Api telah disulut di kaldron, pertanda dimulainya Olimpiade Tokyo 2020 pada 23 Juli 2021. Semangat para atlet diharapkan tetap membara untuk berkompetisi dan meraih prestasi di tengah pandemi Covid-19. Dari legenda Prometheus yang mencuri api milik Dewa Zeus untuk membantu manusia, api menjadi lambang semangat, kehormatan, dan pemujaan yang terus menyala selama penyelenggaraan Olimpiade kuno. Ketika Olimpiade modern bergulir, baru pada Amsterdam 1928, secara simbolis api Olimpiade dinyalakan kembali di puncak Menara Maraton. Hingga saat ini, simbol api selalu digunakan dalam berbagai perhelatan olahraga nasional dan internasional.
Pawai Obor Olimpiade
Pawai obor api Olimpiade pertama kali dilakukan saat Olimpiade Berlin 1936. Inisiatif membawa api asli dari Olympia, Yunani, ke Berlin, Jerman, dengan obor diusulkan oleh Carl Diem, Sekretaris Jenderal Panitia Penyelenggara Berlin 1936. Ide itu merupakan propaganda Nazi yang menghubungkan Adolf Hitler dengan kebesaran Olimpiade kuno. Pawai obor direncanakan melibatkan 3.331 pelari untuk membawa obor secara estafet sejauh 3.187 kilometer, selama 12 hari 11 malam. Sejak saat itu, pawai obor menjadi bagian tak terpisahkan dari Olimpiade.