Tambah Kapasitas Rumah Sakit
Ruang perawatan untuk pasien Covid-19 di sejumlah rumah sakit mulai penuh. Kapasitas layanan mendesak ditambah, disertai adanya ketersediaan tenaga kesehatan.
JAKARTA, KOMPAS — Terus bertambahnya kasus positif Covid-19 membuat ruang perawatan untuk penyakit itu di sejumlah rumah sakit mulai penuh. Ini membuat rumah sakit meningkatkan kapasitas layanan dengan menambah tempat tidur dan fasilitas perawatan intensif. Pemerintah diharapkan menjamin ketersediaan tenaga kesehatan.
Ketua Asosiasi Rumah Sakit Swasta Indonesia (ARSSI) Susi Setiawaty di Jakarta, Selasa (15/9/2020), menyampaikan, 36 rumah sakit (RS) swasta di DKI Jakarta melayani rujukan pasien Covid-19. Peningkatan kapasitas rumah sakit kini dilakukan karena sebagian layanan penuh.
”Dengan menambah tempat tidur, kebutuhan tenaga kesehatan dan sarana lain, seperti alat pelindung diri, meningkat. Kami kesulitan memenuhi tenaga medis. Jangan sampai penambahan tempat tidur justru menambah beban kerja tenaga kesehatan,” ujarnya.
Dengan menambah tempat tidur, kebutuhan tenaga kesehatan dan sarana lain, seperti alat pelindung diri, meningkat. Kami kesulitan memenuhi tenaga medis.
Kepala Bagian Pengembangan Bisnis, Marketing, dan Hubungan Masyarakat RS Atma Jaya Jakarta Ferry Herwindo mengatakan, dari 11 tempat tidur yang disediakan untuk pasien Covid-19, kini semuanya sudah penuh.
Menurut rencana, RS Atma Jaya menambah 24 tempat tidur untuk isolasi pasien Covid-19. ”Peningkatan kapasitas masih dibiayai rumah sakit. Pemenuhan sumber daya manusia masih mandiri karena belum ada regulasi wajib bela negara ataupun panggilan negara bagi paramedis untuk bertugas di RS rujukan Covid-19,” katanya.
Baca juga : Erick Thohir: Kesehatan Masih Nomor Satu
Peningkatan jumlah pasien Covid-19 juga terjadi di RS Pusat Pertamina. Untuk itu, Wakil Direktur Penunjang Medis RS Pusat Pertamina Jakarta Syafik Ahmad mengatakan, kapasitas ditambah dari 90 menjadi 260 tempat tidur. ”Kami akan menambah sampai 300 tempat tidur,” katanya.
Di sejumlah daerah, seperti Kota Tangerang, peningkatan jumlah pasien Covid-19 membuat ketersediaan tempat tidur di RS kian menipis. Sementara Wali Kota Depok Mohammad Idris mengatakan, ketersediaan ruang perawatan intensif (ICU) dan high care unit (HCU) habis.
”Ada 19 RS rujukan di Depok, kapasitas bagi pasien Covid-19 bergejala ringan terisi 63 persen, pasien bergejala sedang terisi 81 persen, dan pasien berat 100 persen,” katanya.
Bahkan, RSUD Dr Achmad Mochtar, Bukittinggi, Sumatera Barat, menolak sejumlah pasien Covid-19 karena kapasitas ruang perawatan tak mencukupi. RS rujukan Covid-19 lain di Sumbar mulai kelebihan pasien. Dinas Kesehatan Sumbar meminta semua RS membantu merawat pasien Covid-19.
Wakil Ketua Penanggulangan Covid-19 RSUD Dr Achmad Mochtar, Bukittinggi, Dedi Herman mengatakan, dua pekan terakhir, RS kerap kelebihan pasien Covid-19. ”Beberapa pasien Covid-19 dengan kondisi kesehatan turun terpaksa kami tolak karena tak ada tempat. Kami bekali dengan obat dan meminta mereka mencari oksigen di rumah,” kata Dedi.
Baca juga : Beri Perlindungan Total bagi Tenaga Medis
Sementara 42 RS swasta di Kota Bekasi yang menangani pasien Covid-19 kewalahan merawat pasien karena keterbatasan sarana, tenaga kesehatan, dan finansial. Dari 51 tempat tidur yang dilengkapi ICU bagi pasien Covid-19 bergejala sedang hingga berat, keterisiannya 48 pasien. Akibatnya, risiko kematian pasien Covid-19 tinggi, terutama bagi pasien bergejala ringan.
