logo Kompas.id
Lain-lainKupang-Darwin Strategis bagi...
Iklan

Kupang-Darwin Strategis bagi NTT

Oleh
· 3 menit baca

KUPANG, KOMPASRute penerbangan Kupang-Darwin dinilai strategis bagi pembangunan pariwisata, perdagangan, dan pendidikan di Nusa Tenggara Timur. Pemerintah pusat didesak mendukung kerja sama itu.Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Nusa Tenggara Timur (NTT) Paul Liyanto di Kupang, Rabu (8/11), mengatakan, tahun 1997-1999 pada rute Kupang-Darwin sempat beroperasi maskapai penerbangan Merpati, tetapi dihentikan karena alasan keamanan dan jumlah penumpang sedikit. "Kami desak pemerintah pusat segera mendukung penjajakan kerja sama dengan Australia dan Timor Leste. Mereka sudah beberapa kali bertemu dengan Kadin NTT dan pemerintah provinsi. Mereka setuju, tetapi ini menyangkut hubungan luar negeri, pemerintah pusat harus terlibat," kata Liyanto. Ia mengatakan, maskapai penerbangan yang diinginkan pihak Australia hanya Garuda Indonesia. Jika rute ini dibuka, tiga sektor utama bisa dikembangkan, yaitu pariwisata, perdagangan, dan pendidikan. Selama ini jika wisatawan Australia hendak ke NTT, harus melalui Denpasar, baru kemudian ke NTT.Akan lebih efektif jika wisatawan Australia bisa langsung ke Kupang. Sebagian besar turis Australia datang untuk menyelam di Nemberala, Rote Ndao.Dalam hal perdagangan, warga Dili bisa langsung terbang untuk bisnis menuju Kupang, tak perlu lewat darat. Di bidang pendidikan, putra daerah NTT bisa lebih mudah mengakses pendidikan di Australia. "Kadin NTT, Australia, dan Timor Leste sepakat jika rute penerbangan sudah dibuka, akan dilanjutkan dengan kerja sama perdagangan di bidang tertentu yang akan disepakati bersama. Perdagangan ini sangat menguntungkan NTT," kata Liyanto.Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif NTT Marius Jelamu mengatakan, jumlah kunjungan wisatawan ke NTT mencapai 870.000 orang per tahun, 640.000 di antaranya merupakan wisatawan domestik. Wisatawan asing yang datang mayoritas berasal dari Australia, yakni sekitar 75.000 orang per tahun, menyusul China 62.000, Singapura 32.000, dan Malaysia 22.000 orang. Kargo perintis di PapuaDi Papua, program kargo perintis mulai beroperasi sejak sepekan ini. Program perintis itu menggunakan maskapai Dimonim Air. Bupati Yahukimo Abock Busup di Jayapura, Rabu, mengatakan, program kargo perintis dari Kementerian Perhubungan sangat meringankan beban warga yang bermukim di daerah pedalaman di Yahukimo. "Sebelum ada program ini, harga beras di pedalaman Yahukimo mencapai Rp 80.000 per kilogram. Saat ini warga hanya membeli beras seharga Rp 10.000 per kilogram," tuturnya.Ia menambahkan, sebanyak 18 distrik di Yahukimo akan terlayani program pesawat kargo perintis pada tahun depan. "Program ini adalah wujud dari kebijakan tol udara yang dicanangkan Presiden Joko Widodo. Kami optimistis upaya ini telah menekan pembiayaan distribusi barang di pegunungan Papua yang dominan menggunakan pesawat terbang," kata Abock. Kargo perintis itu mengangkut beras, gula, minyak goreng, dan telur dari daerah Timika ke Deikai, ibu kota Yahukimo. Pengangkutan dilakukan melalui sungai kemudian dilanjutkan dengan pesawat Dimonim Air jenis Grand Caravan dengan kapasitas daya angkut 1.300 kilogram.Pesawat itu menyalurkan bahan kebutuhan pokok ke empat distrik di Yahukimo, yaitu Silimo, Korupun, Anggruk, dan Ubahak. (KOR/FLO)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000