Meski otoritas keuangan kerap mengedukasi publik, faktanya masih banyak penipuan berkedok investasi dengan jumlah korban yang bertambah. Agar terhindar, ada beberapa hal yang sebaiknya dipahami oleh para calon investor.
Oleh
PRITA HAPSARI GHOZIE
·5 menit baca
Beberapa pekan terakhir, masyarakat dikejutkan dengan terungkapnya dugaan perjudian daring yang rupanya membuat sejumlah orang ”kaya mendadak” dan menyematkan gelar crazy rich pada dirinya masing-masing. Hampir 13 tahun saya berprofesi sebagai perencana keuangan di Indonesia, tak pernah luput satu tahun pun tanpa berita penipuan berkedok tawaran investasi ataupun bisnis.
Pandemi ini memang membuat minat masyarakat Indonesia untuk terjun ke dunia investasi menjadi tinggi, terlihat dari data jumlah investor pasar modal yang meningkat. Namun, rupanya minat untuk menjadi kaya dalam waktu singkat lebih tinggi lagi. Pertanyaannya, kok masih saja?
Meskipun otoritas keuangan di Indonesia sudah kerap memberikan edukasi dan mengumumkan potensi investasi ilegal, faktanya masih banyak jenis penipuan yang semakin kreatif. Korban penipuan pun tidak berkurang. Tawaran mendapatkan free money dalam waktu cepat hampir pasti menggoda banyak masyarakat untuk turut serta. Namun, apabila ternyata yang diikuti adalah penipuan berbentuk investasi ilegal, malang pun tak dapat ditolak. Agar terhindar dari penipuan berkedok investasi, ada beberapa hal yang sebaiknya dipahami.
Paling utama adalah memahami ciri khas bentuk investasi ilegal. Apabila berkaca pada definisi, sangat jelas perbedaan tawaran investasi yang legal dan ilegal. Semua penawaran yang dilakukan oleh industri jasa keuangan harus mendapatkan izin dari regulator. Artinya, di luar hal itu, penawaran investasi menjadi ilegal, terlepas perusahaannya fiktif ataupun ada.
Berikutnya adalah memahami skema. Pada umumnya ada dua skema yang biasa ditawarkan, yaitu skema piramida dan skema ponzi. Mari dipahami dengan logis dan pikiran yang terbuka.
Secara sederhana, skema piramida menjanjikan Anda memperoleh uang berlebih. Cara kerjanya, peserta baru diwajibkan menyetor dana kepada orang yang merekrut, kemudian Anda akan melakukan hal serupa, yaitu merekrut anggota baru dan menarik setoran. Skema ini akan membentuk lapisan demi lapisan menjadi piramida. Sekilas mirip bisnis multilevel marketing, tetapi tidak ada barang dan jasa sungguhan yang diperdagangkan.
Sementara skema tipuan berkedok investasi yang paling populer dan sederhana adalah ponzi. Seorang promoter atau platform online akan mengiming-imingi calon investor dengan tingkat imbal hasil (return) yang supertinggi. Cara kerjanya, sebagian uang yang disetorkan investor digunakan untuk membayar bunga kepada peserta lain. Sebagian lagi tentu untuk si promoter.
Bunga umumnya akan terus dibayarkan hingga 1-2 tahun sehingga peserta awal akan merasa bahwa dana investasinya aman. Dengan cara ini, peserta akan tergiur menambah dana investasi sekaligus mengajak peserta baru. Dalam kasus yang sedang ramai diperbincangkan, kemungkinan menjalankan skema ponzi dan menggunakan afiliator sebagai promoternya.
Ketiga, sebagai pemilik uang, setiap orang sebaiknya memahami bahwa untuk mendapatkan keuntungan tinggi ada potensi risiko yang tinggi pula. Ciri khas berikutnya dari investasi ilegal pada umumnya menawarkan imbal hasil atau keuntungan yang sangat jauh di atas rata-rata suku bunga deposito bank serta dibayarkan konsisten secara berkala. Misalnya, setor dana Rp 50 juta, kemudian dijanjikan mendapatkan Rp 2,5 juta setiap bulan selama 24 bulan ke depan. Maka secara matematis imbal hasil yang ditawarkan adalah 5 persen per bulan.
Saya juga sangat menganjurkan Anda memahami bisnis yang dijalankan setiap ada ajakan atau tawaran berinvestasi. Hal ini sangat berkaitan dengan potensi keuntungan yang dapat dinikmati oleh calon investor dari hasil investasinya. Setiap keuntungan atau imbal hasil seharusnya hadir dari perputaran barang atau jasa apa yang dijalankan oleh bisnis itu.
Sebagai sesama pemilik bisnis, saya sangat paham bahwa keuntungan tidak dapat dijanjikan secara konsisten pasti sama setiap bulan. Oleh karena itu, kasus seperti meminjamkan modal usaha mungkin saja bukan ilegal selama durasi pinjaman di bawah enam bulan. Namun, sebagai calon investor, analisis kelayakan usaha tetap dijalankan. Apabila benar ada bisnis yang dapat memberikan keuntungan hingga 50 persen dalam setahun, maka perlu ditelusuri, apa bisnis yang dijalankan, siapa pengelolanya, dan tentu saja dari mana bisnis dapat memberikan keuntungan secara pasti, berkala, dan konsisten dengan jumlah sebesar itu.
Maka, sampailah pada kesimpulan dan tips, bagaimana agar dapat terhindar dari skema penipuan berkedok investasi? Pahami, ikuti, dan sebarkan. Pertama, jangan langsung menerima info tanpa dianalisis. Setiap orang sebaiknya selalu bertanya dan mempertanyakan setiap penawaran investasi yang ditawarkan apa keuntungannya dan apa risikonya.
Kedua, selalu cek dan ricek penawaran investasi. Jika ragu, saya sangat sarankan Anda belajar dari opini ahli atas semua penawaran investasi, bukan malah percaya dengan tokoh panutan meski bukan dari bidang keuangan dan investasi. Pastikan pengelola atau manager investasinya tepercaya, dan yang terpenting, penawaran keuntungan dan risikonya masuk akal.
Selalu waspadai penawaran investasi yang menjanjikan hasil pasti, konsisten dan durasi lebih dari 12 bulan, melebihi bunga deposito bank.
Ketiga, selalu waspadai penawaran investasi yang menjanjikan hasil pasti, konsisten, dan durasi lebih dari 12 bulan, melebihi bunga deposito bank. Apa dasarnya penawaran investasi tersebut bisa melebihi deposito. Investasi tersebut dikembangkan di mana dan apakah masuk akal. Logikanya, kalau investasi itu benar-benar sangat menguntungkan, mengapa harus menawarkannya kepada orang lain? Meskipun sejatinya memang ada investasi yang keuntungannya melebih deposito. Selalu gunakan logika dan nalar sederhana.
Terakhir, Anda adalah orang dewasa yang sejatinya bertanggung jawab atas keuangan masing-masing. Sehebat apa pun penawaran, apabila jari Anda tidak pernah ketik setuju, semua kegaduhan itu tak akan terjadi. Bukankah lebih baik memilih investasi yang aman sehingga hati pun tenang?