logo Kompas.id
Lain-lainRantai Pasok Bermasalah
Iklan

Rantai Pasok Bermasalah

Oleh
· 3 menit baca

KARAWANG, KOMPAS — Rantai pasok sejumlah komoditas pangan dinilai masih bermasalah. Produsen dan konsumen dirugikan oleh selisih harga yang timpang. Karena itu, rantai pasok perlu dipotong untuk mendongkrak harga di tingkat petani sekaligus menekan harga di pasar.Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman pada apel siaga Toko Tani Indonesia menghadapi Hari Besar Keagamaan Nasional di Jayakerta, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, Selasa (18/4), mencontohkan harga bawang merah di tingkat petani di Temanggung, Jawa Tengah, yang hanya Rp 8.000 per kilogram (kg). Padahal, harganya di Jakarta Rp 30.000 per kg. Selain rantai distribusi yang panjang, ketimpangan harga sejumlah komoditas diduga dipicu permainan spekulan. Amran mencontohkan komoditas cabai rawit merah yang harganya sempat menembus Rp 160.000 per kg pada Februari 2017. Kini di pasar-pasar tradisional di Jakarta harganya berkisar Rp 50.000 per kg hingga Rp 70.000 per kg."Setelah Bareskrim Polri menetapkan empat tersangka, harga cabai rawit turun. Hasil penyelidikan menunjukkan, pelaku kartel mendapat Rp 2 miliar per orang per bulan," ujarnya.Distribusi dan pemasaran menjadi tantangan lanjutan setelah pemacuan produksi. Produksi beras, jagung, dan bawang merah sebenarnya telah mencukupi kebutuhan. Namun, pemasarannya belum optimal. Karena itu, Kementerian Pertanian merasa perlu menggandeng instansi dan lembaga lain untuk mewujudkannya.Pada kesempatan itu, hadir Bupati Karawang Cellica Nurrachadiana, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, dan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Eko Putro Sanjoyo untuk meluncurkan kerja sama Toko Tani Indonesia (TTI) dengan Go-Jek dalam distribusi pangan. "Kerja sama TTI dan Go-Jek ini memangkas rantai menjadi 2-3 rantai saja," kata Enggartiasto.TTI adalah program yang dirintis Badan Ketahanan Pangan (BKP) untuk menjembatani produsen dan konsumen dalam penyediaan pangan murah. Sejauh ini, sedikitnya 1.631 warung, kios, atau toko di seluruh wilayah terdaftar sebagai gerai TTI. Gerai menjual bahan pokok, seperti beras, gula, bawang, cabai, dan daging yang disuplai petani atau produsen melalui TTI.Melalui gawaiDetail bentuk kerja sama TTI dan Go-Jek belum final. Namun, menurut Manajer Humas Go-Jek Indonesia Rindu Ragillia, TTI direncanakan hadir di Go-Mart, salah satu fitur layanan belanja melalui aplikasi Go-Jek. Pembeli bisa memilih dan membeli bahan pokok yang dijual gerai-gerai TTI melalui gawai. Selain lebih mudah, cara ini dianggap menguntungkan pembeli karena harga barang lebih murah. Para petani berharap keberadaan TTI dapat mendongkrak harga jual hasil pertanian. Ketua Asosiasi Bawang Merah Indonesia Juwari menyatakan, petani ingin produknya dibeli lebih tinggi karena rantai pasok lebih pendek. Petani bawang merah menjadi salah satu produsen yang memasok TTI. Menurut Juwari, produksi bawang merah lokal cenderung meningkat seiring meluasnya area tanam. Kini muncul sentra-sentra baru penghasil bawang di luar Pulau Jawa, seperti Solok, Sumatera Barat; Dompu, Nusa Tenggara Barat; dan Bantaeng, Sulawesi Selatan. Harapan serupa disampaikan Karya (42), petani padi di Tunggak Jati, Kecamatan Karawang Barat, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, yang ingin harga gabah lebih stabil. (MKN)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000