Sekolah di NTB Fasilitasi Calon Peserta Didik Akses Pendaftaran Daring
Kendala akses atau jaringan yang dihadapi calon peserta didik saat mendaftar pada penerimaan peserta didik baru tingkat SMA di NTB, difasilitasi sekolah-sekolah di sana dengan menyiapkan tim khusus.
Oleh
ISMAIL ZAKARIA
·4 menit baca
MATARAM, KOMPAS — Penerimaan peserta didik baru atau PPDB untuk tingkat sekolah menengah atas negeri di Nusa Tenggara Barat saat ini masih berlangsung. Sejauh ini, prosesnya berjalan lancar tanpa kendala berarti. Persoalan jaringan yang dihadapi para siswa untuk pendaftaran secara daring difasilitasi langsung oleh pihak sekolah.
Kepala Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 2 Sumbawa Besar, Kabupaten Sumbawa, Sahyuddin saat dihubungi dari Mataram, Jumat (26/6/2020), mengatakan, hari ini terakhir PPDB untuk jalur afirmasi atau jalur yang diperuntukkan bagi calon peserta didik yang berasal dari keluarga ekonomi tidak mampu.
Menurut Sahyuddin, sebelumnya mereka menggelar PPDB untuk jalur prestasi yang hasilnya sudah diumumkan di laman resmi PPDB Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTB. Setelah seleksi untuk jalur prestasi dan afirmasi, akan dilanjutkan dengan jalur zonasi pada 2-6 Juli mendatang.
Jadi bagi calon peserta didik yang bisa mengakses internet dan mengunggah sendiri, tetapi tidak punya kuota, kami arahkan ke sana. Nanti ada dari tim kami yang fasilitasi. (Makarau)
Sahyuddin mengatakan, baik jalur prestasi maupun afirmasi menggunakan sistem dalam jaringan (daring). Untuk fasilitas sekolah, seluruhnya tersedia. Kendala jaringan atau akses justru dihadapi para pendaftar.
Hal serupa disampaikan Kepala SMAN 1 Donggo, Kabupaten Bima, Makarau. Memang ada siswa yang sudah bisa mengakses secara daring, tetapi tidak sedikit juga yang terkendala jaringan, kehabisan paket datang, dan lainnya.
Oleh karena itu, kedua sekolah itu menyiapkan tim untuk membantu para siswa mendaftar secara daring.
Sahyuddin mengatakan, tim yang mereka persiapkan membantu seluruh proses pendaftaran. Hal itu mulai dari memindai berkas hingga mengunggahnya ke lama pendaftaran daring.
Agar tidak menumpuk di sekolah saja, kata Makarau, mereka juga menyiapkan beberapa titik di sekitar sekolah untuk pendaftaran. Titik-titik itu memiliki jaringan internet yang bagus.
”Jadi, bagi calon peserta didik yang bisa mengakses internet dan mengunggah sendiri, tetapi tidak punya kuota, kami arahkan kesana. Nanti ada dari tim kami yang fasilitasi,” kata Makarau.
Menurut Sahyuddin, pola serupa akan terus mereka gunakan hingga nanti pendaftaran jalur zonasi. ”Sejak jauh-jauh hari memang sudah dipersiapkan. Kami paham kondisinya bahwa ada yang tidak punya jaringan internet atau kebingungan ketika mendaftar,” kata Sahyuddin.
Protokol kesehatan
Penyebaran Covid-19 yang masih berlangsung di NTB membuat PPDB tahun ini juga harus menerapkan protokol kesehatan. Makarau mengatakan, begitu masuk, baik calon peserta didik maupun orangtua atau pendampingnya harus mencuci tangan. Fasilitas sudah disiapkan di pintu gerbang.
”Mereka juga diwajibkan menggunakan masker saat berada di areah sekolah dan mengatur jarak. Setelah selesai mendaftar, juga diminta untuk kembali mencuci tangan. Begitu juga dengan petugas, termasuk merapikan dan membersihkan fasilitas yang digunakan,” kata Makarau.
Sahyuddin juga menerapkan hal serupa, bahkan menyiapkan alat pemeriksa suhu tubuh di pintu gerbang. Di sana, mereka juga memasang pengumuman agar calon peserta didik dan orang tuanya mengenakan masker.
”Selain jaga jarak, mereka juga dipanggil berdasarkan nomor urut. Saat berhadapan dengan petugas, juga wajib menggunakan masker,” kata Sahyuddin.
Sebelumnya, penerapan protokol kesehatan juga dilakukan pada PPDB tingkat sekolah menengah pertama (SMP). Kepala SMPN 1 Sekotong Nahar mengatakan, PPDB berlangsung pada 15-19 Juni lalu. Calon peserta didik yang diterima sudah diumumkan dan mendaftar ulang. Saat ini sedang dalam proses pembagian kelas.
Penerapan protokol kesehatan, menurut Nahar, dilakukan dengan membuat sejumlah posko mulai dari posko utama hingga posko pembantu. Posko utama berada di sekolah, sedangkan posko lainnya tersebar di kawasan tempat tinggal calon peserta didik.
”Dengan cara itu, tidak ada penumpukan di sekolah. Jadi posko-posko pembantu itu menerima berkas pendaftaran, kemudian setelah terkumpul diserahkan ke posko utama,” kata Nahar.
Kepala SMPN 1 Labuapi Nurdin juga menyampaikan hal serupa. Untuk mencegah penyebaran Covid-19, pengumuman siswa yang diterima dilakukan lewat sekolah asal masing-masing. ”Kalau diumumkan di kami, pasti akan menumpuk,” kata Nurdin.
Terkait proses belajar mengajar, baik Nahar maupun Nurdin mengatakan masih menunggu arahan dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Lombok Barat. Meski demikian, mereka akan tetap menerapkan protokol kesehatan mulai dari pengunaan masker, fasilitas cuci tangan, hingga penyemprotan disinfektan.
”Kita, kan, tidak tahu, bisa jadi anak-anak ini orang tanpa gejala. Jadi harus diantisipasi agar tidak terjadi penularan,” kata Nahar.
Terkait prosedur belajar mengajar pada masa pandemi di tahun ajaran baru nanti, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Lombok Barat Khairudin melalui siaran Pemerintah Kabupaten Lombok Barat masih menunggu arahan dari Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 kabupaten.