Mi Berbahan Udang Hasil Kreasi Siswa MAN di Lamongan
Oleh
ADI SUCIPTO KISSWARA
·4 menit baca
Dua inovasi siswa Madrasah Aliyah Negeri Lamongan, Jawa Timur, bukan hanya menambahkan keragaman pangan, melainkan juga menjadi solusi olahan makanan yang menyehatkan. Inovasi itu sekaligus merangsang spirit kewirausahaan di kalangan siswa. Mereka membuat kreasi dengan mengolah mi berbahan udang vannamae dan membuat minuman segar dalam kemasan berbahan kelapa muda alias degan.
Di Lamongan, para petambak membudidayakan udang vannamae selain bandeng. Ketersediaan udang vannamae membuat siswa MAN Lamongan berkreasi untuk memberi nilai tambah, sekaligus ingin menyumbang gagasan mewujudkan pola konsumsi pangan yang sehat dan aman. Mereka mengolah udang vannamae itu menjadi mi yang disebut Vannamie.
Udang vannamae mengandung protein tinggi serta fosfor dan lemak rendah sehingga tidak memicu kegemukan (obesitas).
Indah Wahyuningsih, Tiraihana Tsaqifah Phaesaloka, dan Jihan Rafifah Mahdiyyah merupakan tim yang mengkreasikan udang vannamae menjadi Vannamie. Pada Oktober lalu, saat mempraktikkan proses pembuatan Vannamie, Tiraihana menyebutkan udang vannamae mengandung protein tinggi serta fosfor dan lemak rendah sehingga tidak memicu kegemukan (obesitas).
Produk ini tanpa pengawet dan rendah kalsium.
Ketiganya menerapkan extruction technology, yakni penghancuran dan pencampuran bahan menggunakan blender. Tepung terigu, telur, bumbu, dan garam dicampur di dalam baskom, sementara udang vannamae dihaluskan dengan blender.
Udang yang telah halus dicampurkan ke dalam adonan bahan lain, lalu diaduk hingga rata. Setelah diaduk dan dibentuk menjadi bulatan-bulatan kenyal, bahan dimasukkan ke cetakan mi. Setelah berbentuk mi, dimasukkan ke dalam oven dengan suhu 100 derajat celsius selama 20 menit.
Mi dikemas dalam aluminium foil. Mi tersebut dilengkapi dengan bumbu dan udang goreng di dalamnya, dan siap dipasarkan. Ada rasa soto, rendang, ayam, dan rasa orisinal. Harga jualnya Rp 6.000 per bungkus. ”Ini tanpa pengawet dan rendah kalsium,” ujar Indah berpromosi.
Isotonik alami
Selain membuat Vannamie, siswa MAN Lamongan juga membuat minuman isotonik berbahan kelapa muda (degan). Kali ini timnya terdiri dari Ahmad Nur Karim, Putri Indah Lestari, dan Zahratin Nisa’ A’yunin. Mereka berinovasi membuat minuman isotonik degan dalam kemasan botol dan layak dipasarkan, yang disebut Coco Splash Drink.
Minuman menyegarkan itu bisa bertahan 3-5 bulan melalui proses sterilisasi dan pemvakuman bakteri. Ahmad Nur Karim menyebutkan, Coco Splash Drink dalam botol plastik bisa bertahan hingga tiga bulan, sedangkan dalam kemasan botol kaca mampu bertahan lima bulan.
Proses pembuatannya hampir sama dengan membuat es kelapa muda. Gula sebagai pemanis direbus dulu. Air kelapa dan kelapa muda dipanaskan di panci dan dicampur dengan air gula yang dipanaskan sebelumnya. Bahan-bahan itu tinggal dimasukkan ke botol. Selanjutnya, botol berisi bahan-bahan itu dimasukkan ke freezer untuk pengawetan dan mematikan mikroba.
Minuman menyegarkan itu bisa bertahan 3-5 bulan.
Putri menambahkan, keunggulan minuman dalam kemasan ini juga praktis dan bisa dimasukkan ke tas dan bisa diminum kapan saja, terutama saat haus. Apalagi saat kehilangan cairan atau mengalami dehidrasi karena sangat pas. Kelapa selama ini juga dikenal sebagai penetral racun yang masuk ke tubuh.
Harga jual untuk kemasan botol plastik Rp 3.500 per botol, sedangkan harga untuk kemasan botol kaca Rp 5.000. Harga tersebut hampir sama dengan harga es degan di pasaran. ”Kelebihannya, ini siap konsumsi dan kami menggunakan gula asli, bukan pemanis buatan,” kata Putri.
Guru pembimbing Yekti Handayani mengatakan, dari awal mereka membebaskan pelajar untuk mencari produk yang bahan bakunya banyak terdapat di Lamongan dan mudah dikembangkan. Setelah diteliti selama sebulan dan diuji coba oleh guru dan siswa, inovasi itu pun diikutkan lomba.
Kedua produk inovasi itu memenangi lomba OSIS Entrepreneurship Olympiade 2017 di Universitas Islam Negeri Sunan Ampel, Surabaya. Coco Splash Drink terpilih sebagai juara III, sedangkan Vannamie menjadi juara I.
Coco Splash Drink dan Vannamie siap dikembangkan secara masal.
Coco Splash Drink dan Vannamie siap dikembangkan secara massal karena sekolah membantu menguruskan izin industri rumah tangga. Kedua produk itu dikembangkan di rumah orangtua siswa. Produk-produk itu telah dipasarkan melalui koperasi sekolah dan siap diperjualbelikan ke masyarakat secara luas. ”Yang terpenting, ini mendorong jiwa wirausaha siswa,” ujar Yekti.
Para siswa pun telah membuat perkumpulan untuk mewadahi semangat berwirausaha. Wadah itu diberi nama E-gen MANELA, kependekan dari Entrepreneur Generation Madrasah Aliyah Negeri Lamongan.