Belum tentu seorang warga lokal mengenal kota tempat tinggalnya dengan baik. Kota berkembang seiring berjalannya waktu dan terkadang warga pun tidak mengalaminya. Kota Jakarta memang masih jauh dari yang diidolakan dan tidak semua orang tertarik untuk mengunjungi atau mencoba fasilitas-fasilitas barunya. Namun, sebagai warga lokal, alangkah baiknya jika mengenal perubahan-perubahan yang terjadi dalam kota dan mengapresiasinya.
Ira Lathief, pendiri Jakarta Food Traveler, ingin memperkenalkan fasilitas-fasilitas baru di Jakarta dalam tur wisata barunya yang berjudul Wisata Warisan Ahok. Diadakan setiap Sabtu dan Minggu sejak awal September 2017, tur ini dimulai dari Simpang Susun Semanggi ke Masjid Raya KH Hasyim Asy’ari dan Rusunawa Pesakih.
”Banyak warga Jakarta yang masih merasa asing dengan kotanya. Ada yang belum pernah ke Monas atau mencoba naik bus tingkat wisata. Wisata Warisan Ahok bertujuan untuk memperkenalkan Jakarta karena banyak perubahan positif yang saya lihat sejak kepemimpinan Pak Ahok. Ada lebih banyak fasilitas publik dan warga mengapresiasinya,” kata Ira, Minggu (24/9), di Jakarta.
Pada Minggu itu, panitia dan peserta janji bertemu pukul 10.00 di Plaza Semanggi. Biaya tur Rp 50.000 per orang. Setelah semuanya berkumpul, panitia menjelaskan program tur hari itu, disertai perkenalan antara panitia dan peserta.
Sesudah itu, semua anggota kelompok jalan bersama ke bawah Simpang Susun Semanggi dan berfoto bersama di depan monumen yang bertuliskan Semanggi. Di setiap tugu itu dicatat beberapa informasi tentang ikon Jakarta ini, seperti sejarahnya dan maknanya. Jalan layang ini merupakan jalan layang pertama yang dibangun di Indonesia.
Presiden Soekarno mengusulkan pembangunan jalan layang ini pada tahun 1961 untuk mengatasi kemacetan menjelang Asian Games 1962. Menjelang Asian Games tahun depan, Simpang Susun Semanggi diperluas dengan dua jalur penghubung, juga untuk mengatasi kemacetan.
Tur dilanjutkan menuju wilayah Kalideres, Jakarta Barat, dengan bus transjakarta dari Halte Semanggi sampai Halte Pesakih. Di wilayah itu terdapat ikon terbaru di Jakarta Barat, yaitu Masjid Raya KH Hasyim Asy’ari. Masjid dengan luas sekitar 1,7 hektar ini mulai dibangun sejak Presiden Joko Widodo menjadi Gubernur DKI pada 2014 dan diresmikan olehnya pada April lalu.
Meskipun belum 100 persen selesai, masjid sudah dibuka untuk beribadah atau berwisata. Kapasitas masjid dapat memuat lebih dari 8.000 orang. Menurut beberapa petugas keamanan di sana, umat yang beribadah pada perayaan Idul Fitri lalu mencapai 16.000 orang.
Menurut Salbini, petugas keamanan yang tinggal di daerah itu sejak kecil, bagian masjid yang belum selesai adalah tempat parkir, taman, pos keamanan, dan hiasan-hiasan kaligrafi.
Salah satu kuliner khas Kalideres adalah es kopyor. Di sekitar masjid, beberapa pedagang menjualnya. Minuman ini merupakan hidangan penyegar yang tepat saat istirahat setelah melihat-lihat sekeliling kawasan itu.
Tujuan terakhir tur ini adalah Rusunawa Pesakih yang tidak jauh dari Masjid Raya KH Hasyim Asy’ari. Dengan tujuan untuk melepaskan warga dari kekumuhan, rusunawa di Kalideres memiliki beberapa fasilitas yang ramah anak-anak, seperti ruang publik terpadu ramah anak dan perpustakaan. Kisaran harga sewa per bulan Rp 180.000-Rp 280.000 (tanpa listrik).
”Tinggal di sini enaknya sama seperti tempat tinggal saya sebelumnya. Fasilitasnya ada semua. Ada bus transjakarta yang lewat. Pasar dan sekolah pun tidak jauh dari sini. Yang penting niat usahanya ada,” ujar Nana (48), penghuni.
Setelah mengelilingi daerah Rusunawa Pesakih, tur diakhiri dengan makan siang bersama di warung makan. (DD07)
Editor:
Bagikan
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
Tlp.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.