Ketua ARSSI Kota Bekasi Eko Nugroho mengatakan, hingga September 2020, RS menambah kapasitas tempat tidur lima kali lipat, yaitu 550 tempat tidur. Pemerintah Kota Bekasi menyiapkan stadion sebagai tempat isolasi mandiri pasien Covid-19.
Untuk mengantisipasi lonjakan pasien Covid-19, Pemerintah Provinsi Jawa Barat menambah kapasitas ruang isolasi di RS dan pusat isolasi non-RS sebagai tempat perawatan pasien tidak bergejala. Gubernur Jabar Ridwan Kamil menuturkan, untuk mengantisipasi penumpukan pasien di suatu daerah, pasien memungkinkan dirawat ke luar daerah.
Target Presiden
Presiden Joko Widodo menargetkan kondisi sembilan provinsi dengan kasus Covid-19 tertinggi, antara lain DKI Jakarta dan Jawa Timur, membaik dua pekan ke depan. Presiden menugaskan Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto, dan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Doni Monardo membantu berkoordinasi dengan pemerintah daerah.
”Targetnya menurunkan jumlah penambahan kasus harian, meningkatkan angka kesembuhan, dan menurunkan angka kematian,” kata juru bicara Satuan Tugas (Satgas) Covid-19, Wiku Bakti Bawono Adisasmito, kemarin.
Baca juga : Presiden Tugaskan Menteri Luhut Atasi Covid-19 di 9 Provinsi
Pada Selasa (15/9/2020) ada tambahan 3.507 kasus positif Covid-19 hingga total ada 225.030 kasus Covid-19 di Tanah Air. Jumlah kasus sembuh 161.065 kasus atau 71,6 persen, di bawah rata-rata dunia 72,2 persen. Sementara pasien meninggal 8.965 kasus atau 4 persen, lebih tinggi ketimbang rata-rata dunia 3,16 persen.
Tenaga medis
Tenaga kesehatan yang meninggal karena Covid-19 terus bertambah. Dengan belum pastinya kapan wabah berakhir, mereka harus mendapat prioritas perlindungan ekstra dari risiko penularan dan stigma sosial. ”Banyak tenaga kesehatan tertular saat kerja. Ini bukti risiko tinggi,” kata Terawan dalam acara doa perawat untuk negeri.
Menurut Terawan, kunci utama mengurangi risiko ini adalah disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan. ”Setiap tindakan, mulai dari penjemputan, perawatan, hingga pelepasan pasien, harus menerapkan protokol. Saat istirahat, makan, dan lain-lain harus tetap menerapkan protokol kesehatan,” katanya.
Menurut Kepala Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Doni Monardo, meski saat ini telah diupayakan mendapatkan vaksin dan obat-obatan, kita harus bersiap menghadapi wabah dalam jangka panjang.
Ketua Umum Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Harif Fadhillah menyampaikan, sinergi dari berbagai sektor, termasuk lembaga nonpemerintah, diperlukan untuk memperkuat penanganan pandemi Covid-19. Semua pihak diharapkan memberikan kemampuannya secara maksimal, termasuk para tenaga medis.
”Para petugas medis, perawat, serta semua tenaga medis lainnya merupakan bagian vital dalam penanganan pandemi Covid-19,” ujarnya.
Setidaknya 78 perawat gugur karena terinfeksi Covid-19. Selain itu, tidak sedikit yang tertular Covid-19. Perawat yang terdampak itu tak bisa bertugas sehingga layanan terkendala.
Ketua Pelaksana Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional Erick Thohir menyatakan, perlindungan total bagi para perawat dan tenaga medis lain harus dipastikan. Pemerintah mencari solusi dan strategi terbaik penanganan pandemi.
”Terobosan dilakukan, seperti memastikan ada vaksinasi yang ditargetkan awal tahun depan. Para perawat dan tenaga medis menjadi prioritas utama dalam vaksinasi tersebut,” ujarnya.
Selain itu, perawatan isolasi mandiri bagi orang tanpa gejala yang menderita Covid-19 akan difasilitasi. Layanan ini diberikan khususnya bagi warga yang tak memiliki tempat memadai untuk isolasi mandiri.
(TAN/AIK/LAS/RTG/JOL/SYA/BRO/MEL/IKI/TAM/NSA/DIT/IGA/GIO/VAN/DNE)