Sistem Satu Arah Diberlakukan di Tol Bawen-Salatiga
Oleh
KARINA ISNA IRAWAN
·3 menit baca
SEMARANG, KOMPAS — Kepolisian menyiapkan skenario rekayasa lalu lintas untuk mengatasi kemacetan di jalur penghubung antara pantai utara Jawa dan jalur selatan Jawa Tengah. Kemacetan diantisipasi dengan memberlakukan sistem satu arah di ruas Tol Bawen-Salatiga sepanjang 17,6 kilometer.
Kepala Korps Lalu Lintas Polri Inspektur Jenderal Royke Lumowa, Kamis (15/6), mengatakan, jalan tol fungsional Bawen-Salatiga dapat mengurangi potensi kemacetan pemudik arah Kota Salatiga. Pada Lebaran tahun lalu, kemacetan panjang terjadi di Kota Salatiga dan Lingkar Selatan Salatiga. Nantinya, Tol Bawen-Salatiga diberlakukan sistem satu arah mulai tujuh hari sebelum Lebaran (H-7) hingga H+7.
”Jalan tol itu hanya boleh dilalui mobil golongan I. Bus atau truk akan diarahkan keluar Pintu Tol Bawen,” kata Royke seusai meninjau Tol Bawen-Salatiga di Semarang, Kamis.
Saat masa mudik, jalur akan difungsikan satu arah menuju pintu keluar Tol Salatiga. Hanya pemudik tujuan Boyolali, Solo, dan Sragen yang akan melintasi tol itu. Adapun pemudik tujuan Bawen, Salatiga, dan Yogyakarta keluar di Pintu Tol Bawen. Pemudik diarahkan ke jalan lingkar selatan Salatiga menuju jalan Semarang-Solo.
Royke mengatakan, Tol Bawen-Salatiga akan dibuka secara fungsional pada Senin (19/6). Pemudik tidak perlu khawatir karena jalan tol sudah dilengkapi tempat rehat meski kondisinya darurat. Tempat rehat seluas 2 hektar tersebut dapat menampung sekitar 150 kendaraan golongan I. Selain itu, tempat rehat juga dilengkapi tenda-tenda untuk beristirahat, mushala, dan toilet.
Macet di Tingkir
Sebelumnya, Kepala Kepolisian Daerah Jawa Tengah Inspektur Jenderal Condro Kirono mengatakan, kemacetan diperkirakan tetap terjadi di Tingkir, pintu keluar Tol Bawen-Salatiga, karena penyempitan jalan. Rekayasa lalu lintas dengan memberlakukan sistem satu arah dari pintu tol menuju Terminal Tingkir sepanjang 2 kilometer (km). Adapun pengendara yang akan menuju Suruh diarahkan melalui Jalan Senjoyo ke arah Kota Salatiga. ”Polisi akan berjaga setiap 100 meter,” kata Condro.
Menurut Condro, potensi kecelakaan di Tol Bawen-Salatiga cukup besar. Selain kecepatan maksimal bisa 80 km per jam, kontur jalan yang menanjak dan menurun panjang cukup membahayakan. Pemandangan alam yang indah di sepanjang tol 17,6 km juga dapat mengurangi konsentrasi pengemudi.
Direktur Teknik dan Operasi PT Trans Marga Jateng (TMJ), sekaligus penanggung jawab proyek, Ali Zainal Abidin, mengatakan, selama H-7 hingga H+7, tarif Tol Bawen-Salatiga digratiskan. Setelah dibuka secara fungsional, tol akan kembali ditutup untuk uji kelaikan. ”Tol kembali dibuka paling lambat akhir Juli dan sudah berbayar,” kata Ali.
Ali mengatakan, tarif tol yang akan ditetapkan berkisar Rp 700-Rp 800 per km. Namun, besaran tarif itu belum pasti, tergantung keputusan dari Badan Pengelola Jalan Tol (BPTJ). Tarif cukup tinggi karena PT TMJ butuh investasi besar untuk perawatan khusus di lokasi yang rentan pergerakan tanah.