Tentara Turki telah tiba di Qatar. Kedua negara mengadakan latihan perang bersama saat krisis diplomatik di Teluk memasuki minggu ketiga.
Oleh
A Tomy Trinugroho
·2 menit baca
DOHA, SENIN — Kementerian Pertahanan Qatar, Senin (19/6), menyatakan pasukan Turki sudah tiba di Doha untuk ambil bagian dalam latihan gabungan. Latihan bersama tersebut berlangsung sejak Minggu lalu di kamp Tariq bin Ziyad di Doha.
Menurut Pemerintah Qatar, latihan bersama tersebut bertujuan meningkatkan efisiensi Turki dan Qatar dalam mempersiapkan operasi gabungan melawan ektremisme ataupun terorisme, demikian pula dalam operasi-operasi menjaga perdamaian sebelum dan sesudah operasi militer. Pernyataan Pemerintah Qatar menjelaskan pula bahwa latihan gabungan ”sudah direncanakan sejak lama”.
Pengumuman Qatar ini disampaikan saat krisis diplomatik di kawasan Teluk memasuki minggu ketiga. Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Bahrain, Mesir, dan sejumlah negara lain memutus hubungan diplomatik dengan Qatar. Doha dituduh mendukung kelompok-kelompok yang termasuk dalam kategori teroris. Pemerintah Qatar menolak tuduhan ini.
Parlemen Turki pada 7 Juni mengesahkan undang-undang yang memungkinkan pasukan mereka dikerahkan ke pangkalan militer di Qatar. Pengesahan dilakukan hanya berselang dua hari setelah pemutusan hubungan diplomatik dilakukan oleh Arab Saudi bersama sekutu-sekutunya terhadap Qatar.
Kunjungi Arab Saudi
Senin (19/6), Perdana Menteri Irak Haider al-Abadi bertolak ke Arab Saudi. Perjalanan ini merupakan bagian awal dari turnya di kawasan Timur Tengah yang menurut rencana juga ditandai dengan kunjungan ke Iran dan Kuwait. Hal ini dilakukan Abadi, antara lain, dalam upaya mendorong rekonsiliasi di kawasan.
Khusus untuk kunjungan ke Riyadh, PM Irak membawa misi mempromosikan rekonsiliasi antara Arab Saudi yang didominasi Sunni dan Irak yang mayoritas penduduknya adalah Syiah. Abadi sebenarnya dijadwalkan mengunjungi Riyadh pada pekan lalu. Namun, ia terpaksa menunda rencana itu guna menghindari kesan Irak memihak salah satu kubu dalam ketegangan diplomatik antara Qatar dan sejumlah negara Teluk lain.
”Kami tidak ingin menjadi salah satu bagian dari poros yang ada,” ujar Abadi saat meninggalkan Baghdad. (AFP/AP/REUTERS)