MUARA SABAK, KOMPAS — Kelangkaan dan mahalnya garam di perkampungan laut di Kecamatan Kuala Jambi, Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Jambi, sejak dua pekan terakhir berimbas pada harga bahan baku ikan asin. Terjadi penurunan harga bahan baku ikan asin sehingga merugikan nelayan.
Harga ikan gulama yang menjadi bahan baku ikan asin setempat biasanya Rp 4.000 per kilogram. Namun, sejak harga garam naik, harga ikan gulama tertekan. Penurunan harga terjadi karena pembuat ikan asin menekan harga pembelian bahan baku ikan asin dari para nelayan.
”Sekarang ini, ikan itu hanya dihargai Rp 2.500 hingga Rp 3.000 per kilogram,” ujar Beni, nelayan di Kuala Jambi, Jumat (28/7).
Ia menjelaskan, kalangan pengusaha ikan asin yang tersebar di kawasan tersebut menuntut turunnya harga ikan tangkapan nelayan agar usaha mereka dapat tetap bertahan di tengah kondisi mahalnya harga garam. Para pelaku usaha pembuatan ikan asin sudah sebulan ini mengeluhkan harga garam yang melonjak lebih dari 200 persen. Demi menjaga kelangsungan usaha ikan asin, harga bahan baku dihargai rendah.
Kepala Bidang Penguatan Daya Saing Produk Perikanan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Tanjung Jabung Timur Slamet mengatakan, kelangkaan dan mahalnya garam berimbas luas. Produksi sebagian perajin ikan asin turun. Mereka yang mampu bertahan umumnya mengganti penggunaan garam industri non-yodium menjadi garam beryodium yang harganya lebih mahal.