TEHERAN, SABTU — Presiden Iran Hassan Rouhani (68), Sabtu (20/5), memenangi kembali pemilihan presiden di Iran dengan selisih suara yang cukup jauh. Petahana yang merupakan ulama Iran moderat ini memperoleh suara sebesar 57 persen, sedangkan rival utamanya dari kubu garis keras, Ebrahim Raisi, hanya memperoleh 38 persen suara.
Agenda yang akan dijalankan Rouhani antara lain meningkatkan kebebasan. Selain itu, Rouhani menghendaki Iran lebih terbuka agar memiliki pengaruh lebih besar di dunia yang lebih luas.
Setelah Rouhani terlihat hampir memenangi pilpres yang diselenggarakan pada hari Jumat (19/5) itu, sejumlah perempuan pengemudi mobil mengacung- acungkan dua jari sebagai tanda victory atau kemenangan. Mereka juga menyalakan lampu kendaraan di jalan tol di Teheran, ibu kota Iran.
Narges (43), pemilik salon, mengatakan, "Kami menang lagi. Kami berhasil mengirim Raisi ke Mashhad". Mashhad adalah kota asal Raisi yang terletak di Iran timur laut.
Narges mengaku menghabiskan waktu selama tiga jam di luar ruangan untuk menunggu giliran memberikan suara di tempat pemungutan suara. "Namun, semua itu sudah terbayar," katanya.
Menteri Luar Negeri Iran Abdolreza Rahmani Fazli mengumumkan hasil pemungutan suara dalam konferensi pers yang disiarkan televisi. Pengumuman disampaikan berdasarkan perhitungan atas 99 persen suara yang telah masuk.
Fazli mengatakan, Rouhani mengumpulkan 23,5 juta suara dari 41,2 juta surat suara yang masuk. Adapun jumlah penduduk yang memiliki hak pilih tercatat 56,4 juta orang. Dengan demikian, persentase pemilih mencapai 73 persen.
Pada tahun 2013, Rouhani memenangi pemilu presiden Iran dengan perolehan suara hampir 51 persen.
Figur kedua
Presiden Iran adalah figur kedua paling berkuasa dalam sistem politik di Iran. Dia adalah bawahan dari pemimpin tertinggi Iran. Adapun pemimpin tertinggi Irang dipilih oleh panel ulama dan memiliki hak untuk memberikan keputusan terakhir atas persoalan yang dihadapi negara.
Pada hari Jumat, petugas pemilihan berulang kali memperpanjang waktu pemungutan suara hingga tengah malam untuk mengakomodasi antrean panjang para pemilih yang telah menunggu berjam-jam untuk memberikan suara. Analisis politik menyebutkan, jumlah pemilih yang besar menguntungkan Rouhani.
Pemungutan suara tak ubahnya referendum atas kebijakan politik Rouhani yang lebih moderat. Kebijakan ini membuka jalan bagi kesepakatan nuklir 2015 yang membantu Iran lepas dari sejumlah sanksi sebagai ganti atas pembatasan program nuklir negara itu.
Rouhani dinilai merupakan harapan untuk mewujudkan Iran yang lebih bebas dan terbuka, serta lebih baik dalam menjalin hubungan dengan dunia luar.
(AP/AFP/LOK)
Editor:
Bagikan
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
Tlp.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.