Sasikirana Dance Camp
Sasikirana KoreoLab & Dance Camp 2017 diselenggarakan pada 3-9 September 2017 di NuArt Sculpture Park Bandung. Tahun ini, ”workshop” (lokakarya) tari ini mengambil tema "Afterdance" sebagai acuan para koreografer dan penari untuk berekspresi. Direktur Program Sasikirana KoreoLab & Dance Camp Keni Soeriatmadja menuturkan, para peserta lokakarya diundang secara terbuka dan tertutup. Mereka harus mengikuti sesi seleksi untuk menentukan kelayakan mengikuti lokakarya. Tahun ini, lokakarya akan melibatkan dramaturg Lim How Ngean (Malaysia), koreografer Melanie Lane (Australia), koreografer Eko Supriyanto, Hartati, Iwan Irawan, dan Ali Sukri (Indonesia). Pada puncaknya, Sabtu (9/9), 18 peserta lokakarya akan mementaskan hasil pembelajaran secara intensif itu di NuArt Sculpture Park Bandung.
Konser Teatrikal ”Babe”
Teater Abnon secara khusus mengundang sutradara Agus Noor untuk menangani konser teatrikal ”Babe, Muka Kampung Rejeki Kota” yang akan digelar pada 15-16 September 2017 di Graha Bakti Budaya, Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta. Konser akan berpijak dari biografi seniman multitalenta Benyamin Sueb serta karya-karya musiknya. Produser konser teatrikal ”Babe”, Maudy Koesnaedi, mengatakan, Benyamin Sueb telah memberikan kontribusi yang besar bagi dunia perfilman, musik, dan tradisi Betawi. Sebab itu, 30 lagu akan diperdengarkan saat konser. Penata musik Ifa Fachir akan mengaransemen ulang lagu-lagu karya Benyamin sehingga terasa lebih dekat dengan kehidupan kini. "Benyamin mengajak kita menjalani hidup dengan rasa gembira," kata Agus Noor.
Kolaborasi Korea-Indonesia
Para seniman dari Korea dan Indonesia akan bertemu dan menggelar karya instalasi dalam satu pameran bertajuk ”Korea-Indonesia Media Installation Art Exhibition”. Pameran seniman kedua bangsa akan dibuka pada Kamis (7/9) di Edwin’s Gallery, Kemang. Pada pelaksanaan tahun kelima ini, para seniman disodori tema "Nomadic Traveler", sebuah tema yang kini sedang hidup di kalangan seni kontemporer dunia. Dalam pameran yang digagas Korean Cultural Center ini, delapan seniman akan memberikan kontribusi pemikirannya terhadap tema. Para seniman akan berangkat dari negara asal masing-masing untuk kemudian mengkaji persoalan diaspora bangsa-bangsa dan mempresentasikannya dalam karya seni.