JAKARTA, KOMPAS — Pulau Sumba, Nusa Tenggara Timur, punya potensi tenaga surya yang melimpah untuk dijadikan tenaga listrik. Dari sejumlah pengukuran menggunakan solar power meter di beberapa titik tertentu di Sumba, tingkat radiasi matahari bisa mencapai 1.100 watt per meter persegi.
Manajer Renewable Energy Service Company (Resco), salah satu mitra program Sumba Iconic Island, Agus Halim mengatakan, dari sejumlah penelitian, tingkat radiasi matahari di Sumba terbilang tinggi dibandingkan dengan sejumlah wilayah lain di Indonesia. Bahkan, di titik tertentu, ada wilayah yang tingkat radiasi mataharinya mencapai 1.300 watt per meter persegi.
”Dengan potensi sebesar itu, Sumba cocok untuk pengembangan pembangkit listrik tenaga surya,” kata Agus saat dijumpai di kantor Resco pekan lalu di Waingapu, Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur.
Kemampuan serap atau daya efektivitas panel tenaga surya yang ada saat ini, lanjut Agus, rata-rata 13-17 persen. Artinya, setiap panel tenaga surya berukuran standar akan menghasilkan 13-17 persen dari tingkat radiasi matahari per meter perseginya. Apabila tingkat radiasi matahari di suatu wilayah mencapai 1.000 watt per meter persegi, satu panel tenaga surya menghasilkan daya listrik 130-170 watt.
Field Project Manager Hivos, salah satu lembaga nirlaba internasional yang salah satunya bergerak di bidang energi terbarukan, Rudi Nadapdap mengatakan, potensi tenaga surya di Sumba mencapai 10 megawatt (MW). Sejak 2012 di Sumba telah terpasang 14.289 panel tenaga surya. Selain tenaga surya, Sumba juga punya potensi tenaga bayu sekitar 10 MW.
”Panel tenaga surya itu, selain untuk pemenuhan pasokan listrik warga, juga untuk menggerakkan mesin pompa air dan mesin pemipil jagung dan padi,” ucap Rudi.
Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Nomor 3051 K/30/MEM/2015 tentang Penetapan Pulau Sumba sebagai Pulau Ikonis Energi Terbarukan memperkuat rencana pemenuhan energi di pulau ini yang seluruhnya dari sumber energi terbarukan pada 2025. Pemanfaatan sumber energi terbarukan di Sumba bertujuan menaikkan rasio elektrifikasi di wilayah tersebut yang masih kurang dari 50 persen.