oksigen akan lebih sulit terhirup ketika seseorang menggunakan masker bedah, walaupun masih ada celah di sisi kanan dan kiri masker. Sementara, untuk masker N95 lebih kedap sehingga udara lebih sedikit yang bisa keluar dan masuk.
“Semakin kedap maskernya, udara ekspirasi (udara yang keluar dari hembusan napas) mengandung karbon dioksida yang lebih banyak. Secara teori apabila kadar karbondioksida ini terhirup kembali tentu bisa menyebabkan kondisi hipercarbia. Namun, potensi ini terjadi bila masker sangat kedap dan berolahraga dengan intensitas berat,” ujar Vito.