HMAS Perth (I), Bangkai Kapal Perang Australia yang Nyaris Habis Dijarah Tukang Loak
Oleh
Aloysius Budi Kurniawan
·3 menit baca
Tanggal 28 Februari 1942, kapal perang Australia HMAS Perth (I) tenggelam di barat Teluk Banten setelah tertembak terpedo kapal perang Kekaisaran Jepang dalam sebuah pertempuran sengit di Selat Sunda. Setelah 75 tahun berlalu, bangkai kapal perang itu sekarang nyaris lenyap karena 60 persen materialnya habis dicuri para penjarah besi tua.
Kondisi terakhir HMAS Perth (I) terpantau setelah para arkeolog bawah air dari Australian National Maritime Museum (ANMM) dan Pusat Penelitian Arkeologi Nasional (Puslit Arkenas) melakukan penyelaman pada tanggal 14-17 Mei 2017 di lokasi tenggelamnya kapal tersebut. ”Kami hanya menemukan bagian haluan sampai ruang mesin. Bagian yang lainnya sudah habis dipotong-potong dan dijarah orang-orang yang tak bertanggung jawab,” kata arkeolog bawah air Puslit Arkenas, Shinatria Adhityatama, Kamis (8/6), di Jakarta.
Aksi penjarahan terhadap HMAS Perth (I) pertama kali dilaporkan para penyelam yang tengah berlibur di sekitar Teluk Banten 2013. Berangkat dari laporan itu, pada 2016 ANMM bersama Puslit Arkenas kemudian melakukan penelitian mendalam dan menemukan bahwa peninggalan bawah air tersebut benar-benar rusak parah.
Bagi Pemerintah Australia, artefak bangkai kapal HMAS Perth (1) sangat berharga dan bersejarah karena kapal tersebut menjadi ”makam massal” atau tempat peristirahatan terakhir bagi 357 jiwa tentara Australia yang gugur dalam Pertempuran Selat Sunda, pertempuran sengit kapal-kapal perang Sekutu melawan Angkatan Laut Kekaisaran Jepang, pada 28 Februari 1942. Sementara itu, bagi Indonesia sendiri, kapal tersebut merupakan salah satu cagar budaya bawah laut yang harus dilindungi karena memiliki nilai sejarah.
Awal tahun ini, Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull dan Presiden RI Joko Widodo menyampaikan seruan bersama peringatan 75 tahun tenggelamnya HMAS Perth (I) dan berkomitmen bersama untuk memperkuat kerja sama perlindungan cagar budaya bawah laut dengan memperkuat kebijakan nasional, hukum, dan regulasi.
Pertempuran Laut Jawa
Tenggelamnya HMAS Perth (I) merupakan salah satu tragedi rangkaian Pertempuran Laut Jawa (Battle of Java Sea) yang berlangsung 27 Februari-1 Maret 1942. Pertempuran ini adalah salah satu pertempuran laut terbesar dalam Perang Dunia II yang menewaskan sekitar 2.300 tentara Sekutu dan menenggelamkan sejumlah kapal perang utama. Namun, sisa-sisa pertempuran itu kini terbengkalai.
Armada gabungan Amerika Serikat, Inggris, Belanda, dan Australia (ABDA), 75 tahun silam, bertempur sengit melawan AL Kekaisaran Jepang (Kaigun) di perairan sebelah utara Surabaya dan Pulau Bawean, Jawa Timur. Pertempuran ini kemudian berlanjut hingga ke perairan Selat Sunda di Teluk Banten.
Dalam pertempuran tahap pertama di dekat Bawean, Belanda kehilangan kapal penjelajah ringan (light cruiser) HNLMS Java, HNLMS De Ruyter, dan kapal perusak HNLMS Kortenaer. Inggris kehilangan 1 kapal penjelajah berat (heavy cruiser), HMS Exeter, dan 3 kapal perusak, yakni HMS Jupiter, HMS Encounter, dan HMS Electra. Sementara AS kehilangan 4 kapal perusaknya, yakni USS Alden, USS John D Edwards, USS John D Ford, dan USS Paul Jones.
Pada tahap akhir pertempuran di Teluk Banten, 28 Februari 1942, kapal penjelajah kebanggaan Angkatan Laut AS, USS Houston, ditenggelamkan bersama kapal penjelajah Australia, HMAS Perth. Satu kapal selam AS, USS Perch, juga ditenggelamkan di dekat Surabaya pada 3 Maret 1942.
Kapal Angkatan Laut Australia itu disebut dengan HMAS Perth (I) karena dia adalah satu dari dua kapal Australia yang diberi nama Perth. Menurut laman resmi Royal Australian Navy (www.navy.gov.au), kapal penjelajah ringan ini tadinya dibuat untuk Angkatan Laut Inggris (Royal Navy) dengan nama HMS Amphion dan mulai dioperasikan pada tahun 1936. Kapal itu kemudian diserahkan kepada Angkatan Laut Australia dan diberi nama sesuai nama kota di Australia Barat, Perth, pada tahun 1939.
Kapal tersebut memiliki panjang 169 meter dengan berat kotor (displacement) 6.830 ton. Kapal perang ini dilengkapi 8 meriam 6 inci, 8 meriam 4 inci, dan 8 meriam ringan, ditambah 8 tabung peluncur torpedo. (ABK/DHF)
Editor:
Bagikan
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
Tlp.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.