70 Tahun ”Sang Kuda Jingkrak”
Mengejutkan. Dunia otomotif, khususnya penggemar dunia balap, dikejutkan kabar terbongkarnya rencana pencurian jenazah Enzo Ferrari, pendiri pabrikan Ferrari di Italia, oleh sebuah geng demi meraup uang tebusan, akhir Maret lalu. Rencana jahat itu terbongkar di tengah suasana perayaan 70 tahun pabrikan berlogo kuda jingkrak itu di berbagai belahan dunia.
Jenazah Enzo, yang dimakamkan 29 tahun silam, masih dijadikan sasaran untuk memeras keluarga besar atau perusahaannya. Enzo dimakamkan di astana San Cataldo, tak jauh dari pabrik Ferrari di Modena, Italia. Kepolisian Kota Nuoro di Sardinia, Italia, menggagalkan rencana jahat tersebut saat sedang menyelidiki kasus kepemilikan senjata api dan perdagangan obat terlarang.
”Tak habis pikir. Saat dunia otomotif di sejumlah negara sedang merancang berbagai kegiatan 70 tahun Ferrari, termasuk di Indonesia, kisah tragis itu harus dialami keluarga Enzo Ferrari,” kata anggota Dewan Kehormatan Ferrari Owners Club Indonesia (FOCI), Bambang Soesatyo, yang juga anggota DPR dan pemilik Ferrari 458 Spider di Jakarta, Rabu (5/4).
Di Indonesia, komunitas pencinta Ferrari memeriahkan perayaan 70 tahun ini dengan mengadakan Ferrari Festival of Speed di kawasan Bumi Serpong Damai (BSD), Tangerang Selatan, Banten, 23 April mendatang. Selain menampilkan mobil-mobil klasik Ferrari, festival ini juga menghadirkan puluhan mobil supercar Ferrari. Bahkan, sebuah sirkuit temporer sudah dipersiapkan untuk arena balapan Ferrari.
Kenangan historis
Sebelumnya, 15 Maret, 10 mobil klasik Ferrari milik kolektor Indonesia dihadirkan di Museum Arsip Nasional, Jakarta. Aura kenangan historis itu makin kental dengan tayangan di layar kaca berisi kisah perjalanan Ferrari tahun 1947.
Saat itu, tepatnya 12 Maret 1947, mobil perdana Ferrari, Ferrari 125 S, diluncurkan melintasi garis merah gerbang pabrik di Via Abetone Inferiore di Maranello, Italia. Logo kuda jingkrak nan legendaris diyakini sang pendiri sebagai lambang eksklusivitas, inovasi, dan performa super-sporty berkelas seni dengan desain Italia.
Dari rentetan foto hitam-putih Enzo Ferrari, video klasik hitam-putih, hingga video berwarna-warni yang dipertontonkan di Museum Arsip Nasional, satu hal yang sangat memberikan ciri kuat dari semua karya Enzo adalah kecepatan laju mobil-mobilnya.
Sang pencipta Ferrari ini sejak awal sudah terobsesi menciptakan mobil-mobil sport supercar. Sebuah foto menunjukkan Enzo tengah memperhatikan mesin salah satu mobil buatannya.
Puncak obsesi atas kecepatan itu tergambar dengan kibaran bendera kotak-kotak hitam putih (chequered flag) di pinggir area sirkuit balapan mobil di Italia. Ferrari menang!
Lintasan sejarah
Sepuluh mobil Ferrari klasik yang dipamerkan di pelataran Museum Arsip Nasional waktu itu pun menggambarkan seberapa jauh Ferrari telah melangkah sejak 1947. Setiap Ferrari pun ternyata memiliki kisahnya tersendiri.
Salah satu mobil klasik itu adalah Ferrari GT 2+2 Queen Mary buatan 1967 yang kini tinggal tersisa 801 unit di seluruh dunia. Nama Queen Mary sesungguhnya juga bukan penamaan resmi dari pabrikan Ferrari. Nama resminya adalah Ferrari 365 GT 2+2. Namun, karena bodi mobilnya yang panjang, mirip kapal Queen Mary, orang-orang menyebut mobil buatan akhir 1960-an itu Ferrari Queen Mary.
”Itu bukan sebutan official name Ferrari, melainkan kesan yang diberikan oleh banyak orang saat melihat Ferrari GT 2+2,” kata Innez Lawry, PR Manager Ferrari Jakarta.
Cerita menarik juga datang dari Ferrari Dino 246 GTS buatan tahun 1969. Enzo memproduksi mobil ini khusus didedikasikan untuk anaknya yang bernama Dino. Bahkan, bodi mobil yang berlogo Ferrari pun sempat diganti dengan logo Dino. Sayangnya, anak pertama kesayangannya ini tidak berumur panjang. Karena kesedihannya, tipe ini hanya diproduksi 25 unit.
Kemudian, keklasikan lain ditunjukkan tipe 365 GTC4 produksi 1971. Ini merupakan generasi awal tipe 365 Berlinetta Boxer. Desainnya pada zaman itu disebut inovatif karena desain ini direncanakan dipakai hingga 10 tahun ke depan.
Tak ketinggalan, Ferrari 365 GTB4 Daytona Competizione tahun 1968. Mobil ini diciptakan hanya delapan unit di dunia. Mengapa dinamakan Daytona? Saat mobil ini diproduksi, Ferrari baru saja menang di balap ketahanan 24 Hours of Daytona di Florida, AS. Dari 8 unit yang diproduksi, saat ini tinggal tersisa 4 unit. Satu di antaranya milik orang Indonesia.
Lalu, kolektor mobil klasik Indonesia juga ada yang memiliki Ferrari Dino 308 GT4 yang diproduksi tahun 1973. ”Keistimewaan mobil ini didesain Bertone,” kata Innez.
Ada pula Ferrari 308 GTSi, Ferrari 328 sebagai penerus dari Ferrari 308, Ferrari 456 yang merupakan penerus dari Ferrari 41, hingga Ferrari 512 TR yang menjadi penerus Ferrari Testarossa. Lalu, Ferrari 355 Challenge yang diciptakan untuk balapan dan merupakan penerus dari Ferrari 348 Challenge.
Dari keseluruhan mobil klasik tersebut, ada satu yang paling mencuri perhatian, yakni 365 GTB4 Daytona Competizione. Selain warna merah dan diberi nomor 23 di kap mesinnya, rupanya mobil ini satu-satunya yang memiliki setir sebelah kiri.
CEO Ferrari Jakarta Arie Christopher mengatakan, Ferrari bukan sekadar diproduksi, melainkan memiliki riwayat dari penciptanya. Ternyata Ferrari pun memiliki nilai investasi.
”Saya suka menyebutnya, Ferrari bukanlah mobil aktual biasa. Kami bukan menjual mobil, melainkan menjual impian. Artinya, di dalam Ferrari selalu ada value, history, bahkan termasuk investasi,” ujar Arie.
Selamat ulang tahun, Ferrari! (OSA)