logo Kompas.id
Lain-lainTNI Jalankan Perintah Presiden...
Iklan

TNI Jalankan Perintah Presiden Jokowi

Oleh
· 3 menit baca

JAKARTA, KOMPAS — Tentara Nasional Indonesia siap menjalankan perintah Presiden Joko Widodo agar Pancasila sebagai ideologi negara diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Terlebih Tentara Nasional Indonesia menilai, potensi perpecahan bangsa saat ini masih ada, setidaknya jika melihat dinamika di media sosial.Dalam waktu dekat, sebagai bagian dari menjalankan perintah Presiden, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo menuturkan, TNI mengagendakan menggelar Gerakan 171717 pada perayaan kemerdekaan ke-72 RI. Gatot mengatakan, kegiatan ini bertujuan menyatukan berbagai perbedaan yang ada di masyarakat, terutama yang berkaitan dengan kepercayaan keagamaan.Gatot mengatakan, Gerakan 171717 akan dilaksanakan pada 17 Agustus 2017 tepat pukul 17.00 hingga pukul 18.00 di semua unsur tugas TNI mulai pusat hingga kewilayahan, seperti komando daerah militer, komando rayon militer, pangkalan angkatan udara, dan pangkalan angkatan laut. Dalam gerakan tersebut, ujarnya, semua anggota TNI akan melakukan kegiatan doa bersama sesuai dengan agama masing-masing. Gerakan tersebut akan mengikutsertakan masyarakat."Gerakan itu merupakan bentuk kami menjalankan perintah Presiden Joko Widodo untuk mengaplikasikan Pancasila. Kami akan mulai pada 17 Agustus untuk menjalankan sila pertama, yakni Ketuhanan Yang Maha Esa," ujar Gatot seusai buka puasa bersama dengan media, Senin (12/6), di Jakarta.Menurut Gatot, perpecahan marak di antara saudara sebangsa saat ini jelas terlihat di media sosial. Bahkan, ia mengategorikan kondisi media sosial di Indonesia sudah mencemaskan karena penyebaran hoaks dan provokasi yang semakin masif dan sulit dibendung. Oleh karena itu, Gatot berharap media arus utama mengambil peran untuk terus mendinginkan suasana kebangsaan.Lebih lanjut, Gatot menekankan, gerakan 171717 yang digagas TNI dimaksudkan untuk mengikis perseteruan yang diakibatkan oleh perbedaan kepercayaan. Apa pun agama dan kepercayaan yang dianut, ujarnya, warga Indonesia memiliki tanggung jawab bersama untuk menjaga persatuan bangsa. Alhasil, bangsa Indonesia tidak terjerumus ke dalam pusaran konflik bersaudara seperti yang terjadi di sejumlah negara Timur Tengah.Sementara itu di Cirebon, Jawa Barat, Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono menyatakan, partainya siap menjaga Pancasila dan kebinekaan di Tanah Air. Beberapa bulan terakhir, ujar Yudhoyono, bangsa ini menghadapi masalah mendasar, yakni melemahnya kerukunan sebagai bangsa majemuk. "Tiba-tiba terbangun tembok pemisah di antara kita. Ada sikap saling membenci. Mengapa ini terjadi?" ujarnya.Yudhoyono berharap pemerintah, termasuk Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila (UKP-PIP) yang baru dibentuk, bisa mendekati semua elemen masyarakat. Tokoh agama dan pemerintah daerah juga perlu bergerak menjaga kebinekaan dan Pancasila. Jika ada pelanggaran hukum dan undang-undang, Yudhoyono menegaskan harus ditindak secara adil. "Kegiatan UKP-PIP ini harus benar-benar mendekatkan kita, bukan memisahkan. Caranya? Lakukan pendekatan persuasif dan dialog," kata Yudhoyono. (SAN/IKI)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000