TALLINN, JUMAT -- Presiden Komisi Eropa Jean Claude Juncker menegaskan, Jumat (29/9), butuh "keajaiban" untuk membuat proses perundingan Brexit membuahkan kemajuan di akhir Oktober. Rencananya, pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Uni Eropa di bulan Oktober itulah para pemimpin dari 27 negara Uni Eropa akan memutuskan, apakah perundingan bisa berlanjut ke topik yang dinantikan Inggris, yaitu masa depan hubungan dagang Inggris-UE.
Inggris sejak awal menginginkan agar pembicaraan soal hubungan dagang, termasuk apakah Inggris bisa tetap memiliki akses ke pasar tunggal Eropa, dibicarakan bersama-sama dengan topik lainnya saat ini.
Namun, UE menginginkan agar perundingan fokus pada tiga isu kunci terlebih dahulu, yaitu biaya perceraian yang harus dibayar Inggris, nasib tiga juta warga UE di Inggris, dan soal perbatasan Irlandia Utara. Jika ketiga isu kunci ini sudah jelas, UE baru bersedia berbicara soal masa depan perdagangan.
"Sampai dengan Oktober nyatanya tidak ada kemajuan (perundingan). Saya katakan, tak ada kemajuan yang signifikan mulai saat ini sampai Oktober, kecuali ada keajaiban," kata Juncker.
May bantah
Sebaliknya, Perdana Menteri Inggris Theresa May justru menekankan telah terjadi "kemajuan yang sangat baik" dalam perundingan Brexit putaran keempat yang berakhir kemarin. Pada perundingan itu, Inggris diwakili Menteri David Davis dan UE diwakili Michel Barnier.
"Dalam pidato saya di Firenze, saya telah menguraikan dengan sangat jelas bagaimana kami menjamin hak-hak warga UE di Inggris," kata May.
Pidato May di Firenze, Italia, pekan lalu menyebutkan, Inggris akan menepati komitmen finansial kepada UE, setidaknya dua tahun setelah resmi berpisah pada Maret 2019. Ia juga mengusulkan periode transisi sekitar dua tahun pasca Brexit, agar warga maupun pengusaha bisa beradaptasi terhadap situasi baru.
Dengan pidato itu, May yakin pihaknya telah mengurai kebuntuan perundingan, sehingga pada Oktober mendatang seharusnya perundingan sudah pindah topik ke masalah perdagangan.
Barnier dan Davis menyatakan bahwa pidato May telah memberikan "dinamika baru". Namun, tambah Barnier, itu masih belum cukup. "Kita memiliki pekan yang konstruktif, ya, tetapi kita belum sampai di sana. Butuh beberapa pekan, bahkan beberapa bulan, sampai kita bisa menyatakan bahwa ada kemajuan yang signifikan dalam proses perceraian ini," kata Barnier.
Terkait itu, Ketua Parlemen Eropa Guy Verhofstadt meminta para pemimpin UE menunda keputusan mereka soal kemajuan perundingan Brexit sampai setelah KTT Oktober.
Parlemen Eropa memiliki hak untuk memberikan "kata akhir" terhadap setiap kesepakatan Inggris-UE. Menurut Verhofstadt, parlemen memerlukan waktu sekitar empat sampai lima bulan untuk mendiskusikan kesepakatan UE-Inggris.
"Rakyat kini tak terlalu kritis pada UE. Mereka ingin reformasi, namun tak ingin meninggalkan UE, tak ingin menghancurkannya," kata dia. (AP/AFP/REUTERS)
Editor:
Bagikan
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
Tlp.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.