TEHERAN, JUMAT — Antrean panjang warga mewarnai proses pemungutan suara pada pemilihan presiden Iran, Jumat (19/5). Di tengah antusiasme warga, 350.000 petugas dikerahkan guna mengantisipasi gangguan keamanan pada proses penghitungan suara hingga pengumuman hasil pilpres.
Calon presiden petahana Hassan Rouhani menghadapi tiga kandidat lain dengan lawan terkuat Ebrahim Raisi. Jika tidak terdapat calon yang meraih suara lebih dari 50 persen, pemilihan suara putaran kedua bakal digelar pekan depan.
Merujuk pada perjalanan sejarah di Iran, setiap calon petahana terpilih kembali pada periode berikutnya. Hal itu terjadi sejak tahun 1985.
Pemilihan yang penting
Media-media internasional mewartakan antusiasme warga Iran dalam menyalurkan hak politik mereka. Antrean di tempat pemungutan suara (TPS) umumnya sudah terjadi sejak TPS baru dibuka.
Ada 56,4 juta orang yang memiliki hak pilih dalam pilpres kali ini. "Setiap orang seharusnya menggunakan hak pilih mereka dalam pemilihan yang penting ini," kata Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei. Sejak awal, ia memang mendorong warga untuk pergi pagi-pagi ke tempat pemungutan suara yang tersebar di seluruh wilayah negeri itu.
Menteri Dalam Negeri Abdolreza Rahmani Fazli mengatakan, angka partisipasi diperkirakan melampaui 70 persen. Pekan lalu, kantor berita IRNA merilis hasil survei yang menyebutkan, hampir 64 persen dari 6.047 responden menyatakan akan memilih. Sebanyak 20 persen di antaranya belum menentukan pilihan.
Pada pemilu 2013, saat Rouhani hampir meraup 51 persen suara, angka partisipasi mencapai 73 persen (Kompas, 19/5).
Seusai menggunakan hak pilihnya, Rouhani menyatakan bahwa pemilihan kali ini penting bagi masa depan Iran, terutama bagi peran negara itu di kawasan dan dunia. "Siapa pun yang memenangi kompetisi kali ini harus kita bantu untuk memenuhi kewajiban penting dan serius ini," kata Rouhani seperti dikutip kantor berita IRNA.
Rouhani yang terpilih menjadi presiden empat tahun lalu berjanji membuka Iran pada dunia dan memberikan kesempatan bagi warganya untuk lebih bebas. Namun, justru hal itu menjadi materi serangan bagi lawannya, terutama bagi Raisi yang dikenal dekat dengan Khamenei.
Raisi beberapa kali menyatakan Rouhani salah dalam mengurus perekonomian Iran. Raisi berupaya memperkuat dukungan atas dirinya di kantong-kantong kemiskinan Iran.
Ia menjanjikan kenaikan taraf hidup warga dan lapangan pekerjaan. "Saya menghormati hasil pilihan rakyat dan hasilnya itu akan dihormati pula oleh seluruh rakyat," kata Raisi seusai memberikan suara.
Ketat
Perolehan suara para kandidat pada pemilihan presiden kali ini diperkirakan ketat. Hal ini berbeda dengan pemilihan presiden sebelumnya. Pada empat tahun lalu, perolehan suara Rouhani tiga kali lebih banyak daripada pesaing terdekatnya.
Ketatnya pilpres kali ini terjadi seiring dengan langkah tokoh-tokoh konservatif penentang Rouhani yang mendukung Raisi. Pasukan elite Iran, Garda Revolusi, pemimpin-pemimpin masjid, dan kelompok yang tersingkir termasuk yang memberikan dukungan kepada Raisi.
Dengan kondisi itu, ditambah sengitnya perdebatan pada pekan-pekan terakhir, pemerintah mengantisipasi gangguan keamanan. Sebanyak 350.000 aparat keamanan ditempatkan di seluruh wilayah Iran.
Seorang pejabat senior Iran mengungkapkan kekhawatiran perihal terulangnya kerusuhan pada pemilu 2009. Secara khusus, Rouhani juga meminta Garda Revolusi untuk tidak berada di tengah-tengah warga yang sedang memilih. Hal itu menunjukkan tensi politik yang terjadi di negeri itu.
Menurut jadwal, pemilihan ditutup pukul 18.00 waktu setempat. Suara akan dihitung tengah malam dengan hasil final yang diperoleh maksimal 24 jam setelahnya.
(AP/AFP/REUTERS/BEN)
Editor:
Bagikan
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
Tlp.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.