TEHERAN, MINGGU — Puluhan ribu pendukung calon presiden petahana Hassan Rouhani turun ke jalan-jalan hingga Sabtu (20/5) malam untuk merayakan kemenangan Rouhani dalam pemilihan umum presiden Iran. Ini pemandangan yang jarang terlihat di negeri tersebut. Bagi kebanyakan warga Iran, momentum itu merupakan kesempatan untuk menghirup napas lega setelah mengalami masa-masa kampanye yang diwarnai persaingan sengit antara kubu reformis dan konservatif.
"Saya gembira dan sedikit lega setelah sebulan mengalami stres," kata Afshin (27), warga Teheran, yang bergabung dalam massa pendukung Rouhani di Alun-alun Vali Asr, Teheran.
Rouhani-kandidat kubu reformis-moderat-memenangi pemilu presiden sekaligus memperpanjang masa jabatan untuk periode kedua dengan mengalahkan pesaing kuat dari kubu konservatif, Ebrahim Raisi. Ia meraup sekitar 57 persen suara dalam pemilu dengan angka partisipasi pemilih mencapai 73 persen.
Di hampir seluruh wilayah Iran, muda-mudi turun ke jalan-jalan hingga Minggu dini hari. Mereka menari dan menyanyi bersama-sama, memanfaatkan ajang pesta demokrasi yang hanya berlangsung empat tahun sekali.
Selain mengenakan atribut berwarna ungu, mereka juga menggunakan atribut warna hijau, warna khas kelompok reformis, Gerakan Hijau, yang ditekan menyusul unjuk rasa besar-besaran tahun 2009. "Ya Hossein, Mir Hossein," teriak massa di Alun-alun Vali Asr, Teheran, merujuk pada nama pemimpin reformis di negeri itu, Mir Hossein Mousavi, yang menjalani tahanan rumah sejak 2011.
Sebagian massa mengangkat poster mantan Presiden Mohammad Khatami, yang juga dicekal tidak boleh tampil di media-media Iran karena mendukung Gerakan Hijau. Dalam pilpres kali ini, Mousavi dan Khatami secara terbuka menyatakan dukungan kepada Rouhani.
"Saya sangat gembira karena saya telah mencapai apa yang saya inginkan, yang bukan tertuju pada Bapak Rouhani saja, melainkan pada jalan reformasi, kebebasan, dan kemajuan," ujar Pegah (25), warga setempat.
Terkait hasil pilpres, Minggu kemarin, Ebrahim Raisi mengecam sejumlah pelanggaran saat pemungutan suara, Jumat lalu. Ia menuntut digelar penyelidikan atas berbagai pelanggaran itu.
Dalam suratnya kepada Dewan Garda, yang memantau pelaksanaan pemilu, seperti dilaporkan kantor berita Fars, Raisi menyerukan adanya investigasi atas beberapa pelanggaran sebelum dan selama pelaksanaan pemilu. Fars menyebutkan, Raisi telah mengirim ratusan halaman dokumen yang mendukung pernyataannya.
"Saya tidak bisa diam melihat ketidakadilan yang dilakukan melawan hak-hak rakyat," kata Raisi dalam suratnya.
Protes kubu konservatif tersebut bahkan telah disampaikan sebelum pemungutan suara ditutup, Jumat malam.
Menang di Teheran
Tidak hanya memenangi kursi presiden, kubu reformis Iran juga menyapu keseluruhan 21 kursi dewan kota di ibu kota Teheran dalam pemilu yang digelar bersamaan dengan pilpres, Jumat lalu. Demikian dilaporkan media Iran, Minggu.
Pada pemungutan suara, Jumat lalu, para pemilih di Teheran juga memilih 21 anggota dewan kota. Ke-21 kursi dewan kota itu disapu bersih oleh para kandidat dari kubu reformis-moderat.
Di posisi teratas terdapat nama Mohsen Hashemi, putra salah satu pendiri negara Republik Islam Iran, Akbar Hashemi Rafsanjani, yang meninggal pada Januari lalu. Kemenangan kubu reformis di ibu kota Teheran atas kubu konservatif itu merupakan yang pertama kali dalam 14 tahun terakhir.
Dewan kota yang terbentuk akan memilih wali kota Teheran yang baru dalam rentang 45 hari setelah pengumuman hasil pemilu dewan kota. (AFP/SAM)
Editor:
Bagikan
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
Tlp.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.