logo Kompas.id
Lain-lainBersama Mengarungi Cakrawala...
Iklan

Bersama Mengarungi Cakrawala Digital

Oleh
· 3 menit baca

Bagai hubungan dua keluarga yang bertetangga, relasi antara Indonesia dan Singapura pun tak selalu mulus. Ada saat hubungan kedua negara menghangat, seperti ketika kabut asap menyerbu sebagian Indonesia dan Singapura. Pada saat lain, keduanya begitu akrab saling membantu.Dalam wawancara tertulis, Duta Besar Singapura untuk Indonesia Anil Kumar Nayar mengatakan, kedekatan kedua negara tampak saat Indonesia membantu pencarian dan penyelamatan yang tak ternilai kepada Singapura menyusul jatuhnya pesawat SilkAir Flight MI185 di Sungai Musi, Palembang, Desember 1997. Sebaliknya, saat tsunami di Samudra Hindia menghantam Aceh tahun 2004, Singapura merupakan negara pertama yang merespons upaya penanggulangan bencana di Aceh dengan mengirim peralatan dan personel militer untuk misi kemanusiaan.Kolaborasi 20 pesawat tempur F-16 Fighting Falcon-10 dioperasikan Angkatan Udara Indonesia dan 10 lainnya dioperasikan AU Singapura-membentuk angka 50 di atas Marina Bay dan disaksikan PM Lee Hsien Loong dan Presiden Joko Widodo, Kamis lalu, adalah ekspresi eratnya kerja sama kedua negara. "Singapura dan Indonesia memiliki hubungan baik berdasarkan landasan saling percaya dan saling menghormati. Pemimpin Singapura dan Indonesia telah mengembangkan hubungan kerja yang kuat satu sama lain di semua tingkat selama 50 tahun terakhir. Mereka terus membangun basis yang kuat ini sehingga warga dari kedua negara terus menikmati kedamaian dan kemakmuran," kata Anil. Tahun ini adalah tahun spesial bagi Singapura dan Indonesia. Kedua negara mengadopsi tagline RISING50-RISING akronim dari "RI-Singapura"-yang mencerminkan aspirasi bersama agar hubungan bilateral kedua negara naik ke level lebih tinggi. Salah satu wujudnya, kesepakatan Presiden Joko Widodo dan PM Lee membuka cakrawala baru dalam kerja sama di bidang ekonomi digital. Mereka menyambut baik pembentukan dua "Launchpads", yakni EV Hive oleh East Ventures dan SGInnovate serta BLOCK71 @ Jakarta oleh NUS Enterprise dan Salim Group. Menurut Anil, platform ini memungkinkan perusahaan pemula dari kedua negara saling terhubung, menghemat biaya, dan meningkatkan bisnis mereka. Inisiatif semacam itu dapat membantu mendukung visi digital 2020 di Indonesia."Kedua pemimpin melihat pentingnya memperkuat ekonomi, khususnya digital ekonomi yang merupakan basis ekonomi masa depan dengan kekuatan utama dalam aplikasi ilmu pengetahuan," kata Denny Abdi, Direktur Asia Tenggara Ditjen Asia Pasifik dan Afrika Kemlu. Kolaborasi itu, menurut Denny, menguntungkan kedua negara. Singapura yang menjadi hub ekonomi digital di kawasan memiliki ruang dan tenaga terbatas, sementara Indonesia memiliki banyak sumber daya manusia berbakat. Jika dua potensi itu dipadukan, inovasi yang dihasilkan sangat luar biasa. Denny merujuk pada pengembangan politeknik di Kendal Industrial Park, Jawa Tengah. Sebagai catatan, menurut Anil. sejak diluncurkan tahun lalu, 32 perusahaan Singapura telah berkomitmen sebagai penyewa dan 41 lainnya tengah menyiapkan diri untuk turut terlibat. Anil mengatakan, total investasi yang dijanjikan adalah 475 juta dollar AS dengan potensi 4.000 pekerjaan di Indonesia. Denny mengatakan, kerja sama itu akan memberi lingkungan yang baik untuk meningkatkan kapasitas anak muda berbakat di Indonesia. "Anak Indonesia diakui memiliki kecakapan dan kecerdasan serta kreativitas tinggi. Ini akan jadi proyek percontohan untuk diterapkan di sejumlah wilayah lain di Indonesia," kata Denny.Harus jeliMeskipun demikian, pemerhati isu internasional Dinna Wisnu mengatakan, Indonesia harus jeli dan berpikir kritis dalam mengelola kerja sama itu. Dinna mengatakan, meskipun memiliki sejarah kerja sama yang baik, kedua negara memiliki cara berpikir berbeda. Singapura yang dibentuk dengan sistem yang begitu rapi dan terprediksi memiliki kecenderungan mekanistik, sedangkan Indonesia cenderung lebih ekliptik.Dalam bidang ekonomi digital, Singapura telah mapan. Saat ini infrastruktur digital Singapura sudah menjadi bagian dari urat nadi ekonomi kawasan. Indonesia harus berhitung betul. Jika tidak cermat, semua pihak akan menjadi bergantung pada Singapura. Indonesia diharapkan mampu melihat kemitraan ini dalam perspektif lebih luas.(B JOSIE SUSILO HARDIANTO/ J WASKITA UTAMA)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000