Parade Kebinekaan Semarakkan Perayaan Ultah Hari Bebas Kendaraan di Solo

KOMPAS/ERWIN EDHI PRASETYA

Warga Kelurahan Kadipiro, Solo, mengusung Garuda Pancasila dalam Parade Kebinekaan yang diadakan dalam rangka ulang tahun ke-7 hari bebas kendaraan di Solo di Jalan Slamet Riyadi, Solo, Jawa Tengah, Minggu (21/5).

SOLO, KOMPAS — Ribuan warga merayakan ulang tahun ke-7 hari bebas kendaraan di Solo di Jalan Slamet Riyadi, Solo, Jawa Tengah, Minggu (21/5). HUT hari bebas kendaraan yang tahun ini mengusung tema "Merajut Semangat Kebersamaan dalam Kebinekaan" ini disemarakkan parade kebinekaan.

Dalam parade kebinekaan ini peserta yang merupakan warga dari 40 kelurahan di Solo menampilkan keberagaman suku, agama, ras, dan golongan yang dapat hidup berdampingan dalam damai di Solo. Sejumlah peserta, misalnya, mengenakan pakaian tradisional dari sejumlah daerah. Selain itu, ada juga peserta yang mengenakan pakaian yang menggambarkan umat beragama yang berbeda. Sejumlah peserta lain menampilkan seni hadrah dan wushu.

Parade dimulai dari Stadion Sriwedari menuju pusat acara di depan Restoran Diamond di Jalan Slamet Riyadi. Acara juga diisi doa lintas iman dan pelepasan burung merpati. Perayaan HUT ke -7 hari bebas kendaraan atau car free day (CFD) ini juga diadakan di lokasi hari bebas kendaraan di Jalan Juanda.

KOMPAS/ERWIN EDHI PRASETYA

Suasana Parade Kebinekaan yang diadakan dalam rangka ulang tahun ke-7 hari bebas kendaraan di Solo di Jalan Slamet Riyadi, Solo, Jawa Tengah, Minggu (21/5).

Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo mengatakan, tema "Merajut Semangat Kebersamaan dalam Kebinekaan" merupakan gambaran nyata kegiatan hari bebas kendaraan yang rutin digelar setiap hari Minggu pagi pukul 06.00-09.00 di Jalan Slamet Riyadi dari Purwosari hingga Gladak. Dalam kegiatan CFD tersebut masyarakat dari beragam suku, agama, ras, dan golongan berbaur menjadi satu untuk berolahraga, bersantai, menikmati udara segar tanpa polusi kendaraan bermotor, ataupun menikmati kuliner.

“CFD ini ibarat rumah besar NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia), isinya bermacam suku, agama, ras, golongan. Di sinilah kita merajut kebinekaan,” katanya.

Rudi mengingatkan, semangat merajut kebinekaan tersebut harus dijaga dan dipupuk bersama. Dengan demikian, Kota Solo tetap aman dan nyaman ditinggali dan dikunjungi siapa pun.

KOMPAS/ERWIN EDHI PRASETYA

Peserta Parade Kebinekaan dari Kelurahan Baluwarti, Solo, mengenakan busana tari Jawa. Parade ini diadakan dalam rangka ulang tahun ke-7 hari bebas kendaraan di Solo di Jalan Slamet Riyadi, Solo, Jawa Tengah, Minggu (21/5).

Kepala Dinas Perhubungan Solo Hari Prihatno menambahkan, tema tersebut dipilih untuk menekankan kembali pentingnya semangat kebersamaan dan kebinekaan dalam keutuhan NKRI. HUT CFD juga disemarakkan dengan senam massal dan menyanyikan lagu-lagu nasional perjuangan. Kegiatan CFD di Solo digelar oleh Dinas Perhubungan Solo.