Dinas Perindakop Papua Telusuri Kartel Cabai di Lima Kabupaten
Oleh
Fabio Maria Lopes Costa
·2 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi (Perindakop) Provinsi Papua menelusuri indikasi jaringan kartel dalam perdagangan cabai di Papua. Terlebih lagi, harga cabai rawit di Papua sempat mencapai Rp 120.000-Rp 140.000 per kilogram selama tiga bulan terakhir.
Hal ini disampaikan Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi Provinsi Papua Max Olua di Jayapura, Kamis (6/4/2017). Max mengatakan, pihaknya telah mengambil sampel harga cabai rawit di lima daerah, yakni di Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura, Merauke, Biak Numfor, dan Nabire.
"Harga rata-rata cabai di pasar tradisional di daerah berkisar dari Rp 120.000 hingga Rp 140.000 per kilogram. Temuan ini sudah melewati harga normal cabai di pasaran sebesar Rp 65.000 per kilogram," kata Max.
Max mengatakan, pihaknya sudah menelusuri tingginya harga cabai di tingkat pedagang eceran di daerah-daerah tersebut. "Ternyata, mereka membeli cabai dengan harga yang tinggi dari distributor. Karena itu, mereka pun menjualnya harga mahal demi mendapatkan sedikit keuntungan," ujarnya.
Max menegaskan telah memberikan peringatan kepada delapan distributor yang selama ini memasok cabai ke Papua. Dinas Perindakop, kata Max, juga akan berkoordinasi dengan pihak kepolisian untuk mengungkap adanya permainan harga cabai di Papua.
"Rencananya, kami akan memanggil delapan distributor itu bersama distributor barang kebutuhan pokok lainnya dalam waktu dekat. Pertemuan ini terkait koordinasi untuk menjaga kestabilan harga sembako jelang puasa pada Mei mendatang," ujar Max.
Husniah, salah seorang pedagang eceran di Pasar Sentral Youtefa di Kota Jayapura, mengungkapkan, pihak distributor selalu beralasan harga cabai tinggi karena adanya penurunan pasokan dari sentra produksi cabai seperti Keerom.
"Saat ini saya hanya mendapat 10 kilogram cabai per minggu. Biasanya, saya memperoleh 50 kilogram cabai per minggu. Kemungkinan, adanya pengurangan pasokan adalah cara distributor untuk meraup keuntungan yang besar," kata Husniah.