Indonesia Mesti Membangun Sektor Manufaktur
Tahun ini, pemerintah menargetkan produk domestik bruto Indonesia tumbuh 5,2 persen. Dana Moneter Internasional memproyeksikan 5,1 persen. Penasihat Ekonomi dan Direktur Departemen Penelitian IMF Maurice Obstfeld menekankan, salah satu langkah penting yang harus dilakukan Indonesia adalah membangun sektor manufaktur. Hal itu untuk mengurangi ketergantungan terhadap komoditas. Berikut petikan perbincangan Kompas dengan Obstfeld di kantor perwakilan IMF Indonesia, Jakarta, akhir pekan lalu. Apa risiko terbesar yang dihadapi di Asia?Sistem perdagangan global ada di nomor satu urutan risiko yang harus dihadapi. Hal ini menunjukkan bagaimana independennya perdagangan di Asia. Keterbukaan ekonomi dan disrupsi ekonomi global akan menjadi persoalan di Asia.Menurut Anda, bagaimana perekonomian Indonesia? Dibandingkan dengan negara- negara ASEAN masih lebih baik. Dengan dukungan kebijakan yang kuat, defisit anggaran dalam batas yang masuk akal, utang swasta terjaga, dan kebijakan moneter yang baik. Indonesia rentan terhadap gejolak eksternal, seperti perdagangan, karena cukup terintegrasi dengan pasar global. Penting untuk menunjukkan kepada publik melalui komunikasi perihal kebijakan menjaga stabilitas keuangan. Sebab, integrasi dengan pasar global bisa mendatangkan modal asing, tetapi juga bisa mendatangkan kerentanan global. Ekspor Indonesia sangat bergantung pada komoditas. Bagaimana menghadapi ini? Penting bagi Indonesia untuk membangun sektor manufaktur. Sebenarnya, dengan berbagai cara, Pemerintah RI berupaya melakukan hal yang disebut reformasi struktural, diversifikasi manufaktur, dan kemajuan dalam perbaikan iklim bisnis. Meski kemudahan berbisnis di Indonesia mulai membaik, tetapi masih rendah. Proses pembebasan lahan lebih mudah. Kemudahan penanaman modal asing berinvestasi di Indonesia, misalnya dalam industri manufaktur, dan kemudahan bagi industri dalam negeri sudah ada. Infrastruktur bisa menjadi isu yang sangat penting dalam mendorong industri manufaktur. Listrik juga bisa mendorong manufaktur semakin berkembang. Dampak pembangunan infrastruktur bagi Indonesia? Indonesia masih rendah di ASEAN dalam investasi infrastruktur. Masih tersedia ruang yang cukup untuk menggunakan aset. Mengajak swasta terlibat merupakan ide yang baik. (IDR)