Pangdam Pattimura Beri Penghargaan kepada Anggota Polri
Oleh
Frans Pati Herin
·2 menit baca
AMBON, KOMPAS — Panglima Komando Daerah Militer XVI Pattimura Mayor Jenderal TNI Doni Monardo memberikan penghargaan kepada tiga anggota Polri atas sinergi mereka bersama TNI. Sinergi itu sebagai bentuk kekompakan TNI dan Polri dalam mendukung pembangunan di Maluku.
Tiga anggota Polri dimaksud adalah Komisaris Besar Irwan Ramaini selaku Direktur Sabhara Polda Maluku atas kerja sama dengan TNI mengamankan kegiatan masyarakat di Kota Ambon, Ajun Komisaris Ahmad H Saleh selaku komandan Brimob yang terlibat dalam pengamanan lokasi tambang liar Gunung Botak di Pulau Buru, dan Brigadir Ahmad S Latulamamina yang bekerja sama dalam kegiatan TNI di Desa Letwaru, Kabupaten Maluku Tengah.
Doni menyerahkan piagam penghargaan itu dalam acara Buka Puasa Bersama TNI-Polri dengan Pemerintah Provinsi Maluku dan Masyarakat di kediaman Pangdam Pattimura di Ambon, Sabtu malam. Turut menyaksikan Gubernur Maluku Said Assagaff dan Kapolda Maluku Inspektur Jenderal Deden Juhara.
Menurut Doni, kekompakan TNI dan Polri untuk menjaga keamanan turut membantu pemerintah daerah dalam menjalankan roda pembangunan. Sejak memimpin Kodam Pattimura pada Agustus 2015, Doni kerap melibatkan Polri dalam sejumlah kegiatan. Para anggota pun diingatkan untuk menjaga harmoni.
Selama kurun waktu itu pula tidak ada gesekan yang menonjol antara anggota TNI dan Polri. ”Maluku punya pengalaman masa lalu yang kelam dan potensi itu masih ada. Salah satu kunci Maluku tetap aman adalah kekompakan aparat keamanan,” katanya.
Hubungan mesra TNI dan Polri diapresiasi Said Assagaff. ”Terima kasih Pak Pangdam,” ujarnya. Hal senada disampaikan Deden Juhara yang baru lebih kurang satu bulan memimpin Polda Maluku.
Dalam kesempatan itu, Doni juga mengundang sejumlah tokoh masyarakat dan tokoh agama. Hadir mantan Panglima Laskar Front Pembela Islam Maluku Jumu Tuani dan mantan Sekretaris Front Kedaulatan Maluku Republik Maluku Selatan Mozes Tuwanakotta. Kedua tokoh itu berperan penting ketika konflik sosial di Maluku belasan tahun silam.