Lagi, Kebakaran di Jalan Kalimantan Hanguskan 32 Rumah

PALANGKARAYA, KOMPAS — Kebakaran melanda 32 rumah dan dua rumah kos di Gang Kencana, Jalan Kalimantan, Kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah, Selasa (9/5). Kejadian tersebut merupakan peristiwa kebakaran yang kedua tahun ini di permukiman padat penduduk bantaran Sungai Kahayan. Kebakaran diduga karena korsleting listrik.

“Kejadiannya itu sekitar pukul 04.30, tiba-tiba banyak yang teriak-teriak dan berlarian,” kata Mustika, Ketua RT 002/RW 017, Keluarahan Pahandut, Palangkaraya.

Mustika menjelaskan, kebakaran itu melanda 32 rumah dan dua rumah kos. Kos pertama dengan tiga kamar dan yang kedua dengan tujuh kamar ludes terbakar. Terdapat 43 keluarga yang saat ini mengungsi.

Rumah yang diduga menjadi titik awal api sudah diberi garis polisi. Rumah tersebut adalah milik suami-istri Rusdianto dan Rina. Pemilik rumah tidak berada di lokasi saat tim pemadam dan pihak kepolisian datang.

Terdapat 12 mobil pemadam kebakaran yang dikerahkan. Api dapat dipadamkan pada pukul 05.30. Pihak kepolisian masih memeriksa lokasi untuk mencari tahu penyebab pasti kebakaran.

Kompas/Dionisius Reynaldo Triwibowo

Warga RT 002 RW 017, Kelurahan Pahandut, tepatnya di Gang Kencana, Jalan Kalimantan, Kota Palangkaraya, mengangkut barang-barang yang tersisa akibat kebakaran, Selasa (9/5) pagi. Kebakaran yang diduga karena korsleting listrik itu menghanguskan 32 rumah dan 2 rumah kos. Sebanyak 43 keluarga mengungsi ke kerabat terdekat.

Pada Februari lalu, kebakaran juga melanda 32 rumah di jalan yang sama tetapi di RT berbeda. Saat itu, 45 keluarga mengungsi ke rumah-rumah keluarga dan kerabat, sebagian lain tinggal di tenda pengungsian.

“Sudah sejak saya kecil di sini memang sering terjadi kebakaran. Sebagai pemerintah, saya hanya bisa mengimbau warga untuk terus waspada,” kata Wakil Wali Kota Palangkaraya Mofit Saptono di lokasi kebakaran.

Mofit mengatakan, tidak ada upaya khusus untuk mengantisipasi kebakaran. Ia hanya berharap warga di permukiman padat itu bisa pindah ke lokasi yang lebih aman.

“Kalau memang punya uang, alangkah lebih baik bisa dipindah ke lokasi baru, bukan relokasi, ya,” kata Mofit. (IDO)