JAKARTA, KOMPAS — Tidak mudah bagi peserta Liga Kompas Gramedia Panasonic U-14 yang sering kehilangan poin untuk kembali bangkit. Mereka butuh sikap pantang menyerah dan kemauan untuk berlatih keras, setidaknya agar tidak terjebak di zona degradasi.
Garuda Putra Bekasi merupakan salah satu tim yang hingga pekan ke-11 baru mengantongi 6 poin. Mereka hanya menang dua kali dan kalah tujuh kali sehingga terdampar di peringkat ke-15 atau tim kedua dari bawah. Kondisi ini sangat jauh berbeda dengan musim lalu ketika mereka bisa finis di peringkat ketiga.
Dalam tiga pekan terakhir, mereka menderita kekalahan telak. Setelah dikalahkan Siaga Pratama, 0-3, mereka kemudian dilibas ASIOP Apacinti, 0-8, dan pada pekan lalu ditaklukkan Villa 2000, 0-4.
Pelatih Garuda Putra Bekasi Hardi Ardhia Putra, Jumat (27/10), mengatakan, performa timnya musim ini menurun karena tidak lagi memiliki lapangan yang layak sehingga tidak bisa berlatih maksimal. Sejak dua bulan ini, lapangan tempat mereka berlatih sedang direnovasi oleh Pemerintah Kota Bekasi. Renovasi itu diperkirakan membutuhkan waktu hingga satu tahun.
Oleh karena itu, para pemain terpaksa berlatih di sebuah lapangan yang sebetulnya merupakan lahan kosong sebuah pemakaman. ”Sebenarnya tempat itu tidak layak disebut lapangan. Kami sekadar memanfaatkan saja tempat itu yang masih kosong karena belum digunakan,” kata Hardi.
Menurut Hardi, mereka bisa saja mencari lapangan yang lebih layak, tetapi lokasinya rata-rata jauh. Hal itu justru akan menyulitkan para pemain untuk berlatih karena mereka juga banyak kesibukan di sekolah. Para pemain pun hanya punya waktu satu jam pada hari Selasa dan Kamis sore untuk berlatih.
Kini, setelah menelan tiga kekalahan secara beruntun dan terkendala latihannya, skuad Garuda Putra harus menghadapi laga berat lagi pada pekan ke-12, Minggu (29/10), di GOR Ciracas, Jakarta Timur. Mereka bakal melawan Kabomania, tim peringkat kelima klasemen sementara yang belum pernah kalah.
Hardi sadar Kabomania merupakan lawan yang memiliki pertahanan yang sangat solid karena sampai sekarang baru kebobolan tiga gol. Dari sisi produktivitas gol, Kabomania sudah mencetak sebanyak 11 gol. Garuda Putra harus benar-benar mempersiapkan diri.
”Setiap lawan kami anggap tim yang kuat. Kami akan terus berjuang tanpa memedulikan siapa lawannya,” kata Hardi.
Meski ada kendala latihan, Hardi mengajak para pemain untuk terus berusaha. Setiap selesai menjalani laga, ia selalu memotivasi para pemain agar jangan larut dalam kesedihan akibat kalah. Para pemain selalu diingatkan bahwa jalan mereka masih sangat panjang.
Utamakan proses
Semangat untuk terus bangkit juga dilakukan para pemain Talenta Muda FU-15. Sekolah sepak bola yang dikelola mantan pemain tim nasional Firman Utina itu perlahan naik dari dasar klasemen dan kini berada di peringkat ke-13 dengan 6 poin.
”Saya selalu tekankan kepada pemain untuk tidak memikirkan hasil laga. Proses jauh lebih penting,” kata Pelatih Talenta Muda Rici Vauzi. Pola pikir itu sangat penting bagi Talenta Muda yang menjalani debutnya di Liga Kompas Gramedia musim ini.
Apalagi sebagian besar pemain masih berusia 13 tahun sehingga masih bisa berkompetisi lagi pada musim berikutnya. Oleh karena itu, musim pertama ini menjadi proses adaptasi bagi para pemain dan pelatih.
”Satu hal penting lagi, kami tak pernah memarahi para pemain. Jika kalah, kami akan terus kasih semangat agar mereka tidak menyerah,” kata Rici. Model pelatihan itu juga dikomunikasikan dengan orangtua pemain. Dengan demikian, para pemain juga selalu mendapat respons positif dari orangtua.
Sama seperti Garuda Putra, Talenta Muda juga bakal menghadapi tim kuat. Mereka akan bertemu Jakarta Football Academy (JFA) yang sekarang juga belum terkalahkan dan masih memimpin klasemen.
”Ada masalah juga, sih, karena sekitar 8 pemain pada pekan ini mengikuti seleksi prapekan olahraga nasional remaja. Mereka bisa bertanding besok Minggu, tetapi mungkin sedikit lelah,” ujar Rici. Pesan utama dari Rici kepada pemain adalah jangan sampai JFA mencetak gol lebih dulu. (DD14/DEN)