Belajar dari Situs Bersejarah

Bagaimana anak-anak muda bisa memahami sejarah masa lalu? Salah satu caranya adalah dengan mengunjungi situs bangunan bersejarah dan mempelajarinya. Karena itu, bangunan bersejarah perlu dilestarikan. Peserta Program Pertukaran Pemuda Indonesia-China, Jumat (14/4), mengunjungi situs bersejarah Wudianshi di Kota Jinjiang, Provinsi Fujian, China.

Program Pertukaran Pemuda Indonesia-China ini digagas oleh Kedutaan Besar China untuk Indonesia di Jakarta bekerja sama dengan Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI). Pada kunjungan ke Wudianshi, para peserta bisa melihat bangunan tempat ibadat, rumah tradisional, bangunan sejumlah toko dan kafe yang telah berusia tua, namun tetap dirawat dengan baik.

KOMPAS/ELOK DYAH MESSWATI

Peserta Program Pertukaran Pemuda Indonesia-China mengujungi situs bersejarah Wudianshi di Kota Jinjiang, Provinsi Fujian, China, Jumat (14/4)

Didampingi 20 pemuda dan pemudi dari Provinsi Fujian, 20 pemuda dan pemudi Indonesia berkeliling situs bersejarah tersebut.  Albert Au, mahasiswa Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, mengatakan bahwa ia lebih fokus pada arsitektur bangunan yang didirikan berdasar fengsui.

"Dari tempat ini, kita bisa tahu bahwa rumah tradisional yang dibangun di masa lalu sangat teratur," kata Albert.

Sedangkan Syarifurohmat Pratama Santosa dari Universitas Udayana Bali mengatakan bahwa situs bersejarah tersebut sangat bagus guna pelestarian sejarah di China.

Setelah berkunjung ke Wudianshi, peserta mengunjungi perusahaan 360 Degree International Ltd yang memproduksi pakaian olahraga. Selain tour melihat ruang pamer baju-baju olahraga, peserta juga diajak berkeliling ke sarana yang dibangun perusahaan untuk para karyawannya.

KOMPAS/ELOK DYAH MESSWATI

Peserta Program Pertukaran Pemuda Indonesia-China berkunjung ke Perusahaan 360 Degree International Ltd yang memproduksi pakaian olahraga di Jinjiang, China, Jumat (14/4).

Elok Dyah Messwati

Peserta Program Pertukaran Pemuda Indonesia-China, Jumat (14/4), mengunjungi situs bersejarah Wudianshi di Kota Jinjiang, Provinsi Fujian, China.

Alfin Zulfikar Rizky, mahasiswa Program Studi Hubungan Internasional FISIP Universitas Airlangga Surabaya, mengatakan bahwa perusahaan 360 Degree benar-benar memperhatikan karyawannya. "Selain menyiapkan fasilitas flat atau asrama, perusahaan juga menyiapkan mini market, warung internet, sarana nonton, perpustakaan, Gym, tenis meja, meja biliar, konsultasi psikologi,"  kata Alfin.

Menurut Pratama, perusahaan tersebut bisa menjadi contoh bagi perusahaan-perusahaan di Indonesia. (Dilaporkan dari Jinjiang, Provinsi Fujian, China)