logo Kompas.id
Lain-lainKekurangan Saldo Masih Jadi...
Iklan

Kekurangan Saldo Masih Jadi Kendala di Gerbang Tol

Oleh
· 3 menit baca
Iklan

JAKARTA, KOMPAS — Setelah penerapan transaksi nontunai diberlakukan 100 persen pada 31 Oktober, masalah kekurangan saldo masih ditemui, terutama di jalan tol dengan sistem tertutup dan terintegrasi. Untuk mengatasinya, transaksi tunai dilakukan secara terbatas."Di ruas terbuka dengan tarif flat (mendatar) transaksi nontunai sudah 100 persen. Justru masih ada transaksi tunai di sistem tertutup, seperti Tol Jakarta-Cikampek (Japek). Kalau di sistem tertutup kasusnya adalah saldo kurang," kata Vice President Operation Management PT Jasa Marga (Persero) Tbk Raddy R Lukman, Selasa (31/10), di Jakarta.Jalan tol dengan sistem terbuka memberlakukan tarif merata untuk semua jarak, seperti di Tol Dalam Kota Jakarta atau Tol Jakarta-Tangerang. Adapun tol dengan sistem tertutup menerapkan tarif proporsional sesuai jarak yang ditempuh. Dalam kasus kekurangan saldo, ketika masuk ke jalan tol, data asal gerbang tol pengendara terekam. Kemudian, saat kendaraan keluar, terjadi transaksi berdasarkan data yang terekam. Menurut Raddy, terkait kasus kekurangan saldo, uang yang ada dalam kartu elektronik pengendara tidak cukup untuk membayar di gerbang tol keluar. Kasus kekurangan saldo ini terpantau terjadi antara lain di Tol Japek dan Tol Surabaya-Gempol.Sistem terbuka Pada jalan tol yang menerapkan sistem terbuka dengan tarif merata relatif tidak terjadi kasus kekurangan saldo. Sebab, proses perekaman data dan transaksi dilakukan sekaligus di gerbang tol saat memasuki jalan tol. "Memang belum semua gardu kami siapkan alat untuk isi ulang (top up). Untuk kejadian-kejadian khusus, seperti saldo kurang, itu kami lakukan pengambilan data kendaraan masuk lalu dibayar secara tunai," ujar Raddy. Pihaknya juga berharap perbankan dapat menyediakan mesin penangkap data elektronik (EDC) di gerbang tol dengan sistem tertutup.Menurut Raddy, agar kasus kekurangan saldo tidak terjadi, pengguna tol diharapkan memastikan saldo kartu elektronik mencukupi bagi tarif tol yang hendak ditempuh. Misalnya, untuk tol antara Jakarta hingga Palimanan, saldo minimal yang harus ada di kartu elektronik adalah Rp 150.000. Di sisi lain, penjualan kartu elektronik perdana dengan diskon 100 persen baru terdistribusi sekitar 82 persen. Artinya, masih ada kesempatan bagi pengguna tol membeli kartu tersebut.Selain itu, untuk meminimalisasi hambatan dalam transaksi nontunai di tol, PT Jasa Marga (Persero) Tbk mengganti alat pembaca generasi lama yang proses membaca kartu elektroniknya lambat. Menurut Raddy terdapat 261 alat pembaca yang tersebar di beberapa gardu tol dan akan diganti secara bertahap. Untuk memudahkan penempelan kartu bagi kendaraan selain golongan 1, dipasang juga alat pembaca di gardu tol yang mudah dijangkau pengemudi. Secara terpisah, Kepala Badan Pengatur Jalan Tol Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Herry Trisaputra Zuna mengatakan, tingkat penggunaan uang elektronik per 29 Oktober mencapai 93 persen. Di tol Jabodetabek, mencapai sekitar 97 persen. (NAD)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000