"Blaugrana" Mencari "Obat Penawar"

MADRID, JUMAT — Barcelona menyambut final Piala Raja Spanyol atau Copa del Rey kontra Deportivo Alaves, Minggu (28/5) pukul 02.30 WIB, dengan motivasi tinggi. Raihan trofi Piala Raja ke-29 di Kota Madrid bisa menjadi "obat penawar" kekecewaan musim ini serta kado perpisahan untuk Manajer Luis Enrique. Laga final di Stadion Vicente Calderon, Madrid, bakal menjadi laga terakhir Enrique bersama "Blaugrana". Enrique, yang telah memberikan Barca total delapan trofi selama tiga musim terakhir, telah memutuskan pergi pada akhir musim ini. Enrique disebut-sebut sebagai pelatih terbaik Barca dalam dua dekade terakhir setelah Pep Guardiola. Namun, setelah meraih treble (tiga gelar semusim) di 2015, prestasi Barca terus menurun. Musim lalu, Blaugrana gagal mempertahankan trofi Liga Champions dan finis dengan trofi ganda, Liga Spanyol dan Piala Raja. Lalu, musim ini, mereka tersingkir dini di Liga Champions dan kehilangan trofi Liga Spanyol dari Real Madrid. Piala Raja pun tak ayal menjadi asa terakhir Barca menutup musim ini dengan "kepala tegak" dan memberikan perpisahan laik bagi Enrique. Perjalanan Barca musim ini sebetulnya tidaklah terlalu buruk. Mereka menorehkan 116 gol di Liga Spanyol musim ini. Itu rekor gol semusim terbanyak mereka sepanjang sejarah. Namun, inkonsistensi penampilan, terutama dari pemain bertahan serta pelapis, membuat mereka gagal mengulang prestasi di 2015."Meskipun prestasi kami dari kacamata jumlah gelar tidak terlalu baik dari sebelumnya, masih ada trofi penting (Piala Raja) yang akan dipertaruhkan. Trofi ini memungkinkan kami mampu mengakhiri musim ini dengan bangga," ujar kapten Barca, Andres Iniesta, menyambut laga final itu. Mengalahkan Alaves di Calderon, markas Atletico Madrid, akan menjadi prestasi istimewa bagi Blaugrana. Itu trofi Piala Raja ketiga beruntun mereka sejak 2015. Terakhir kali mereka meraih hattrick Piala Raja adalah pada 1951-1953, yaitu ketika masih diasuh Ferdinand Daucik."Laga final, Sabtu (waktu setempat), menawarkan kami peluang untuk menambah trofi baru ke museum. Ini bagus untuk kami. Musim ini belum benar-benar berakhir," kata Gerard Pique, bek Barca, penuh semangat. Mengingat kuatnya tradisi sejarah, motivasi, dan ambisi, Barca jelas lebih diunggulkan ketimbang Alaves. Hanya saja, Barca tidak akan diperkuat salah satu striker terbaiknya, Luis Suarez. Striker asal Uruguay itu harus absen akibat kartu merah di laga semifinal kontra Atletico. Selain itu, striker yang telah mengemas 37 gol untuk Blaugrana sepanjang musim ini juga tengah cedera hamstring. Selain Suarez, gelandang Sergi Roberto juga harus absen akibat skorsing kartu merah. Beruntung, pemain serba-bisa, Aleix Vidal, pulih dua bulan lebih cepat dari jadwal dan sudah berlatih lagi. Absennya Suarez menjadi kesempatan bagi Paco Alcacer untuk membuktikan diri laik berada di Blaugrana. Sejak diboyong seharga 30 juta euro atau Rp 446 miliar dari Valencia musim panas lalu, striker 23 tahun itu belum banyak berkontribusi untuk Barca. Ia baru mencetak tujuh gol sejauh ini. Di lain pihak, Alaves bukan tim yang bisa dipandang sebelah mata. Mereka punya Mauricio Pellegrino, pelatih yang mengenal Barca dan Enrique. Pellegrino adalah rekan satu tim Enrique di Barca pada akhir 1990-an. Gaya melatih mereka pun mirip.Namun, dipastikan tidak ada nostalgia mesra di antara kedua pelatih itu di Vicente Calderon. Pellegrino ingin kembali memberi derita bagi Enrique demi trofi pertama Piala Raja untuk Alaves. Pellegrino pernah mengalahkan Barca di Camp Nou, September lalu. Adapun Enrique bertekad membalaskan dendam itu demi perpisahan yang pantas di Calderon. (AFP/Reuters/JON)